Mengintip Kinerja Calon Pendatang Baru di Bursa, Mana Paling Cuan?

Berikut sejumlah kinerja keuangan calon emiten pendatang baru. Yuk, simak ulasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Jul 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 06:00 WIB
Mengintip Kinerja Calon Pendatang Baru di Bursa, Mana Paling Cuan?
ada delapan calon emiten yang tengah dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan sejumlah emiten baru. Saat ini ada delapan calon emiten yang tengah dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Satu perusahaan tengah memasuki periode penjatahan atau allotment, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Empat perusahaan tengah memasuki masa penawaran atau offering, antara lain PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI), PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM), dan PT Carsurin Tbk (CRSN).Demikian mengutip dari data e-ipo.

Sementara tiga pendatang baru lainnya tengah dalam periode book building, antara lain, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL), PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET), dan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA).

Melansir prospektus calon emiten, berikut Liputan6.com telah merangkum kinerja masing-masing perusahaan sebagai berikut ditulis Kamis, (6/7/2023):

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN)

Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan 6.328.208.800 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 125 per saham. Harga pelaksanaan yakni Rp 1.695 per lembar, sehingga perseroan bakal mengantongi Rp 10,73 triliun dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,09 miliar atau sekitar Rp  16,43 triliun (kurs Rp 15.022,50 per USD), naik 244,90 persen yoy. Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 56,10 persen yoy menjadi USD 1,6 miliar pada 2022.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat sebesar USD 6,5 miliar, naik dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 5,2 miliar. Liabilitas naik menjadi USD 2,88 miliar dari sebelumya USD 2,7 miliar. Sementar aekuitas hingga 31 Desember 2022 naik menjadi USD 3,61 miliar dari USD 1,49 miliar pada 2021.

 

PT Widiant Jaya Krenindo Tbk (WIDI)

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi
Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Perseroan menerbitkan sebanyak 400 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 5 per saham dalam rangka IPO. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 100 per lembar, sehingga perseroan bakal mengantongi Rp 400 miliar dari IPO.

PT Widiant Jaya Krenindo Tbk membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,01 miliar, naik 50,75 persen yoy. Laba itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang naik 121,69 persen yoy menjadi Rp 11,04 miliar pada akhir 2022.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 16,7 miliar, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 10.37 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 6,59 miliar dari Rp 1 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas sampai dengan 31 Desember 2022 naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 10,11 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,37 miliar.

PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) - Consumer Non Cyclicals

Perseroan menawarkan 1.071.429.000 lembar saham baru dalam rangka IPO dengan nilai nominal Rp 16 per saham. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 110 per saham. Sehingga perseroan bakal meraup Rp 117,86 miliar dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan membukukan pendapatan Rp 128,3 miliar, naik 15,37 persen yoy. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 12,64 miliar, atau naik 46,37 persen.

Total aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 76,16 miliar, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 51,1 miliar. Liabilitas susut menjadi Rp 16,88 miliar dibanding akhir 2021 sebesar Rp 35,9 miliar. Sementara ekuitas naik signifikan menjadi Rp 59,28 miliar dari Rp 15,3 miliar pada akhir 2021

PT Graha Prima Mentari Tbk (GRPM)

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan sebanyak 309 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 120 per lembar, sehingga perseroan berpotensi mengantongi Rp 37,08 miliar dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan membukukan penjualan Rp 325,84 miliar, naik 3,84 persen yoy. Dari raihan iut, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 2,26 miliar atau naik 8,65 persen yoy.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan akhir 2022 tercatat sebesar Rp 50,2 miliar, naik dari Rp 32,05 miliar pada 2021. Liabilitas turun menjadi Rp 19,27 miliar pada 2022 dari Rp 22,93 miliar pada tahun sebelumnya. Sedangkan ekuitas naik signifikan menjadi Rp 30,93 miliar pada akhir 2022 dibanding akhir 2021 sebesar Rp 9,13 miliar.

PT Carsurin Tbk (CRSN) - Industrials

Perseroan menerbitkan 600 juta lembar saham baru dalam rangka IPO dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Harga penawaran ditetapkan sebesar Rp 125 per lembar, sehingga perseroan akan memperoleh Rp 75 miliar dari IPO.

PT Carsurin Tbk membukukan pendapatan 363,4 miliar hingga 31 Desember 2022, atau naik 14,06 persen yoy. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 29,94 miliar, naik 42,91 persen yoy.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 170,09 miliar, naik dari Rp 144,4 miliar pada 2021. Liabilitas naik menjadi Rp 55,56 miliar dari Rp 49,76 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas sampai dengan 31 Desember 2022 naik menjadi Rp 114,53 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 94,72 miliar.

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (AKSL)

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Dalam rangka IPO, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.988.493.800 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Harga penawaran berkisar Rp 100-120 per lembar. Sehingga perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 358,62 miliar dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan bukukan pendapatan Rp 71,45 miliar, atau naik 80.02 persen yoy. Sayangnya, bersamaan dengan itu beban pendapatan naik menjadi Rp 91,16 miliar dari sebelumnya Rp 69,26 miliar pada 2021. Beban keuangan juga naik menjadi Rp 2,85 miliar dari Rp 866,15 juta pada 2021.

Sehingga, perseroan membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 22,48 miliar. Angka kerugian ini membaik dibandingkan tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatatkan rugi Rp 30,4 miliar.

Aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 121,02 miliar, naik dari Rp 93,5 miliar pada 2021. Liabilitas naik signifikan menjadi Rp 70,53 miliar pada akhir 2022 dibandingkan akhir tahun sebelumnya sebesar Rp 20,87 miliar. Sedangkan ekuitas sampai dengan 31 Desember 2022 susut menjadi Rp 50,49 miliar dari Rp 72,63 miliar pada Desember 2021.

 

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET)

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Perseroan menerbitkan 1,5 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per lembar dalam rangka IPO. Harga pelaksanaan dipatok pada kisaran Rp 100-101 per lembar. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya RP 151,1 miliar dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 19,95 miliar, naik 0.29 persen yoy. Namun bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 14,4 miliar dari Rp 14,24 miliar pada 2021. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 5,58 miliar, turun tipis dari Rp 5,65 miliar pada tahun sebelumnya.

Beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp 3,7 miliar dari tahun sebelumnya Rp 3,47 miliar. Setelah dikurangi beban lain-lain, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,37 miliar, atau turun 16.52 persen yoy.

Aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 72,98 miliar, naik signifikan dibanding akhir 2021 sebesar Rp 8,48 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 7,78 miliar dari Rp 4,14 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga 31 Desember 2022 naik signifikan menjadi Rp 65,2 milia dari Rp 4,33 miliar pada akhir 2021.

 

PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA)

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Perseroan menerbitkan 4.166.000.000 lembar saham baru dalam rangka IPO dengan nilai nominal Rp 60 per saham. Harga penawaran dipatok sekitar Rp 118-128. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 533,25 miliar dari IPO.

Hingga 31 Desember 2022, perseroan membukukan pendapatan Rp 1,64 triliun, naik 24.45 persen yoy. Dari raihan itu, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 501,62 miliar atau naik 60.89 persen yoy.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember tercatat sebesar Rp 1,61 triliun atau naik dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,07 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 469,52 miliar dari Rp 335,81 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas hingga 31 Desember 2022 naik menjadi Rp 1,14 triliun dari Rp 734,91 miliar pada akhir 2021.

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya