Fakta Menarik Zhong Shanshan, Orang Terkaya China yang Geser Posisi Jack Ma

Nama Zhong Shanshan mungkin asing terdengar sebagai orang terkaya dunia. Namun orang terkaya asal China ini mampu menggeser posisi Jack Ma setelah perusahaan milik Shanshan, Nongfu Spring go public.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Feb 2023, 06:08 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2023, 06:08 WIB
Zhong Shanshan Masuk 20 Besar Orang Terkaya Dunia versi Forbes
Zhong Shanshan masuk daftar orang terkaya dunia versi Forbes. Berdasarkan data the real-time billionaires list, Zhong Shanshan berada di urutan ke-15 dengan total kekayaan USD 67,2 miliar. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Zhong Shanshan, pendiri merek air minum dalam kemasan China Nongfu Spring, berhasil menggeser posisi pendiri Alibaba (BABA), Jack Ma sebagai orang terkaya di China.

Melansir daftar Real Time Billionaire Forbes per 24 Februari 2023, kekayaan Zhong mencapai USD 67,2 miliar atau sekitar Rp 1.024,66 triliun (kurs Rp 15.248 per USD). Dengan total kekayaan tersebut, Zhong Shanshan menduduki posisi ke-15 sebagai orang terkaya di dunia. Adapun Jack Ma saat ini bertengger di posisi ke-8 pada peringkat orang terkaya di China dengan kekayaan sebesar USD 23,6 miliar.

Zhong Shanshan adalah seorang pengusaha yang lahir di Hangzhou, China. Dia sempat menggeluti beberapa pekerjaan tetap sebelum menjadi taipan bisnis seperti saat ini. Melansir berbagai sumber, berikut Liputan6.com telah merangkum berbagai fakta menarik mengenai Zhong Shanshan sebagai berikut, Sabtu (25/2/2023):

Putus Sekolah Sejak Dini

Dia meninggalkan sekolah pada usia dini saat Revolusi Kebudayaan Tiongkok. Ia kemudian mulai bekerja sebagai pekerja konstruksi. Ia juga pernah mencoba peruntungan sebagai reporter berita, hingga menghabiskan waktu sebagai penjual.

Nasibnya Mulai Berubah Sejak Bisnis AMD

KSetelah dia memulai perusahaannya sendiri yang menjual air minum dalam kemasan, semuanya berjalan membaik. Zhong memiliki perusahaan botol air Nongfu Spring, merupakan perusahaan yang sangat sukses dan andil dalam membawa Zhong menjadi orang terkaya di China.

Selain Nongfu Spring, Zhong Shanshan juga mengendalikan Apotek Biologi Beijing Wantai, yang membuat tes ndependen cepat untuk penyakit menular termasuk Covid-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Salip Jack Ma

Jack Ma Bicarakan Digital Ekonomi di Depan Delagasi IMF-Bank Dunia
Pendiri Alibaba Group Jack Ma dalam diskusi panel “Disrupting Development” Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (12/10). Jack Ma mengatakan “pebisnis tak punya rasa takut, kompetitor yang seharusnya takut”.Liputan6.com/Angga Yuniar

Sumber Pundi-pundi Zhong Shanshan hingga Salip Jack Ma

Zhong Shanshan mengalami lonjakan kekayaan yang cukup besar pada September 2020, ketika Nongfu Spring go public. Lonjakan harga saham perusahaan di IPO itu telah mengubah pendirinya menjadi orang terkaya kedua di China setelah Jack Ma dari Alibaba pada saat itu. Kekayaannya kian bertambah pada tatkala Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise Co., go public di Shanghai.

Satu-satunya Orang Terkaya China dengan Bisnis di Luar Teknologi

Zhong, yang juga dikenal oleh media lokal sebagai orang ndependent karena menghindari grup bisnis dan politik. Dia juga satu-satunya taipan di antara lima orang terkaya di China yang bukan dari industri teknologi atau real estat, yang biasanya mendominasi daftar orang terkaya.

Sebagai gambaran, posisi kedua orang terkaya China diduduki oleh Zhang Yiming, bos TikTok. Posisi ke-3 ada Ma Huateng yang sumber kekayaannya berasal dari internet media. Posisi ke-4 ada Colin Zheng Huang dengan sumber kekayaan dari e-commerce. Serta di posisi ke-5 ada William Lei Ding dengan sumber kekayaan yang berasal dari gim daring.


COVID-19 Tekan Ekonomi, Orang Kaya China Mulai Jual Tas Hermes hingga Jam Rolex

Kasus Pertama Varian Omicron Terdeteksi di China Daratan
Seorang wanita mengenakan masker berjalan ke sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, China, Selasa (14/12/2021). Kasus pertama varian omicron COVID-19 telah terdeteksi di daratan negara di kota Tianjin di sebelah timur Beijing. (AP Photo/Ng Han Guan)

Sebelumnya, sejumlah orang kaya di China mulai menjual barang mewah mereka, di antaranya tas Hermes hingga jam tangan Rolex, untuk memperbesar simpanan uang tunai di tengah ketidakpastian ekonomi, ketika negara itu masih memberlakukan kebijakan nol-Covid-19.

Namun, situasi ini menjadi keuntungan bagi Zhu Tainiqi, pendiri toko barang mewah bekas ZZER yang berbasis di Shanghai, yang sekarang mencari ruang toko untuk memperluas bisnisnya.

Mantan pemodal ventura melihat lonjakan orang yang ingin menjual tas Hermes Birkin atau jam tangan Rolex mereka untuk mengumpulkan uang, serta lonjakan minat dari pembeli yang memperketat ikat pinggang.

"Semakin banyak orang sekarang sadar bahwa mereka dapat menjual barang-barang mewah untuk sejumlah uang dan pihak pembeli memperhatikan bahwa mereka bisa menjualnya dengan nilai besar," kata Zhu, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (28/9/2022). 

"Mereka berpikir, 'Mengapa tidak mencoba menjualnya?," lanjut dia.

Dia mengatakan jumlah pengirim ZZER, atau orang yang menitipkan penjualan barang mereka, telah melonjak 40 persen sejauh ini pada tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Platform tersebut bahkan sudah memiliki 12 juta member penjual dan mengharapkan untuk menjual 5 juta barang mewah tahun ini.

Pasar barang mewah bekas China diperkirakan akan tumbuh hingga sebesar USD 30 miliar pada 2025 mendatang dari USD 8 miliar pada 2020, menurut perkiraan konsultan iResearch akhir tahun lalu.

"Saya pikir karena minat di China ... benar-benar dapat menggerakkan jarum untuk beberapa merek berpikir tentang bagaimana mereka akan menangani (penjualan kembali) ini, dan peran apa yang akan mereka mainkan dalam keseluruhan proses," kata Iris Chan, partner dan kepala pengembangan klien di konsultan Digital Luxury Group.

 


Mulai Menarik Minat

FOTO: Aktivitas Warga Setelah Beijing Batalkan Wajib Vaksin untuk Masuk Ruang Publik
Seorang wanita yang mengenakan masker menggendong seorang anak saat dia mendapat tumpangan saat hujan di Beijing, China, 12 Juli 2022. Beijing telah membatalkan rencana untuk mengizinkan hanya orang yang divaksinasi yang memasuki ruang publik. (AP Photo/Ng Han Guan)

Seorang pekerja kantoran di China, yakni Wang Jianing mengungkapkan bahwa dia telah mengubah preferensinya untuk berbelanja produk barang mewah bekas, mengingat situasi ekonomi.

"Konsumsi saya pasti akan diturunkan (tahun ini), tapi saya tetap menyukai apa yang saya beli, dan saya tidak bisa mengendalikan keinginan untuk membelinya," katanya, saat diwawancara di depan dinding yang memajang tas Louis Vuitton dan Gucci di Gudang ZZER di pusat kota Shanghai yang luas.

ZZER mengandalkan sentimen seperti Wang untuk pertumbuhan.

Perusahaan, yang dimulai sebagai platform online pada tahun 2016, mulai membuka toko offlinenya di Shanghai dan Chengdu tahun lalu dan sekarang mencari lebih banyak ruang toko di Beijing, Guangzhou dan Shenzhen.

Selain ZZER, platform toko barang mewah bekas yang dikenal di China lainnya adalah Feiyu, Ponhu dan Plum.

Masing-masing dari mereka mampu menarik puluhan juta dolar dana modal ventura pada tahun 2020 dan 2021 dengan tujuan untuk meningkatkan praktik otentikasi, memperluas jangkauan pelanggan dan, dalam beberapa kasus, beralih dari model online-only ke online-offline.

 

Infografis miliarder dunia
Jumlah miliarder dunia di setiap benua (liputan6,com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya