Pefindo Tangani Penerbitan Surat Utang Rp 31,13 Triliun pada Semester I 2023, Non BUMN Dominan

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menangani penerbitan surat utang sebesar 67,85 persen dari total penerbitan surat utang nasional hingga semester I 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Jul 2023, 13:49 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2023, 13:49 WIB
Pefindo Tangani Penerbitan Surat Utang Rp 31,13 Triliun pada Semester I 2023, Non BUMN Dominan
PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat penerbitan surat utang nasional sepanjang paruh pertama 2023 sentuh Rp 45,98 triliun. (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat penerbitan surat utang nasional sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai Rp 45,98 triliun. Dari angka tersebut, Pefindo menangani penerbitan utang senilai Rp 31,13 triliun atau setara 67,85 persen dari total penerbitan surat utang nasional.

"Penerbitan surat utang yang diperingkat oleh Pefindo pada semester I 2023 mencapai Rp 31,1 triliun atau sekitar 68 persen porsinya dari seluruh surat utang nasional," ungkap Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan I Pefindo, Niken Indriarsih dalam konferensi pers, Selasa (18/7/2023).

Dari sektornya, non BUMN masih mendominasi baik secara nasional maupun khusus untuk yang ditangani Pefindo. Untuk surat utang nasional, non BUMN mencapai Rp 32,85 triliun dan sisanya Rp 13,14 merupakan surat utang BUMN Grup.

Sedangkan untuk penerbitan surat utang Pefindo, non BUMN mendominasi senilai Rp 17,98 triliun. Sedangkan BUMN Grup senilai Rp 13,14 triliun.

"Secara issuers masih non BUMN yang paling banyak terbitkan surat utang pada semester I yang diperingkat oleh Pefindo, yaitu sekitar hampir Rp 18 triliun. Ini sekitar hampir 58 persen dari total penerbitan surat utang yang diperingkat oleh Pefindo," imbuh Niken.

Hingga paruh pertama tahun ini sebesar Rp 61,3 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari 41 perusahaan. Rinciannya, 18 perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sisanya 23 perusahaan non-BUMN.

Berdasarkan jenis surat utang, PUB Obligasi paling banyak senilai Rp 25,7 triliun. DIsusul obligasi Rp 14 triliun, sukuk Rp 10,49 triliun, PUB sukuk Rp 5,89 triliun, MTN Rp 4,57 triliun, dan sekuritisasi Rp 600 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sektor Industri

Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Sementara berdasarkan sektor industrinya adalah sebagai berikut:

- Sektor Industri Bubur Kertas dan Tissue, 3 perusahaan senilai Rp 16,63 triliun

- Sektor Perbankan, 4 perusahaan senilai Rp 7,6 triliun

- Sektor Pertambangan, 3 perusahaan senilai Rp 7 triliun

- Sektor Multifinance, 7 perusahaan senilai Rp 5,6 triliun

- Sektor Perusahaan Induk, 3 perusahaan senilai Rp 3,9 triliun

- Sektor Bandara, 1 perusahaan senilai Rp 3,72 triliun

- Sektor Jalan Tol, 1 perusahaan senilai Rp 3,62 triliun

- Sektor Perdagangan & Distribusi, 2 perusahaan senilai Rp 3,23 triliun

- Sektor Konstruksi, 2 perusahaan senilai Rp 2 triliun

- Sektor Lembaga Keuangan Khusus, 1 perusahaan senilai Rp 2 triliun

- Sektor Telekomunikasi, 2 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun

- Sektor Properti, 3 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun

- Sektor Minyak dan Gas, 1 perusahaan senilai Rp 1 triliun

- Sektor Manufacturing, 2 perusahaan senilai Rp 700 miliar

- Sektor Pelayaran, 1 perusahaan senilai Rp 550 miliar

- Sektor Sekuritas, 1 perusahaan senilai Rp 408 miliar

- Sektor Listrik & Energi, 1 perusahaan senilai Rp 400 miliar

- Sektor Industri Jasa Pengamanan, 1 perusahaan senilai Rp 150 miliar

- Sektor Industri Pembiayaan, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar

- Sektor Modal Ventura, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar

 

 


Pefindo Kantongi Mandat Surat Utang Rp 61,3 Triliun hingga Semester I 2023

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo mencatat nilai mandat penerbitan surat utang hingga semester I 2023 sebesar Rp 61,3 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari 41 perusahaan.

Rinciannya, 18 perusahaan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Sisanya 23 perusahaan non-BUMN.

"Jadi kalau kita lihat dari rencana emiten untuk menerbitkan surat utang cukup besar. DI semester I 2023, total yang sudah kita rating itu sebesar RP 61,3 triliun," kata Direktur Utama Pefindo, Irmawati Amran dalam Media Forum, Jumat (7/7/2023).

Lebih rinci, Irmawati memaparkan berdasarkan jenis surat utang, PUB Obligasi paling banyak senilai Rp 25,7 triliun. DIsusul obligasi Rp 14 triliun, sukuk Rp 10,49 triliun, PUB sukuk Rp 5,89 triliun, MTN Rp 4,57 triliun, dan sekuritisasi Rp 600 miliar. Sementara berdasarkan sektor industrinya adalah sebagai berikut:

  • Sektor Industri Bubur Kertas dan Tissue, 3 perusahaan senilai Rp 16,63 triliun
  • Sektor Perbankan, 4 perusahaan senilai Rp 7,6 triliun
  • Sektor Pertambangan, 3 perusahaan senilai Rp 7 triliun
  • Sektor Multifinance, 7 perusahaan senilai Rp 5,6 triliun
  • Sektor Perusahaan Induk, 3 perusahaan senilai Rp 3,9 triliun
  • Sektor Bandara, 1 perusahaan senilai Rp 3,72 triliun
  • Sektor Jalan Tol, 1 perusahaan senilai Rp 3,62 triliun
  • Sektor Perdagangan & Distribusi, 2 perusahaan senilai Rp 3,23 triliun
  • Sektor Konstruksi, 2 perusahaan senilai Rp 2 triliun
  • Sektor Lembaga Keuangan Khusus, 1 perusahaan senilai Rp 2 triliun
  • Sektor Telekomunikasi, 2 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun
  • Sektor Properti, 3 perusahaan senilai Rp 1,3 triliun
  • Sektor Minyak dan Gas, 1 perusahaan senilai Rp 1 triliun
  • Sektor Manufacturing, 2 perusahaan senilai Rp 700 miliar
  • Sektor Pelayaran, 1 perusahaan senilai Rp 550 miliar
  • Sektor Sekuritas, 1 perusahaan senilai Rp 408 miliar
  • Sektor Listrik & Energi, 1 perusahaan senilai Rp 400 miliar
  • Sektor Industri Jasa Pengamanan, 1 perusahaan senilai Rp 150 miliar
  • Sektor Industri Pembiayaan, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar
  • Sektor Modal Ventura, 1 perusahaan senilai Rp 100 miliar 

Pefindo Angkat Irmawati Jadi Direktur Utama

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau PEFINDO mengumumkan pengangkatan Direktur Utama baru, Irmawati menggantikan Atep Salyadi Dariah Saputra atau Salyadi Saputra. Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PEFINDO yang digelar Kamis, 17 November 2022.

"Irma menggantikan Salyadi Saputra yang telah mengundurkan diri pada  September 2022 karena diangkat sebagai Direktur di PT Pertamina (Persero)," ungkap manajemen PEFINDO dalam keterangan resmi, Jumat (18/11/2022) Salyadi Saputra didapuk menjadi Direksi Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan pada September lalu.

Adapun Irmawati sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Utama PT Indonesian Capital Market Electronic Library (TICMI). Dia juga tercatat sebagai Kepala Divisi Inkubasi Bisnis PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pencalonan Irmawati sebagai direktur utama PEFINDO sebelumnya telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-165/PM.22/2022 tanggal 15 November 2022 perihal Keputusan atas Pencalonan Direktur Utama Perusahaan Pemeringkat Efek Atas Nama PT Pemeringkat Efek Indonesia, setelah menjalani penilaian kemampuan dan kepatutan oleh OJK.

Dengan pengangkatan direktur utama baru tersebut maka susunan Direksi PEFINDO menjadi sebagai berikut:

Direktur Utama: Irmawati

Direktur: Hendro Utomo

Direktur: Ignatius Girendroheru.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya