Liputan6.com, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau disebut Telkom Indonesia membukukan kinerja keuangan beragam pada 2022. Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan, tetapi laba merosot.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/3/2023), Tekom meraup pendapatan Rp 147,30 triliun sepanjang 2022. Pendapatan perseroan naik 2,86 persen dari periode 2021 sebesar Rp 143,2 triliun.
Baca Juga
Perseroan mencatat kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi naik menjadi Rp 38,18 triliun dari periode 2021 sebesar Rp 38,13 triliun. Beban penyusunan dan amortisasi naik menjadi Rp 33,25 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,81 triliun.
Advertisement
Beban umum dan administrasi Telkom Indonesia naik menjadi Rp 5,85 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 5,01 triliun. Beban pemasaran bertambah menjadi Rp 5,44 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 5,18 triliun.
Namun, beban karyawan susut menjadi Rp 14,90 triliun hingga 2022 dari 2021 sebesar Rp 15,52 triliun.
Selain itu, perseroan mencatat kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 6,43 triliun pada 2022 dari 2021 untung Rp 3,43 triliun.
Di sisi lain, perseroan mencatat laba selisih kurs naik menjadi Rp 256 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 50 miliar.
Sementara itu, laba usaha tercatat Rp 39,58 miliar pada 2022. Laba usaha perseroan merosot 16,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 47,56 miliar.
Selain itu, laba tahun berjalan susut 18,46 persen dari Rp 33,94 miliar pada 2021 menjadi Rp 27,68 miliar pada 2022.
Laba Telkom
Telkom Indonesia mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 16,18 persen menajdi Rp 20,75 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 24,7 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar turun menjadi 209,49 pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 249,94.
Telkom Indonesia mencetat ekutias Rp 149,26 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 145,39 triliun. Liabilitas perseroan susut menjadi Rp 125,93 triliun pada 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 131,78 triliun.
Telkom mencatat aset susut menjadi Rp 275,19 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 277,18 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 31,94 triliun pada 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 38,31 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Maret 2023, saham TLKM melemah 1,2 persen ke posisi Rp 4.070 per saham. Saham TLKM dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 4.100 per saham. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 4.120 dan terendah Rp 4.060 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.609 kali dengan volume perdagangan 1.263.398 saham. Nilai transaksi Rp 516,3 miliar.
Advertisement
Ambisi Telkom Jadi Pemain Besar di Industri Data Center
Sebelumnya, usai melakukan groundbreaking NeutraDC Hyperscale Data Center (HDC) Batam pada Desember 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) semakin memantapkan langkah untuk mengambil porsi dan menjadi pemain besar di industri data center.
Tak hanya memiliki kapasitas besar dengan standar tier 3 dan 4, HDC Batam ini juga akan menjadi bagian dari ekosistem data center TelkomGroup yang terhubung dengan data center domestik dan internasional, edge data center, dan hyperscale data center di Cikarang.
Direktur Wholesale & Intenational Service Telkom, Bogi Witjaksono menyampaikan, salah satu kunci keberhasilan data center adalah tingkat efisiensi dalam penggunaan energi.
“Ke depannya semakin tinggi kemampuan computing dari penghuni data center yang dalam hal ini adalah pemain digital, maka membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk itu, para pemain digital tersebut membutuhkan energi yang efisien dan hijau (green). Kita akan buktikan, pada 2024 pertengahan paling lambat data center berbasiskan energi biru dan ramah lingkungan akan ada di Indonesia," kata Bogi dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (5/1/2023).
Terkait dengan teknologi energi terbarukan dan green energy ini, Telkom bekerja sama dengan Medco dan nantinya saat distribusi akan melibatkan PLN. Telkom juga bekerja sama dengan Singtel yang juga pemain lama data center di Singapura.
Bersama-sama, kedua pihak siap menangkap potensi kebutuhan spillover demand yang berasal dari Singapura dan sekitarnya, selain juga untuk memenuhi kebutuhan domestik di Indonesia.
Peluang Telkom
Bogi mengatakan, pada 2030 Indonesia setidaknya membutuhkan minimal 1,200 MegaWatt atau 1,2 GW data center.
Ini menjadi peluang sangat besar yang tidak lepas dari peran demografi yang menyebabkan kebutuhan tersebut kian meningkat. Telkom dalam hal ini dapat menjadi bagian dari pemain dominan dan bergerak cepat untuk membangun ekosistem data center.
"Semua lini kehidupan kita itu ke depan akan menjadi terkoneksi secara digital. Basis datanya diperkirakan dari IoT maupun devices itu jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan kita sekarang yang ada di broadband biasa,” kata Bogi.
Ia menambahkan, Telkom sebagai agen pemerintah dalam hal digitalisasi harus berpikir beyond, tidak hanya membangun data center tapi lebih ke membangun ekosistemnya demi membangun negeri ini untuk digital sovereignty.
Advertisement