Bursa Saham Asia Lesu di Tengah Pertemuan Kebijakan Bank Sentral Jepang

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan saham Kamis, 27 April 2023. Investor cermati pertemuan kebijakan Bank Sentral Jepang yang dipimpin Gubernur Bank Sentral Jepang baru Kazuo Ueda.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Apr 2023, 08:52 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 08:52 WIB
Bursa saham Asia Merosot pada Perdagangan Kamis 27 April 2023
Indeks ASX 200 di bursa saham Australia melemah. Demikian juga Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, 27 April 2023. (Foto: Marcus Reubenstein/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, (27/4/2023). Investor fokus pada pertemuan kebijakan pertama Bank of Japan (BOJ) atau Bank Sentral Jepang yang dipimpin oleh Gubernur BOJ baru Kazuo Ueda.

Dikutip dari CNBC, Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda diprediksi pertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar dari pendahulunya Haruhiko Kuroda untuk saat ini. Akan tetapi, Ueda diharapkan dapat merencanakan jalan keluar dari kebijakan ini pada masa mendatang.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,41 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks ASX 200 di Australia tergelincir 0,14 persen. Indeks Kospi Korea Selatan  susut 0,1 persen. Indeks Kosdaq melemah 0,42 persen seiring raksasa elektronik Samsung membukukan penurunan laba operasi 94 persen YoY pada kuartal I 2023.

Indeks Hang Seng juga diprediksi melemah seiring indeks berjangka berada di posisi 19.735, dibandingkan penutupan perdagangan kemarin 19.757.

Untuk tingkat pengangguran Singapura pada kuartal I 2023 juga rilis pada Kamis pekan ini. Di Amerika Serikat, wall street bervariasi karena sentimen kekhawatiran perbankan mengalahkan laba raksasa perusahaan teknologi di wall street. Indeks Dow Jones melemah 0,68 persen, indeks S&P 500 susut 0,38 persen dan indeks Nasdaq bertambah 0,47 persen.


Penutupan Bursa Saham Asia pada 26 April 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 April 2023 setelah kekhawatiran industri bank kembali muncul di wall street.

Dikutip dari CNBC, saham First Republic Bank melemah lebih dari 49 persen setelah bank regional membukukan hasil kuartalan terbarunya. Deposito turun 40 persen menjadi USD 104,5 miliar pada kuartal I 2023 tetapi sejak itu stabil.

Investor juga mengamati inflasi Australia pada kuartal I 2023 yang melambat menjadi 7 persen YoY, turun dari level tertinggi dalam 23 tahun sebesar 7,8 persen pada kuartal sebelumnya. Indeks ASX melemah ke posisi 7.316,3.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 merosot 0,71 persen ke posisi 28.416,47. Indeks Topix susut 0,89 persen ke posisi 2.023,9. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,17 persen ke posisi 2.484,83. Indeks Kosdaq terpangkas 0,99 persen ke posisi 830,44. Hal ini terjadi setelah indeks sentimen konsumen negara itu pada April naik menjadi 95,1 dibandingkan 92 pada Maret.

Bursa saham China beragam. Indeks Shenzhen naik 0,33 persen ke posisi 11.185,68. Indeks Shanghai merosot 0,02 persen ke posisi 3.264,1. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 persen, sedangkan indeks Hang Seng teknologi bertambah 1,32 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 26 April 2023

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Rabu, 26 April 2023. Indeks Dow Jones anjlok lebih dari 200 poin karena kekhawatiran investor atas First Republic membayangi kegembiraan seputar rilis laba raksasa perusahaan teknologi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (27/4/2023), indeks Dow Jones merosot 228,96 poin atau 0,68 persen ke posisi 33.301,87. Indeks S&P 500 tergelincir 0,38 persen ke posisi 4.055,99. Indeks Nasdaq bertambah 0,47 persen ke posisi 11.854,35, memangkas kenaikan setelah melonjak 1,43 persen selama sesi perdagangan.

Saham First Republic Bank merosot hampir 30 persen, memperpanjang kerugian setelah anjlok hampir 50 persen pada perdagangan Selasa pekan ini. Bank regional menuturkan, deposito turun 40 persen menjadi USD 104,5 miliar pada kuartal I.

Itu menyalakan kembali kekhawatiran tentang kesehatan sistem perbankan yang awalnya dipicu oleh penutupan Silicon Valley Bank bulan lalu. Bloomberg News melaporkan Rabu pekan ini, regulator bank Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk menurunkan penilaian terhadap First Republic yang dapat hambat kemampuan bank untuk meminjam dari the Federal Reserve (the Fed).


Kinerja Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Saham Microsoft naik lebih dari 7 persen untuk diperdagangkan pada titik tertinggi dalam lebih dari setahun setelah mengalahkan harapan wall street untuk pendapatan dan laba pada kuartal terakhir.

Perusahaan juga mengatakan melihat lompatan besar dalam pendapatan dari segmen bisnis Intelligent Cloud. Saham Amazon naik lebih dari 2 persen karena beberapa pelaku pasar semakin berharap bisnis cloud raksasa e-commerce ini juga dapat menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat.

Saham Alphabet melemah 0,1 persen setelah diperdagangkan menguat pada hari sebelumnya. Induk Google membukukan laba lebih baik dari yang diantisipasi, tetapi mengatakan pendapatan hanya tumbuh 3 persen dari periode sama tahun lalu.

Di sisi lain the Technology Select Sector SPDR Fund (XLK) naik sekitar 1,5 persen karena investor meningkatkan eksposur di tengah rilis laba raksasa perusahaan teknologi. Saham Meta menguat 0,9 persen jelang rilis laporan laba induk usaha Facebook.

Amazon juga rilis laporan triwulanan pada Kamis, 27 April 2023 waktu setempat. Sementara itu, saham Chipotle melonjak hampir 13 persen ke level tertinggi sepanjang masa di tengah rilis laba yang kuat.  “(Laporan-red) laba belum cukup kuat untuk mengkatalisasi pasar lebih tinggi,” ujar Investment Strategy Analyst Baird, Ross Mayfield.

Ia menuturkan, ada beberapa laporan bagus dari raksasa perusahaan teknologi, tetapi reli yang begitu besar pada musim laba sehingga membutuhkan laporan laba yang benar-benar tinggi untuk membayangi katalis lain yang berdampak.

 


Rilis Data Ekonomi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, permintaan barang tahan lama seperti peralatan dan komputer lebih tinggi dari perkiraan ekonom pada Maret 2023, menurut data yang dirilis sebagai tanda ekonomi menunjukkan ketahanan.

Titik data itu muncul jelang pembaruan produk domestik bruto (PDB) terbaru yang dijadwalkan Kamis pekan ini. Selain itu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi yang disukai the Federal Reserve rilis pada Jumat pekan ini.

Meski penguatan penting dari Microsoft dan Boeing mengikuti laporan laba, indeks masih ditarik ke bawah karena saham bluechip lainnya. Saham Honeywell, Home Depot, Amgen, United Health, dan Merck semua ditimbang rata-rata dengan kerugian lebih besar dari 2 persen.

Indeks turun sekitar 0,1 persen dengan 17 dari 30 anggota saham berada di zona merah. Di sisi lain, saham Microsoft dan Boeing mencatat rata-rata pemain terbaik dengan kenaikan 7 persen dan 3 persen.

Saham Microsoft mengalahkan harapan pendapatan, sedangkan investor respons positif manajemen Boeing mengatakan akan meningkatkan produksi 737 max meski ada masalah manufaktur.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya