IPO, Hatten Bali Incar Dana Segar hingga Rp 101,7 Miliar

Hatten Bali melepas saham sebanyak-banyaknya 678 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 50 dalam rangka IPO.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Des 2022, 14:53 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 14:53 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hatten Bali Tbk (WINE) akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan ini memiliki kegiatan usaha utama yang bergerak dalam bidang usaha distribusi minuman beralkohol dan pengolahannya melalui perusahaan anak. 

Mengutip laman e-ipo, Senin (19/12/2022), Hatten Bali melepas saham sebanyak-banyaknya 678 juta saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham atau sebanyak-banyaknya 25,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh  Perseroan setelah IPO.

Adapun, untuk harga penawaran saham tersebut mulai dari Rp100 - Rp150 setiap saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup Hatten Bali maksimal Rp 101,7 miliar.

Kemudian, Hatten Bali menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian jika ada.

Sementara itu, dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, yakni sekitar 20 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan untuk meningkatkan brand awareness khususnya diluar Bali, seperti biaya event, merchandise, sponsorship, dan media sosial.

Selain itu, sekitar 80 persen akan disalurkan untuk penyetoran modal kepada kepada perusahaan anak, yaitu PT Arpan Bali Utama akan digunakan untuk pembelian bahan baku buah anggur, jus anggur dan bahan-bahan pembantu seperti botol, label, kardus dan lainnya.

Jadwal:

Masa Penawaran Awal (Bookbuilding) : 19 Desember 2022 – 22 Desember 2022

Tanggal Efektif : 29 Desember 2022

Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 2 Januari – 5 Januari 2023

Tanggal Penjatahan : 5 Januari 2023

Tanggal Distribusi : 6 Januari 2023

Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia  (BEI): 9 Januari 2023

BEI Catat 42 Perusahaan Masih Proses IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 42 perusahaan yang masih dalam proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) hingga 9 Desember 2022.

“Sampai dengan 9 Desember 2022 terdapat 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

Ia menambahkan, hingga 9 Desember 2022, ada 58 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 32,7 triliun. Saat ini terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY). Bila sesuai jadwal, Venteny Fortuna International akan dicatatkan 15 Desember 2022.

Nyoman menuturkan, jika saham Venteny Fortuna International tercatat pada pertengahan Desember 2022 akan bawa saham yang tercatat di BEI pada 2022 naik 9 persen dibandingkan 2021.

“Apabila saham VTNY telah tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun 2022 berjumlah 59 saham atau naik 9 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham dan lebih tinggi dibanding rekor all time high BEI pada tahun 2018 yang berjumlah 57 saham,” ujar dia.

 

Sektor Saham

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nyoman menuturkan, dengan mempertimbangkan waktu hingga akhir 2022 sudah semakin pendek, kemungkinan terjadi perubahan jadwal pencatatan yang sebelumnya direncanakan 2022 menjadi 2023.

Berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline pencatatan saham dengan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

• 2 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic;

• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 6 Perusahaan dari sektor Technology;

• 3 Perusahaan dari sektor Healthcare;

• 5 Perusahaan dari sektor Energy;

• 2 Perusahaan dari sektor Financials.

• 6 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.

• 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

“Berdasarkan data di atas, perusahaan pada sektor Consumer Cyclicals, Technology, Energy, Properties & Real Estate paling banyak pada pipeline pencatatan saham, sedangkan sisanya tersebar pada sektor lainnya,” ujar Nyoman.

IPO 2022 Cetak Rekor, Ini Faktor Pendorongnya

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 59 perusahaan telah mencatatkan saham perdana di BEI pada 2022. Jumlah pencatatan saham perdana itu naik dibandingkan 2021 sebesar 54 pencatatan saham.

Analis menilai penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang dilakukan sepanjang tahun ini dipengaruhi antusiasme terhadap sektor tertentu, seperti teknologi dan energi baru terbarukan (EBT).

“IPO sepanjang tahun ini memang dipengaruhi antusiasme terhadap sektor tertentu seperti teknologi dan energi terbarukan,” kata Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (18/12/2022).

Jono mengatakan, terdapat beberapa emiten-emiten yang IPO tahun ini menarik perhatian investor, antara lain ADMR, WIRG, ARKO dan GOTO.

"Misalnya pada awal tahun ada ADMR, kemudian WIRG, ARKO, GOTO yang mana emiten-emiten tersebut memiliki story menarik yang menarik perhatian para pelaku pasar,” kata dia.

Di sisi lain,  jumlah investor ritel yang terus bertambah menjadi faktor pendukung ramainya IPO pada 2022.

“Sentimen positif tersebut ditambah dengan jumlah investor ritel yang terus bertambah menjadi faktor pendukung ramainya IPO 2022,” ujar dia.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, ramainya IPO pada tahun ini karena pasar modal merupakan alternatif permodalan selain perbankan.

“Seperti kita ketahui tren kenaikan suku bunga masih berlanjut, jadi biaya akan semakin mahal. Pasar modal lebih menarik apalagi minat dan partisipasi investor yang tinggi terhadap saham-saham IPO,” kata dia.

Sedangkan, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi mengungkapkan, banyak emiten IPO yang memiliki kinerja kurang bagus. 

Ia mengaku, hanya PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) atau Cimory yang memiliki kinerja cukup baik dan konsisten. 

“IPO ramai karena support dari bursa untuk e-ipo, banyak demand dari retail. IPO 2022 tentunya GOTO yang menarik perhatian dengan valuasi saat IPO cukup tinggi. Lalu BELI, dikarenakan digital dan menarik dengan story re-opening untuk tiket.com,” kata Michael.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya