Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Era Graharealty Tbk (IPAC) masuk jajaran top gainers atau menguat signifikan pada 28 November-2 Desember 2022. Saham IPAC melonjak di tengah pengumuman APAC Investment 2 Pte Ltd menjadi pengendali baru perseroan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Minggu (4/12/2022), saham IPAC melonjak 30,51 persen ke posisi Rp 154 per saham pada 28 November-2 Desember 2022 dari pekan lalu Rp 118 per saham.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Jumat, 2 Desember 2022, saham IPAC melonjak 10 persen ke posisi Rp 154 per saham. Saham IPAC dibuka naik 14 poin ke posisi Rp 154 per saham. Saham IPAC catat total frekuensi perdagangan 16 kali dengan volume perdagangan 445 saham. Nilai transaksi Rp 6,9 juta.
Advertisement
Penguatan saham IPAC ini juga di tengah pengendali baru saham perseroan APAC Investment 2 Pte Ltd mengumumkan penyelesaian proses penawaran tender wajib sesuai ketentuan POJK 9/2018 mengenai penawaran tender wajib. Penawaran tender wajib ini dilakukan setelah APAC membeli saham IPAC dari PT Realti Indo Mandiri sebesar 757.394.700 lembar saham pada Agustus 2022.
Adapun saat pelaksanaan penawaran tender wajib ini, APAC wajib membeli maksimal 142.699.900 saham yang mewakilii 15,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor IPAC setelah penawaran tender wajib. Penawaran tender wajib dilaksanakan sejak 18 Oktober 2022-16 November 2022.
"Selama masa penawaran tender wajib ini, APAC telah menerima empat permohonan yang telah dilengkapi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan pernyataan penawaran tender wajib,” tulis Direktur APAC Investment 2 Pte Ltd, Chua Khee Hak dalam keterbukaan informasi BEI.
Dalam pelaksanaan penawaran tender wajib ini, APAC telah membeli 53.394.000 saham yang mewakilii kurang lebih 5,621 persen modal ditempatkan dan disetor penuh IPAC. Harga penawaran tender wajib sebesar Rp 122 per saham. Dengan demikian, nilai transaksi tersebut sekitar Rp 6,5 miliar.
"Setelah penyelesaian penawaran tender wajib, jumlah kepemilikan saham kami pada IPAC menjadi 860.562.600 saham atau mewakili 90,59 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh IPAC,” ujar dia.
APAC menyatakan, pembayaran kepada peserta MTO atau pemegang saham lama telah dilakukan pada 25 November 2022.
APAC Investment Caplok 79,37 Persen Saham Era Graharealty
Sebelumnya, PT Era Graharealty Tbk (IPAC) menyampaikan perubahan dalam pengendalian baik langsung maupun tidak langsung terhadap emiten atau perusahaan publik.
Sebelum Era Graharealty diakuisisi oleh APAC Investment 2 Pte Ltd (eAPAC), PT Realti Indo Mandiri (RIM) menjadi pengendali Era Graharealty dengan 757.394.700 lembar saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/8/2022), Perseroan telah menerima pemberitahuan sehubungan dengan ditandatanganinya perjanjian jual beli saham (share sale and purchase agreement) antara PT Realti Indo Mandiri (RIM) dan APAC Investment 2 Pte Ltd (APAC), pada 11 Agustus 2022.
Berdasarkan perjanjian itu, APAC sepakat membeli 757.394.700 saham milik RIM pada harga pelaksanaan yaitu Rp 122 atau senilai Rp 92,40 miliar pada pasar negosiasi di BEI pada 11 Agustus 2022.
“Dengan pelaksanaan pengambilalihan tersebut, telah terjadi perubahan pengendalian dari RIM ke APAC sebagaimana diatur dalam peraturan OJK No 9/POJK 04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka (POJK 9/2018),” tulis manajemen Perseroan, Jumat (12/8/2022).
Advertisement
APAC Jadi Pengendali
Kini, APAC menjadi pengendali IPAC dengan kepemilikan sebesar 84,977 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah pengambilalihan tersebut dengan nilai nominal Rp 10 per lembar saham pada Perseroan.
"Perseroan beranggapan bahwa informasi atau fakta material tersebut tidak akan berdampak pada kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan saat ini,” tulis Perseroan.
Manajemen PT Era Graharealty Tbk menyatakan, sesuai ketentuan POJK 9/2018, APAC sebagai pengendali baru perseroan akan melaksanakan penawaran tender wajib. Informasi lebih lanjut terkait penawaran tender wajib akan diumumkan kepada masyarakat sesuai ketentuan POJK 9/2018.
Berdasarkan data RTI, pemegang saham perseroan per 31 Juli 2022 antara lain PT Realti Indo Mandiri sebesar 79,73 persen, UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 5,24 persen, masyarakat sebesar 15,02 persen.
Kinerja IHSG pada 28 November-2 Desember 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 28 November-2 Desember 2022. Sentimen global seperti kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) masih menekan laju IHSG pada pekan ini.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (4/12/2022), IHSG turun 0,48 persen ke posisi 7.019,63 pada 28 November-2 Desember 2022. Pada pekan lalu, IHSG berada di posisi 7.053,15. Kapitalisasi pasar bursa naik 0,30 persen menjadi Rp 9.512,96 triliun. Kapitalisasi pasar bertambah Rp 28,3 triliun dari pekan lalu Rp 9.484,63 triliun.
Pada pekan ini, mayoritas indeks sektor IDX-IC menguat. Hanya empat sektor yang melemah yaitu sektor saham keuangan turun 0,96 persen, sektor saham teknologi merosot 10,71 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 1,4 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,26 persen.
Sementara itu, sektor saham yang menguat antara lain sektor saham energi bertambah 4,38 persen, sektor saham basic naik 0,31 persen, sektor saham industri menguat 0,43 persen, dan sektor saham nonsiklikal mendaki 1,14 persen. Selain itu, sektor saham siklikal menanjak 0,34 persen, sektor saham kesehatan melesat 3,27 persen, dan sektor saham properti melejit 1,52 persen.
Advertisement
Selanjutnya
Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 38,77 triliun dan jual saham Rp 39,51 triliun. Dengan demikian, aksi jual bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 743,33 miliar selama sepekan. Investor asing melakukan aksi beli saham Rp 78,7 triliun sepanjang 2022.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG masih didominasi oleh sentimen global di antaranya kebijakan moneter the Fed yang masih cenderung agresif hingga 2024. Di sisi lain, dari China dengan merebaknya kasus COVID-19 dan kebijakan zero COVID-19 yang kembali diterapkan.
Untuk pekan depan, ia perkirakan IHSG masih dipengaruhi oleh sentimen global seiring perkembangan kebijakan moneter AS. Ditambah beberapa rilis data ekonomi Indonesia. Herditya menuturkan, pada pekan depan ada sejumlah rilis data ekonomi antara lain rilis data cadangan devisa yang diperkirakan turun tipis. Kemudian indeks harga keyakinan konsumen yang diprediksi naik dan penjualan ritel.
"IHSG pekan depan kami perkirakan masih cenderung sideways dengan support 6.955 dan resist 7.080,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.