Sektor Saham Teknologi dan Kesehatan Angkat IHSG

Sektor saham teknologi dan kesehatan angkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan. Lalu the Fed diperkirakan masih menaikkan bunga acuan.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2023, 05:02 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 05:02 WIB
Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Ashmore Asset Management Indonesia optimistis terhadap pasar keuangan pada 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  kembali menguat selama sepekan tepatnya pada 30 Januari 2023-3 Februari 2023. Hal tersebut didukung sektor saham teknologi dan kesehatan.

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, ditulis Senin, (6/2/2023), sektor saham teknologi dan kesehatan masing-masing berikan kontribusi 5,2 persen dan 3,1 persen. Indonesia rilis inflasi terbaru pada Rabu, 1 Februari 2023 menunjukkan angka lebih rendah dari bulan sebelumnya yang menunjukkan penurunan secara keseluruhan suku bunga dari puncaknya pada Agustus 2022.

Inflasi Indonesia turun menjadi 5,28 persen pada Januari 2023 dari Desember 2022 sebesar 5,51 persen. Realisasi inflasi itu terendah sejak Agustus 2022 dan di bawah konsensus 5,4 persen.

"Inflasi saat ini masih berada di atas target Bank Indonesia sebesar 2-4 persen. Sementara itu, inflasi inti berada pada level terendah dalam 4 bulan sebesar 3,27 persen,” demikian mengutip riset Ashmore.

Lalu apa yang mungkin diharapkan setelah kenaikan suku bunga the Fed?

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), seperti yang diharapkan secara luas oleh pasar. The Fed terus menunjukkan suku bunga masih membutuhkan kenaikan lebih lanjut dan akan tetap tinggi setidaknya sepanjang 2023.

"Kami mempertahankan suku bunga the Fed yang diperkirakan ke puncaknya 5 persen-5,25 persen  pada 2023 dan puncak siklus mendekat. Dalam pandangan kami, the Fed adopsi sikap yang lebih netral dari kebijakan hawkish,” tulis Ashmore.

 

Optimistis terhadap Pasar Keuangan 2023

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ashmore tetap optimistis dengan hati-hati untuk pasar keuangan pada 2023. Hal positif didorong dari pembukaan kembali China, skenario soft landing global, valusai pasar serta bauran kebijakan yang tepat dapat mendorong saham lebih tinggi bersama dengan siklus suku bunga yang mencapai puncaknya meningkatkan daya tarik obligasi.

"Likuiditas perbankan Indonesia tetap terjaga, sedangkan kelebihan kas pemerintah akan memungkinkan untuk mengurangi pasokan obligasi lebih lanjut mengkompendasi ketiadaan keikutsertaan Bank Indonesia dalam burden-sharing pada 2022,” tulis Ashmore.

Adapun persentase kepemilikan investor asing saat ini di obligasi pemerintah sekitar 15,1 persen, lebih rendah dari rata-rata lima tahun dan 10 tahun 26,8 persen dan 37,9 persen.

Selain itu, saat ini imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun tetap di atas rata-rata historis lima tahun setidaknya 100 basis poin. "Untuk alasan ini, kami terus melihat valuasi yang menarik dalam obligasi USD,” tulis Ashmore.

Rilis Data Ekonomi pada 30 Januari-3 Februari 2023

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun sejumlah data ekonomi yang rilis pada 30 Januari 2023-3 Februari 2023 antara lain:

The Fed

Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dongkrak suku bunga 25 basis poin menjadi 4,5 persen-4,75 persen pada pertemuan Februari 2023. Keputusan the Fed tersebut sesuai harapan pasar.

Bank of England

Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 4 persen pada pertemuan Februari 2023 sehingga mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2008. Hal ini sebagai langkah atasi inflasi tinggi dan abaikan risiko ekonomi resesi.

Bank Sentral Eropa

Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 3 persen pada pertemuan Februari 2023. Hal tersebut juga mendorong biaya pinjaman ke posisi tertinggi pada 2008. Diperkirakan potensi kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Maret 2023.

Data Neraca Perdagangan Jerman

Neraca perdagangan Jerman naik menjadi 9,7 miliar Euro pada Desember 2022 dari sebelumnya 6,3 miliar Euro. Ekspor naik 5,9 persen year on year menjadi 123,9 miliar euro, sedangkan impor melambat 3,2 persen menjadi 114,2 miliar euro.

Data Manufaktur China PMI

Data manufaktur China naik ke 49,2 pada Januari 2023 dari Desember 2022 sebesar 49.Data manufaktur tersebut enam kali alami penurunan untuk aktivitas pabrik.

Data Inflasi Indonesia

Inflasi Indonesia turun menjadi 5,28 persen pada Januari 2023 dari Desember 2022 sebesar 5,51 persen, level terendah sejak Agustus 2022 dan di bawah harapan pasar 5,4 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya