Meneropong Pilihan Saham yang Menarik di Tengah Sentimen RDG Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) diperkirakan pertahankan suku bunga acuan 5,75 persen. Lalu apa saja saham yang menarik dapat dicermati pelaku pasar?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Jun 2023, 20:21 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 20:21 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Bank Indonesia (BI) diramal mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diramal mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. Lantas, saham apa yang menarik dicermati di tengah sentimen Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI)?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menilai BI7DRR diprediksi tidak mengalami perubahan di level 5,75 persen. Selain itu, sensitivitas suku bunga biasanya akan mempengaruhi saham-saham properti, perbankan serta multifinance.

"Beberapa saham yang menarik diamati dari sektor properti ada BSDE, CTRA kemudian multifinance ada BFIN dan CFIN serta Bigbank di sektor banking," kata Roger kepada Liputan6.com, Rabu (21/6/2023).

Menurut ia, emiten-emiten tersebut mampu mencetak kinerja yang positif pada kuartal I 2023. Bahkan, peluang turunnya suku bunga ke depan masih terbuka dengan terkendalinya inflasi, sehingga bisa memberi sentimen ke properti dan multifinance.

"Namun kondisi global masih menjadi tantangan ke depan dimana the Fed masih berpeluang meningkatkan suku bunganya," ujar dia.

Sementara itu, pengamat pasar modal Desmond Wira mengatakan, bursa saham semakin sepi, nilai transaksi pun semakin turun jelang RDG Bank Indonesia.

"Tidak ada (saham) yang menarik bu. Yang naik rata-rata saham gorengan yang tidak likuid," kata Desmond.

Belum lagi, minggu depan ada cuti bersama Hari Raya Idul Adha pada 28-30 Juni 2023, pasar saham potensi makin sepi lagi. 

"Kalau saya sarankan wait and see sajalah. Tidak ada gunanya memaksakan diri bertransaksi saham sekarang," ujar dia.

 

 

RDG Bank Indonesia Bayangi IHSG, Sektor Saham Ini Jadi Pilihan

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sejumlah katalis akan pengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan. Salah satunya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).

Dalam riset Ajaib Sekuritas menyebutkan, Bank Indonesia akan tetap tetap pertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen. Suku bunga pada level 5,75 persen tersebut telah berjalan sejak Januari 2023.

“Pertimbangan BI masih perlu menahan suku bunga adalah Bank Sentral beberapa negara, khususnya The Fed masih belum benar-benar memberikan sinyal dovish,” tulis riset Ajaib Sekuritas.

Langkah the Fed yang masih belum dovish tersebut juga meski melihat tren inflasi tahunan secara domestik telah turun ke level 4% YoY pada Mei 2023, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 4,33% YoY, sekaligus berada dalam target BI sebesar 2-4%.

Selain sentimen suku bunga BI, katalis yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar ekuitas di minggu depan adalah testimoni Chairman The Fed, Jerome Powell di hadapan kongres untuk memberikan arah kebijakan moneter serta prospek ekonomi AS kedepan.

"Sektor yang menarik dicermati adalah sektor consumer primer dan non primer ditengah landainya harga komoditas dan inflasi yang terjaga,” demikian dikutip dari keterangan tertulis Ajaib Sekuritas.

Sementara itu, menurut Ajaib Sekuritas, sektor saham basic materials juga menarik dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan Bank Sentral China (PBoC) memangkas suku bunga acuan seven-day reverse repurchase rate sebesar 10 bps ke level 1,9%.

Pemangkasan suku bunga tersebut diharapkan dapat menjadi asa untuk membangkitkan kembali pertumbuhan ekonomi China, sehingga berpotensi meningkatkan ekspor non migas nasional.

"IHSG pada pekan depan masih terlihat wait and see, sehingga (19-23 Juni 2023) diproyeksikan bergerak sideways dalam range 6.660-6.700," tulis Ajaib Sekuritas.

 

Trading Plan dari Ajaib Sekuritas

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk 19 Juni 2023

EXCL di area Rp2.020 dengan target harga pada resistance di level Rp2.120 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.980. (Buy) 

BRPT di area Rp770 dengan target harga pada resistance di level Rp810 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp730. (Buy) 

ACES di area Rp650 dengan target harga pada resistance di level Rp700 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp610.(Buy)

Sebelumnya, IHSG pada 12-16 Juni 2023 secara kumulatif menguat +0,06% atau ditutup pada level 6.698. Sentimen terkait kebijakan The Fed yang sesuai ekspektasi dengan menahan suku bunga pada level 5,00-5,25% menjadi katalis positif. Meski begitu pelaku pasar masih harus mencermati isyarat The Fed yang berencana menaikkan suku bunga hingga 2 kali lagi pada  2023.

Kebijakan The Fed yang menahan suku bunga tersebut memberikan dorongan bagi sektor material dasar, di mana dalam sepekan tumbuh +1,74% seiring optimisme terhadap ekspansinya ekonomi setelah melalui tingkat suku bunga tinggi. Sejalan dengan itu saham di sektor growth stock, yaitu teknologi juga menguat minggu lalu +1,73%.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya