Saham BBRI Ngegas Usai Rilis Cetak Laba Rp 15,56 Triliun pada Kuartal I 2023

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat laba bersih Rp 15,56 triliun hingga akhir kuartal I 2023. Rilis laporan keuangan BRI itu direspons positif oleh investor.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Apr 2023, 16:02 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2023, 16:02 WIB
Saham BBRI Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa Usai Rilis Laporan Keuangan Kuartal I 2023
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyentuh level tertinggi sepanjang masa usai rilis laporan keuangan kuartal I 2023. (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan laba secara konsolidasian sebesar Rp 15,56 triliun hingga akhir kuartal I 2023 direspons positif oleh investor dan diikuti dengan kenaikan signifikan sahamnya. 

Harga saham BBRI ditutup naik Rp125, naik 2,49 persen pada level Rp 5.150 atau menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high) pada penutupan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 27 April 2023. 

Kenaikan harga saham BBRI tersebut membuat kapitalisasi pasar BRI menjadi Rp 772,72 triliun dan mengindikasikan kepercayaan investor terhadap BRI terus meningkat meskipun di tengah risiko perekonomian global yang masih menantang. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan di tengah gejolak perekonomian global, pada 3 bulan pertama pada 2023, BRI dapat melanjutkan kinerja positifnya dengan mencatatkan laba secara konsolidasian (BRI Group) sebesar Rp15,56 triliun atau tumbuh 27,37 persen year on year (yoy). Kenaikan laba tersebut diiringi dengan pertumbuhan asset menjadi Rp1.822,97 triliun atau tumbuh 10,46 persen yoy.

"Pencapaian tersebut tak lepas dari komitmen BRI yang mampu menciptakan value secara konsisten dengan fokus tumbuh pada segmen UMKM, dengan pengelolaan risiko yang baik. Di samping itu, BRI juga terus melanjutkan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, serta meningkatkan pelayanan kepada para nasabah," kata Sunarso, dikutip Jumat (28/4/2023).

Tak hanya itu, BRI juga mengalami peningkatan dari sisi penyaluran kredit dengan kontributor utama di segmen mikro yang tumbuh 11,18 persen, sehingga total kredit dan pembiayaan BRI Group menjadi sebesar Rp1.180,12 triliun. "Khusus untuk segmen UMKM porsinya telah mencapai 83,86 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp989,64 triliun," imbuhnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertumbuhan Kredit

Gedung BRI.
Penerapan ESG dalam Menara BRILiaN.

Pertumbuhan kredit tersebut juga diiringi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent dalam penyaluran kredit. Tercermin dari rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86 persen atau membaik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen. 

"Meskipun kualitas kredit membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 282,49 persen. Hal ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan perlambatan ekonomi dunia,” ujar dia.

Dari sisi pendanaan, BRI mampu menghimpun DPK sebesar Rp 1.255,45 triliun atau tumbuh double digit sebesar 11,45 persen yoy. Di samping itu, kontributor lain yang menjadi penopang kinerja BRI yakni pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 11,45 persen yoy atau mencapai senilai Rp5,08 triliun.

Sunarso pun mengungkapkan optimismenya kedepan dimana prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12 persen dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro.

 


BRI Pede Kredit Tumbuh 12 Persen pada 2023 Meski Ekonomi Global Masih Mencekam

Gedung BRI
Gedung BRI

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso optimistis pertumbuhan kredit BRI bisa tetap tumbuh positif. Padahal, kondisi saat ini diakuinya tengah dihadapkan oleh berbagai tantangan.

Sebut saja, tantangan ekonomi global yang menurut prediksi sejumlah lembaga, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) hanya tumbuh 2,8 persen di 2023 ini. Kemudian, Indonesia berpotensi mengakami resesi meski hanya 2 persen.

Keadaan ini, menurut Sunarso tidak membuat perseroan gentar. Malahan, dia melihat ada peluang untuk BRI tetap tumbuh di tahun ini. Seriring dengan prediksinya terhadap industri perbankan yang masih akan tumbuh positif.

“Sehingga prospek dan kinerja industri perbankan khususnya BRI juga akan lebih baik di tahun 2023, dengan kredit BRI kami proyeksikan mampu tumbuh di level 10-12 persen dan didukung oleh pertumbuhan pada segmen UMKM khususnya Mikro dan Ultra Mikro," ungkapnya dalam Konferensi Pers Kinerja Keuangan Triwulan I-2023, Kamis (27/4/2023).

Mendukung optimismenya, Sunarso mengungkap pihaknya melakukan efisiensi. Misalanya, keberhasilan BRI yang tercermin dari rasio BOPO, CER dan CIR yang membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BOPO tercatat 64,47 persen, semakin baik dibandingkan BOPO pada Kuartal I 2022 sebesar 68,26 persen. Rasio Cost Efficiency Ratio (CER) juga tercatat semakin membaik dari 45,68 persen di akhir Kuartal I 2022 menjadi 42,69 persen di akhir Kuartal I 2023, dan Cost to Income Ratio (CIR) BRI semula 42,23 persen menjadi 41,83 persen.

 


Jaga Rasio Keuangan

Gedung BRI
Gedung BRI.

Dengan pertumbuhan bisnis dan profitabilitas yang kuat tersebut, BRI mampu menjaga rasio keuangan pada level yang baik. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada pada level 84,94 persen, menunjukkan kondisi likuiditas masih sangat memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.

Tak hanya itu, BRI juga mampu menjaga kondisi permodalan yang kuat dengan CAR mencapai 24,98 persen berada di atas minimum ketentuan regulator yang sebesar 17,5 persen (setelah memperhitungkan implementasi Basel 3) dan risk appetite perusahaan sebesar 19 persen.

“Dengan rasio kecukupan modal yang sangat memadai tersebut, BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank baik risiko pasar, risiko kredit maupun risiko operasional serta mendukung pertumbuhan bisnis ke depan secara jangka Panjang”, ungkap Sunarso.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya