Mitratel Bakal Terapkan Pembangunan Menara Ramah Lingkungan di IKN

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel akan membangun menara sesuai dengan pembangunan IKN yang ramah lingkungan.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mar 2023, 09:02 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 09:02 WIB
Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Sebuah rendering digital yang menunjukkan tata letak kompleks istana kepresidenan di ibu kota baru ditampilkan di lokasi pembangunannya di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Indonesia, Rabu, 8 Maret 2023. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Silvia mengungkapkan nantinya di dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) bisa ditemukan Sumbu Nusantara, Istana Presiden, Kantor Presiden, Kantor Kementerian/Lembaga, dan juga hunian untuk ASN. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel akan menyiapkan infrastruktur di ibu kota negara (IKN) Nusantara yang berkonsep ramah lingkungan. Hal ini dinilai selaras dengan pembangunan IKN yang mengedepankan konsep ramah lingkungan.

“Penyiapan infrastruktur IKN senada selaras dengan tema IKN itu sendiri wilayah ramah lingkungan. Paling gampang tower tak sekadar terkamuflase, akan menggunakan tower desain dan material berbeda. Tak dominan unsur besi, diharapkan selaraskan tema, kota yang ramah energi,” ujar Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko saat media gathering di Bali, ditulis Jumat, (17/3/2023).

Sementara itu, Direktur Operasi dan Pembangunan (COO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), Pratignyo A.Budiman mengatakan, pihaknya berkoordinasi dan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan atau stakeholder untuk membangun infrastruktur di IKN. Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur tersebut juga akan menyesuaikan dengan kebijakan dari otorita IKN. Ia mencontohkan, salah satunya pembangunan menara disesuaikan dengan tema yang menjadi kebijakan di IKN.

“Sementara desain, kita merefer kebijakan IKN. Tower bisa jadi tower tak (seperti-red) sekarang. Tower dengan estetika sesuai tema menjadi kebijakan otoritas IKN. Tingginya akan diatur secara detil, ketinggian di level berapa, titik berapa,” ujar dia.

Saat ini belum diketahui bagaimana petunjuk mengenai kebijakan infrastruktur seperti pembangunan menara. Akan tetapi, Pratignyo memastikan pihaknya akan siapkan beberapa alternatif untuk akomodasi go green.

Demikian juga dengan nilai investasi belum dapat disampaikan detil. Akan tetapi, pembangunan menara tersebut mengikuti perkembangan pembangunan di IKN. “Nilai investasi kembali follow the business. Investasi belum begitu masif. Pada saat masif kita akan ikuti kebutuhan investasi,” ujar dia.

Mitratel Hemat Biaya hingga 20 Persen dari Pemakaian Solar Panel di BTS

Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, emiten menara telekomunikasi membangun solar panel di sejumlah site menara telekomunikasi atau tower base transceiver station/BTS). Pemakaian solar panel ini sebagai stream bisnis dan menerapkan environmental, social and corporate governance (ESG)

Selain itu, penerapan solar juga menciptakan efisiensi biaya 15-20 persen. Hingga kini, ada 615 site menara telekomunikasi Mitratel yang memakai solar panel. Mayoritas site menara telekomunikasi yang memakai solar itu sebagian besar di daerah Maluku. Adapun site menara telekomunikasi yang memakai sumber listrik dari PLN, solar panel dan genset di Bukit Tengah, Klungkung, Bali dan Brebes, Jawa Tengah.

"Di sini digelar solar panel selain menjadi stream bisnis kita ke depan, juga akan kurangi polusi ke depan karena pengurangan bahan fosil berlebihan,,” ujar Direktur Operasi dan Pembangunan (COO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), Pratignyo A.Budiman, di Klungkung, Bali, Kamis (16/3/2023).

Pratignyo menuturkan, tenant atau penyewa membutuhkan 5.000-7.000 watt. Tenant yang berada di site menara telekomunikasi di Bukit Tengah, Klungkung, Balo yaitu Telkomsel, Smartfren dan TNI.  Adapun dengan pemakaian solar panel ini dapat efisiensi biaya 15-20 persen. “Dengan harapan pada siang hari kebutuhan sebagian dipenuhi hasil dari solar panel ini, efisiensi 15-20 persen,” kata dia.

Selain memakai solar panel, site menara telekomunikasi juga dapat ditopang dari genset dan listrik dari PLN. “Dibantu solar panel terjadi efisiensi penggunaan listrik PLN, efisiensi biaya yang dikeluarkan berapa sekitar 15-20 persen. Kalau musim hujan agak turun, musim panas matahari agak banyak efisien lebih tinggi. (Mati listrik-red) siang hari masih disuplai solar panel, masih kurang disuplai genset,” ujar dia.

Untuk nilai investasi pembangunan solar panel seperti di Bukit Tengah, Klungkung Bali bisa sekitar hampir Rp 100 juta.

Mitratel Buyback Saham Rp 1,5 Triliun, Minta Restu Pemegang Saham saat RUPS 14 April 2023

Tower telekomunikasi
Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengumumkan rencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) sebanyak-banyaknya senilai Rp 1,5 triliun. Pembelian kembali saham dipatok untuk tidak melebihi 7,88 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Mitratel akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 14 April 2023, dengan salah satu mata acara yakni meminta persetujuan pemegang saham terkait buyback tersebut.

Beberapa hal yang mendasari dilakukannya pembelian kembali saham yakni, manajemen perseroan memandang perlu adanya fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan, untuk mendukung tingkat harga saham yang mencerminkan nilai atau kinerja perseroan yang sebenarnya.

Di sisi lain, pembelian kembali saham merupakan upaya mengoptimalkan excess kas perseroan untuk meningkatkan return kepada pemegang saham perseroan

“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan rencana pembelian kembali tidak memberi dampak material negatif terhadap kegiatan usaha perseroan, mengingat perseroan memiliki fleksibilitas dalam melakukan pembelian kembali saham. Pembelian saham juga dilaksanakan dengan mempertimbangkan kegiatan usaha perseroan, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja dan adanya sumber pendanaan yang cukup untuk melakukan aksi tersebut,” terang manajemen Mitratel dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Rabu (8/3/2023).

Pembelian kembali saham diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham sesuai fundamental perseroan. Pembelian kembali saham perseroan juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri (saham hasil buyback) dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.

 

Kinerja Keuangan 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Emiten yang biasa dikenal dengan nama Mitratel membukukan pendapatan Rp 7,72 triliun pada 2022, meningkat 12,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,86 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Dayamitra Telekomunikasi, Senin (6/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 4,07 triliun atau meningkat 11,50 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 3,65 triliun.

Dengan demikian, laba bruto Dayamitra Telekomunikasi naik 13,70 persen menjadi Rp 3,65 triliun pada 2022 dari Rp 3,21 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba usaha 14,96 persen menjadi Rp 3,15 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 2,74 triliun.

Hingga akhir 2022, Dayamitra Telekomunikasi mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun. Laba perseroan melonjak 28,98 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 56,07 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 57,72 triliun. Kemudian, liabilitas MTEL Rp 22,26 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 24,08 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 33,80 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 33,64 triliun.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya