Profil Mohammad Zainal Fatah, Sekjen Kementerian PUPR Kini Jabat Komisaris Utama Jasa Marga

Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Jasa Marga Tbk (JSMR) memutuskan mengangkat Mohammad Zainal Fatah sebagai Komisaris Utama Jasa Marga.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Feb 2023, 18:34 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 18:33 WIB
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Jasa Marga Tbk (JSMR), Rabu (8/2/2023). (Foto: Jasa Marga)
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Jasa Marga Tbk (JSMR), Rabu (8/2/2023). (Foto: Jasa Marga)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah resmi diangkat menjadi Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

Hal itu disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang digelar pada hari ini, Rabu (8/2/2023). 

Berikut ini merupakan profil Komisaris Utama Jasa Marga, Mohammad Zainal Fatah. Mohammad Zainal Fatah lahir di Pamekasan pada 1966. Ia menempuh pendidikan sarjana S1 Teknologi Pertanian, Teknik Tanah Dan Air (TTA), di Universitas Brawijaya pada 1992.

Kemudian, Mohammad Zainal Fatah melanjutkan pendidikan magister S2 Ilmu Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (Program Non Gelar) di Institut Pertanian Bogor pada 1996 dan S2 Administrasi Kebijakan Publik (Program Non Gelar) Universitas Indonesia pada 2005.

Tak hanya itu, Zainal pernah menjabat sebagai Asisten Deputi Infrastruktur Sumber Daya Air , Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Staf Ahli Menteri Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi, Kementerian PUPR.

Jasa Marga memberhentikan Yuswanda A. Temenggung sselaku Komisaris Utama/Komisaris Independen, Zulfan Lindan selaku Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen, Anita Firmanti Eko Susetyowati selaku Komisaris, Yohanes Baptista Satya Sananugraha selaku Komisaris, Ade Wahyu selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

Sementara itu, Jasa Marga mengangkat Mohammad Zainal Fatah menjadi Komisaris Utama, Chandra Wijaya menjadi Komisaris Independen, Seppalga Ahmad menjadi Komisaris Independen, Marsetio menjadi Komisaris Independen, Abdul Rachman menjadi Komisaris Independen, dan Pramitha Wulanjani menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

Berikut ini merupakan jajaran direksi dan komisaris terbaru Jasa Marga:

Komisaris

Komisaris Utama: Mohammad Zainal Fatah

Komisaris: M. Roskanedi

Komisaris Independen: Chandra Wijaya

Komisaris Independen: Raja Erizman

Komisaris Independen: Seppalga Ahmad

Komisaris Independen: Marsetio

Komisaris Independen: Abdul Rachman

 

Direksi

Direktur Utama: Subakti Syukur

Direktur Bisnis: Reza Febriano

Direktur Human Capital dan Transformasi: Bagus Cahya Arinta B.

Direktur Operasi: Fitri Wiyanti

Direktur Pengembangan Usaha: Mohamad Agus Setiawan

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Pramitha Wulanjani

 

 

Jasa Marga Kucurkan Pinjaman Rp 949 Miliar kepada Jasamarga Bali Tol

PT Jasamarga Bali Tol (JBT) sebagai pengelola Jalan Tol Bali Mandara menjalin kerja sama  Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan PT PT Bukit Energi Investama (BEI). (Dok Jasa Marga)
PT Jasamarga Bali Tol (JBT) sebagai pengelola Jalan Tol Bali Mandara menjalin kerja sama Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan PT PT Bukit Energi Investama (BEI). (Dok Jasa Marga)

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Tbk (JSMR) memberikan pinjaman berupa shareholder loan (SHL) kepada PT Jasamarga Bali Tol senilai Rp 949,05 miliar. Transaksi tersebut dilakukan melalui penandatanganan perjanjian pinjaman pemegang saham Jasamarga Bali Tol pada 31 Januari 2023.

Sekretaris PT Jasa Marga Tbk, Nixon Sitorus menjelaskan, transaksi berupa pemberian SHL dari perseroan kepada JBT ini termasuk transaksi afiliasi. Di mana perseroan merupakan salah satu pemegang saham eksisting di JBT sehingga terafiliasi dengan perseroan.

"Transaksi ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan cash deficiency support JBT tahun 2023 serta untuk kebutuhan operasi lainnya,” kata Nixon dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/2/2023).

Transaksi ini memiliki pengaruh pada besarnya aset lancar berupa pengurangan pada saldo kas dan setara kas serta penambahan saldo pada piutang lain-lain dengan jumlah masing-masing Rp 949,05 miliar.

Jasamarga Bali Tol merupakan perusahaan terkendali baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perseroan yang dengan porsi kepemilikan 64,44 persen.

Kegiatan usaha perusahaan yani perencanaan, pembangunan jalan dan jembatan, bangunan pelengkap jalan dan fasilitas jalan tol, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol dan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha.

Jasa Marga hingga Wijaya Karya Setor Modal Dasar ke Jasamarga Akses Patimban

PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 340.411 kendaraan meninggalkan Jabotabek pada H-2 sampai dengan H-1 Tahun Baru Imlek 2023. (Dok Jasa Marga)
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 340.411 kendaraan meninggalkan Jabotabek pada H-2 sampai dengan H-1 Tahun Baru Imlek 2023. (Dok Jasa Marga)

Sebelumnya, sejumlah emiten setor modal dasar Rp 25 miliar dalam rangka pembentukan usaha patungan, PT Jasamarga Akses Patimban. 

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (18/1/2023), tanggal kejadian berlangsung pada 16 Januari 2023.

Adapun pihak-pihak yang bertransaksi, antara lain, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Subang Sejahtera.

Pihak-pihak tersebut telah melakukan penyertaan saham dalam suatu perusahaan patungan bernama PT Jasamarga Akses Patimban, sesuai dengan Akta Pendirian Nomor 32 yang dibuat di hadapan Rosida Rajagukguk-Siregar Notaris di Jakarta. Nilai transaksi terdiri dari modal dasar usaha patungan yakni sebesar Rp 100 miliar dan modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp 25 miliar.

Rinciannya, paling banyak berasal dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 55 persen dari modal ditempatkan dan modal disetor atau setara dengan Rp 13,75 miliar. Disusul PT Nusa Raya Cipta Tbk sebesar 22 persen atau setara Rp 5,5 miliar.

Lalu PT PP (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk masing-masing setorkan Rp 1,5 miliar atau setara 6 persen dari  modal ditempatkan dan modal disetor. Sisanya 5 persen atau sebesar Rp 1,25 miliar berasal dari PT Subang Sejahtera.

Sesuai dengan Pasal 3 Akta Pendirian PT Jasamarga Akses Patimban, maksud dan tujuan dibentuknya PT Jasamarga Akses Patimban adalah melaksanakan Pengusahaan Jalan Tol Akses Patimban. Meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol, serta menjalankan aktivitas jalan tol atau usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jasa Marga Bakal Bangun Jalan Tol Setelah Kantongi Rp 4,8 Triliun dari Divestasi Tol MBZ

Ilustrasi jalan tol Jasa Marga (Dok: PT Jasa Marga Tbk)
Ilustrasi jalan tol Jasa Marga (Dok: PT Jasa Marga Tbk)

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Margautama Nusantara (MUN), anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) resmi rampungkan transaksi jual beli 40 persen saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), anak usaha PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang mengelola Jalan Layang MBZ.

Dari transaksi itu, Jasa Marga selaku penjual menerima Rp 4,38 triliun. Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur mengatakan dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan tol-tol lain pada masa mendatang.

"Dana hasil transaksi ini untuk memperkuat cashflow kita. Nantinya untuk pembangunan jalan-jalan tol berikutnya,” kata Subakti kepada awak media di Jakarta, Rabu (21/12/2022). 

Pembayaran akuisisi ini dilakukan dalam dua termin. Rinciannya, termin pertama bernilai sekitar Rp 800 miliar, sisanya sekitar Rp 3,5 triliun diselesaikan pada termin dua. Manajemen Jasa Marga sebelumnya mengatakan aksi korporasi ini bagian dari strategi korporasi yang dilakukan perseroan melalui program asset recycling untuk optimalkan portofolio bisnis, dalam rangka menyeimbangkan pertumbuhan dan menjaga kesinambungan bisnis perusahaan.

Ke depan, perseroan masih berniat untuk melakukan pelepasan sejumlah aset, tetapi nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan.

"Nanti berikutnya kita pelajari lagi, tergantung finansial kita. Termasuk kapan kita mulainya tol Probolinggo—Banyuwangi, nanti kita sesuaikan dengan kebutuhan,” imbuh dia.

Perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali melibatkan perusahaan swasta. Namun, sebagai entitas pelat merah, perseroan memiliki banyak pertimbangan untuk memutuskan pihak swasta yang akan digandeng.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya