Wall Street Tersungkur, Investor Khawatir The Fed Bakal Kerek Suku Bunga Lagi

Wall street kompak memerah pada perdagangan saham Jumat, 7 Juli 2023. Indeks Dow Jones pimpin koreksi. Adapun kebijakan the Fed bayangi wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2023, 07:15 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 07:15 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 7 Juli 2023. Wall street masih dibayangi kebijakan bank sentral AS setelah rilis data ekonomi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 7 Juli 2023. Dengan koreksi wall street membawa kinerja mingguan merosot.

Hal tersebut terjadi lantaran pelaku pasar berupaya menghilangkan kekhawatiran the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat akan mulai menaikkan suku bunga lagi pada akhir Juli 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (8/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,29 persen ke posisi 4.398,95. Indeks Nasdaq tergelincir 0,13 persen menjadi 13.660,72. Indeks Dow Jones merosot 187,38 poin atau 0,55 persen ke posisi 33.734,88.

Tiga indeks acuan itu melemah selama sepekan. Indeks S&P 500 merosot 1,16 persen. Indeks Nasdaq terpangkas 0,92 persen. Indeks Dow Jones susut 1,96 persen, dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret 2023.

Laporan pekerjaan pada Juni dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan gaji meningkat kurang dari yang diharapkan pada Mei 2023. Nonfarm payrolls naik 209.000, sementara tingkat pengangguran mencapai 3,6 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones telah antisipasi tambahan 240.000 dan tingkat pengangguran 3,6 persen.

Akan tetapi, bagian dari laporan itu, termasuk angka upah yang lebih kuat dari perkiraan, meningkatkan kekhawatiran kalau bank sentral mungkin memiliki alasan untuk melanjutkan kenaikan akhir bulan ini. Penghasilan per jam rata-rata meningkat 0,4 persen pada Juni, dan 4,4 persen dari tahun lalu. Sementara itu, tingkat pengangguran turun dari 3,7 persen pada Mei 2023.

“Ini semacam gambaran beragam hari ini. Ini adalah kabar baik kalau ekonomi tidak berantakan, masih terus berjalan, tetapi Anda masih memiliki tekanan upah yang akan membuat the Fed akan menaikkan suku bunga pada akhir bulan,” ujar Keith Lerner dari Truist.

 

Wall Street Berpotensi Melemah

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Dalam waktu dekat, Lerner menuturkan, saham berpotensi melemah setelah Juni. Hal ini dapat menyebabkan konsolidasi dan aksi bergejolak karena pasar menuju musim laporan keuangan.

Menyusul rilis data pada Jumat pekan ini, pelaku pasar terus bertaruh dimulainya kembali kenaikan suku bunga pada akhir Juli 2023 dengan memperkirakan peluang 92 persen kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Peluang itu hampir sama, menurut CME Group’s FedWatch. Pembuat kebijakan mengindikasikan pada pertemuan Juni kalau dua kali lagi kenaikan suku bunga pada 2023.

Penutupan Wall Street pada 6 Juli 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Kamis, 6 Juli 2023. Koreksi wall street terjadi setelah data tenaga kerja yang lebih baik dari perkiraan meningkatkan kecemasan investor seputar keadaan ekonomi dan suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Jumat (7/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street indeks Dow Jones anjlok 366,38 poin atau 1,07 persen ke posisi 33.922,26. Indeks S&P 500 merosot 0,79 persen ke posisi 4.411,59. Indeks Nasdaq tergelincir 0,82 persen menjadi 13.679,04.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatat kinerja harian terburuk.

Tiga indeks saham acuan utama bersiap untuk menutup perdagangan pekan ini lebih rendah pada pekan ini. Indeks Dow Jones tergelincir 1,4 persen. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 0,9 persen dan 0,8 persen.

Data pekerjaan sektor swasta meningkat 497.000 pada Juni, menurut data dari perusahaan ADP. Data tenaga kerja tersebut alami kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Kenaikan data tenaga kerja pada Juni lebih dari dua kali lipat perkiraan konsensus Dow Jones sebesar 220.000 dan jauh lebih baik dari pada 267.000 pekerjaan yang direvisi turun, yang terlihat pada Mei.

Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun mencapai level tertinggi dalam 16 tahun. Data ADP rilis menjelang laporan gaji resmi pada Juni 2023. Ekonom berharap 240.000 non-farm payrolls ditambahkan bulan lalu. Data ekonomi ini melambat dari 339.000 pekerjaan yang ditambahkan pada Mei 2023, menurut Dow Jones.

Akan tetapi, pelaku pasar sekarang berharap angka yang lebih panas yang mengarah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS melanjutkan kebijakan pengetatan moneternya setelah dipertahankan pada pertemuan Juni.

 

Saham Maskapai Merosot

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Pelaku pasar prediksi sekitar 92 persen kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral akhir bulan ini, menurut FedWatch CME Group.

“Pasar jelas lebih memilih angka yang sejalan. Tapi karena harapannya lebih dari dua kali lipat, itu benar-benar meningkatkan faktor ketakutan the Fed harus lebih agresif,” ujar dia.

Di sisi lain, lowongan pekerjaan turun lebih dari yang diharapkan pada Mei, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.

Data tersebut dapat memberikan harapan pasar tenaga kerja yang ketat mungkin akan melihat setidaknya sejumlah pelonggaran.

Saham JetBlue Airways anjlok lebih dari 7 persen dalam sehari setelah perusahaan mengumumkan akan akhiri kemitraan dengan American Airlines dan fokus pada Spirit Airlines. Saham American Airlines turun lebih dari 2 persen, sedangkan Spirit Airlines naik lebih dari 1 persen.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya