Liputan6.com, Jakarta - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan net asset value (NAV) atau nilai pasar reksa dana saat ini sebesar Rp 64,9 triliun. Angka tersebut naik 42 persen dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 45,8 triliun secara tahunan atau year on year (yoy).
Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya menuturkan, pertumbuhan NAV Saratoga di tengah tingginya tingkat volatilitas global menunjukkan bahwa strategi investasi yang dilakukan Perseroan sudah berjalan dengan baik.
Baca Juga
Hal ini juga tercermin dari kemampuan perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar Rp 7,1 triliun pada sembilan bulan pertama 2022. Laba perseroan merosot 49,19 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,07 triliun.
Advertisement
Perseroan mencatat penurunan keuntungan bersih atas saham dan efek ekuitas lainnya Rp 7,58 triliun hingga September 2022. Keuntungan tersebut susut 45,15 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,82 triliun. Demikian mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, (31/10/2022).
Dengan melihat kondisi tersebut, perseroan mencatat laba per saham dilusi turun menjadi Rp 523 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1.032 per saham.
Total ekuitas naik menjadi Rp 62,34 triliun hingga September 2022 dari periode Desember 2021 sebesar Rp 56,01 triliun. Liabilitas perseroan turun menjadi Rp 4,26 triliun hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,13 triliun.
Perseroan mencatat aset Rp 66,61 triliun hingga kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 61,15 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,08 triliun hingga September 2022.
Pendapatan Dividen
Khusus pada kuartal III 2022, perseroan mampu mencatat laba bersih senilai Rp 3,8 triliun, meningkat tajam dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 253 miliar pada kuartal II 2022 sebelumnya.
"Peningkatan perolehan dividen dan kenaikan nilai portofolio investasi menjadi katalis utama menguatnya fundamental Saratoga hingga akhir September 2022. Kami berusaha untuk menjaga momentum pertumbuhan ini dan mengoptimalkan kinerja setiap portofolio investasi agar dapat tumbuh positif sehingga ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Michael dalam keterangan resminya, Senin (31/10/2022).
Saratoga membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 1,4 triliun sampai dengan akhir kuartal III-2022, naik 58 persen dibandingkan periode yang sama 2021 yoy. Dividen tersebut terutama berasal dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), serta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
“Kami optimis perekonomian Indonesia tetap mampu menghadirkan peluang-peluang investasi dengan potensi pertumbuhan yang tinggi dalam jangka panjang. Dengan pengalaman dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, Saratoga akan mengambil inisiatif untuk melanjutkan investasinya di sektor-sektor strategis seperti infrastruktur digital, pelayanan kesehatan, energi terbarukan dan konsumer,” kata Michael.
Advertisement
Kurangi Utang
Sementara itu, di tengah tren kenaikan inflasi dan suku bunga di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, perseroan terus melanjutkan penguatan neraca keuangan melalui strategi pengurangan utang dan efisiensi operasional. Hingga kuartal III 2022, Saratoga telah berhasil mengurangi utang hingga 29 persen menjadi Rp 1,7 triliun, dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 2,4 triliun.
Pengurangan utang ini merupakan bagian dari upaya Saratoga untuk menjaga efisiensi operasional, sehingga rasio utang dan biaya berada pada level yang sehat. Hingga kuartal III 2022, perseroan mencatat annualized operating costs-to-NAV ratio sebesar 0,3 persen serta loan-to-value ratio pada level 0,9 persen.
Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Devin Wirawan, mengungkapkan likuiditas Saratoga hingga kuartal III 2022 sangat sehat dengan dana kas mencapai Rp 1,1 triliun.
“Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan rasio pinjaman yang rendah memungkinkan Saratoga untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang ada. Kami memiliki beberapa opsi investasi yang sejalan dengan rencana bisnis Saratoga ke depan,” kata Devin.
Saratoga Investama Lepas 4,31 Persen Saham TBIG
Sebelumnya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) melalui entitas anak, PT Wahana Anugerah Sejahtera (WAS) menjual saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) Rp 2,76 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (21/9/2022), transaksi berlangsung pada 20 September 2022. Jumlah saham yang ditransaksikan adalah sebanyak 976,6 juta lembar atau setara 4,31 persen dengan harga penjualan Rp 2.830 per saham.
Usai transaksi, kepemilikan Saratoga Investama Sedaya melalui WAS atas saham TBIG menjadi sebanyak 1,12 miliar saham atau setara 4,95 persen dari seluruh modal dan disetor TBIG. Dari sebelumnya 1,2 miliar saham atau setara 9,26 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor TBIG.
Pada perdagangan Rabu 21 September 2021, TBIG ditutup stagnan pada posisi 2.800. Saham TBIG dibuka pada posisi 2.810 dan bergerak pada rentang 2.770—2.820. Sejak awal tahun, saham TBIG bergerak cukup fluktuatif dan tercatat turun 250 poin atau 8,20 persen.
TBIG meraih pertumbuhan positif kinerja keuangan selama semester I 2022. Hal ini seiring kenaikan laba dan pendapatan selama enam bulan pertama 2022. mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 24,55 persen menjadi Rp 826,14 miliar pada semester I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba Rp 663,26 miliar.
Advertisement
Selanjutnya
Capaian itu sejalan dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan sebesar 11,17 persen. Pada semester I 2022, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk meraup pendapatan Rp 3,30 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,97 triliun.
Pada 18 September 2022, di pasar negosiasi, transaksi saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencapai Rp 2,8 triliun. Saham TBIG ditransaksikan dua kali dengan harga Rp 2.777 per saham. Di pasar negosiasi, saham TBIG susut 1,87 persen. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 2.830 dan terendah Rp 2.777 per saham.
Di pasar regular, saham TBIG merosot 2,83 persen ke posisi Rp 2.750 per saham. Saham TBIG dibuka turun 30 poin ke posisi Rp 2.800 per saham. Saham TBIG berada di level tertinggi Rp 2.820 dan terendah Rp 2.750 per saham.
Total frekuensi perdagangan 6.193 kali dengan volume perdagangan 11.236.931 saham. Nilai transaksi harian Rp 3,2 triliun.