Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Selasa, 25 Oktober 2022. Koreksi saham BBCA tersebut terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah tipis.
Mengutip data RTI, saham BBCA merosot 0,56 persen ke posisi Rp 8.850 per saham. Saham BBCA dibuka turun 75 poin ke posisi Rp 8.825 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 8.750 per saham. Total frekuensi perdagangan 13.075 kali dengan volume perdagangan 574.341 saham. Nilai transaksi harian Rp 506,4 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, laju IHSG turun terbatas 0,10 persen hingga penutupan perdagangan sesi pertama ke posisi 7.045,89. Pada sesi pertama,IHSG berada di level tertinggi 7.108,81 dan terendah 7.032,54. Sebanyak 225 saham menguat dan 284 saham melemah. 175 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 827.979 kali dengan volume perdagangan 15,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.562.
Mayoritas sektor saham tertekan. Indeks sektor saham IDXenergy merosot 0,88 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic susut 0,87 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,59 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi terpangkas 0,39 persen, dan indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,23 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,18 persen dan indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,11 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,12 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXproperty menanjak 0,64 persen, dan indeks sektor saham IDXfinance menguat 0,33 persen.
Pada penutupan perdagangan Senin, 24 Oktober 2022, saham BBCA naik 2,89 persen ke posisi Rp 8.900 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.900 dan terendah Rp 8.725 per saham. Total volume perdagangan 125.063.159 saham. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun. Total frekuensi perdagangan 21.963 kali.
Saham BBCA sentuh level tertinggi baru dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data RTI. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham BCA sentuh Rp 1.086 triliun pada perdagangan Senin, 24 Oktober 2022.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak melanjutkan tren pertumbuhan kinerja hingga sembilan bulan pertama 2022, dengan membukukan peningkatan total kredit sebesar 12,6 persen secara tahunan per September 2022.
Laba bersih BCA dan entitas anak mencapai Rp 29 triliun atau meningkat 24,8 persen pada kuartal III 2022, atau tumbuh 24,8 persen secara tahunan.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menuturkan, dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 15,1 persen secara tahunan, ditopang oleh tingginya frekuensi transaksi dan peningkatan basis nasabah.
"Pertumbuhan kredit BCA terjadi di seluruh segmen sejalan dengan pemulihan yang semakin luas di berbagai sektor ekonomi. Kredit korporasi meningkat 13,4 persen secara tahunan mencapai Rp 306,1 triliun pada September 2022, sedangkan kredit komersial dan UKM naik 12,6 persen secara tahunan mencapai Rp203,5 triliun,” kata Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resminya, Kamis (20/10/2022).
Sementara itu, KPR tumbuh 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp105,0 triliun, dan KKB naik 9,2 persen secara tahunan menjadi Rp43,8 triliun. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 15,8 persen secara tahunan menjadi Rp13,0 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp165,0 triliun.
Secara keseluruhan, total kredit Bank Central Asia naik 12,6 persen secara tahunan menjadi Rp682,0 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, portofolio BCA tumbuh 18,6 persen secara tahunan menjadi Rp172,7 triliun per September 2022, atau berkontribusi hingga 25,1 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Advertisement
Kinerja Keuangan BCA
"Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 11,7 persen pada sembilan bulan pertama 2022, dibandingkan 17,1 persen pada tahun sebelumnya,” kata dia.
Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga sebesar 2,2 persen, sementara rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing sebesar 247,9 persen dan 49,9 persen.
Di sisi pendanaan, CASA naik 15,1 persen secara tahunan mencapai Rp830,4 triliun per September 2022, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.
Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama bagi kenaikan total dana pihak ketiga mencapai Rp1.026 triliun, atau tumbuh 11,0 persen secara tahunan. Sejalan dengan capaian tersebut, total aset BCA naik 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp1.289 triliun.
Pendapatan Bunga Bersih Meningkat
Sedangkan, solidnya pendanaan CASA sejalan dengan peningkatan aktivitas perbankan transaksi. Pada sembilan bulan pertama 2022, total volume transaksi naik 39,5 persen secara tahunan mencapai 17,4 miliar transaksi.
Seiring dengan pertumbuhan kredit dan likuiditas, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama sembilan bulan pertama 2022, yakni naik 9,3 persen secara tahunan menjadi Rp46,1 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 7,8 persen secara tahunan menjadi Rp16,7 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,2 persen secara tahunan.
Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp62,8 triliun atau naik 8,9 persen secara tahunan. Sementara itu, biaya provisi tercatat turun Rp3,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Didukung oleh pencapaian-pencapaian positif tersebut, laba bersih BCA naik 24,8 persen secara tahunan menjadi Rp29 triliun.
Advertisement