Bukalapak Catat Pendapatan Rp 1 Triliun pada Kuartal I 2023

Bukalapak mencatat Total Processing Value (TPV) selama kuartal I 2023 tumbuh sebesar 19 persen menjadi Rp 40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan YoY dari marketplace dan TPV specialty verticals.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Apr 2023, 06:21 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2023, 21:13 WIB
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Jumat, 28 April 2023. (Foto: Bukalapak)
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan kuartal I 2023, Jumat, 28 April 2023. (Foto: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengumumkan kinerja keuangan kuartal I 2023 pada Jumat, (28/4/2023).

Bukalapak terus menunjukkan pertumbuhan bisnis yang positif. Bukalapak mencatat Total Processing Value (TPV) selama kuartal I 2023 tumbuh sebesar 19 persen menjadi Rp 40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan YoY dari marketplace dan TPV specialty verticals.

Mengutip dari keterangan tertulis perseroan, sebanyak 72 persen TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.  

TPV Mitra Bukalapak pada kuartal I 2023 naik sebanyak 9 persen YoY menjadi Rp 18,7 triliun.  Pertumbuhan Mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, di mana pertumbuhannya meningkat sebesar 10 persen YoY untuk TPV produk-produk fisik dan tumbuh sebesar 8 persen untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial dari kuartal yang sama tahun lalu. Pada akhir Maret 2023, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.

Pendapatan Bukalapak pada kuartal I 2023 tumbuh sebesar 28 persen YoY menjadi Rp 1,006 triliun YoY,  sementara pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal I 2023 meningkat sebesar 9 persen YoY menjadi Rp 515 miliar. Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77 persen YoY menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.

Perseroan terus fokus pada strateginya untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik. Pada periode kuartal I 2023, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8 persen dibandingkan dengan -1.0 persen pada periode yang sama tahun lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


EBITDA Penyesuaian Bukalapak

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,2 persen pada TPV di kuartal I 2022 menjadi 0,3 persen terhadap TPV pada kuartal I 2023. Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2 persen pada kuartal I 2022 menjadi 0,7 persen pada kuartal I 2023, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4% pada kuartal I 2022 menjadi -0,1% pada kuartal I 2023.

Bukalapak membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (“adjusted EBITDA”) sebesar -Rp 209 miliar pada kuartal I 2023 atau naik sebesar 44 persen YoY, di mana rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% pada kuartal I 2022 menjadi -0,5 persen pada kuartal I 2023.

Selanjutnya, Bukalapak membukukan rugi operasional sebesar Rp 1.177 miliar pada kuartal I 2023, atau mengalami penurunan secara YoY terutama karena pada kuartal I 2022 Perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk. 

Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat rugi bersih sebesar Rp 1.008 miliar pada kuartal I 2023 dari laba bersih sebesar Rp 14.549 miliar pada kuartal I 2022.

Dengan peningkatan efisiensi yang diiringi oleh pertumbuhan yang kuat, Bukalapak juga memiliki permodalan yang kuat dengan posisi kas Perseroan, termasuk investasi lancar seperti obligasi pemerintah dan reksadana, sebesar Rp 20,3 triliun, pada akhir Maret 2023.


Bukalapak Bakal Gelar Program MESOP Tahap II

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD). Hal ini seiring program kepemilikan saham manajemen dan karyawan (management and employee stock ownership program) atau program MESOP tahap II.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/4/2023), PT Bukalapak.com Tbk melaksanakan private placement dengan program MESOP tahap II dengan memberikan saham tanpa hak opsi kepada peserta program melalui penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Jumlah saham yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 4.019.592.620 lembar saham atau 3,9 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Seiring pelaksanaan private placement dengan program MESOP tahap II ini, pemegang saham perseroan akan terkena dilusi kepemilikan saham maksimal 3,9 persen hingga akhir program MESOP Tahap II.

Untuk melakukan aksi korporasi ini, perseroan akan gelar rapat umum pemegang saham independen pada 25 Mei 2023.

Adapun peserta program MESOP Tahap II antara lain anggota dewan komisaris grup perseroan yang menjabat pada saat pembagian saham sebagai bagian dari kompensasi, anggota direksi grup perseroan yang menjabat pada saat pembagian saham sebagai bagian dari kompensasi dan karyawan grup perseroan yang ditetapkan oleh direksi perseroan dengan syarat sesuai dengan ketentuan program opsi saham manajemen dan karyawan Bukalapak yang selanjutnya disebut sebagai peserta program MESOP tahap II.

 


Pelaksanaan MESOP Tahap II

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

“Peserta program MESOP tahap II yang berhak akan ditetapkan oleh direksi perseroan dengan mendapatkan persetujuan dari komite nominasi dan remunerasi perseroan,” tulis perseroan.

Program MESOP Tahap II akan dilaksanakan dalam jangka waktu lima tahun sejak tanggal persetujuan RUPS Perseroan yang menyetujui Program MESOP Tahap II ini hingga 2028. Dividen tidak akan diberikan kepada saham Perseroan yang belum diterbitkan dan dibagikan secara resmi kepada Peserta Program MESOP Tahap II.

Saham akan dibagikan kepada Peserta Program MESOP Tahap II dalam beberapa tahap yang akan ditentukan oleh Direksi Perseroan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris Perseroan.

Komite Nominasi dan Remunerasi Perseroan akan melakukan perhitungan saham yang akan dialokasikan kepada Peserta Program MESOP Tahap II berdasarkan kinerja peserta dan dengan memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengambil keputusan yang berdampak signifikan terhadap kinerja Perseroan.

"Sumber pendanaan yang akan digunakan oleh perseroan untuk program MESOP tahap II berasal dari kas internal dan atau sumber pendanaannya lainnya yang ditentukan oleh perseroan,”

 

Infografis Hari Belanja Online
Infografis Hari Belanja Online (Liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya