Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mencatatkan laba bersih menjadi Rp 720 miliar pada semester I 2023. Laba tersebut turun 11,68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 815 miliar.
Lantas, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pun turun 1,58 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi R p2,34 triliun pada semester I 2023. Lalu, Bank Jatim juga mencatatkan penurunan aset sebesar 5,43 persen yoy menjadi Rp 103 triliun pada semester I 2023.
Baca Juga
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, laba bersih turun dikarenakan dalam beberapa waktu terakhir ini suku bunga Bank Indonesia (BI) cenderung tinggi. Dengan begitu, struktur pendanaannya menjadi tidak ideal.
Advertisement
"Sehingga akhirnya strategi kami adalah bagaimana kami melakukan restruktur kembali terhadap funding ini. Nah, sehingga walaupun rasio dana murah (current account saving account) kami naik, walaupun interest expenses kami naik, tapi kenaikan kami relatif lebih rendah dibandingkan yang lainnya. Dan tentu saja nantinya akan kami dorong semakin efisien dan semakin murah,” kata Busrul dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Selain itu, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Secara keseluruhan total kredit mencapai Rp 49,21 triliun hingga semester I 2023.
Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen yoy menjadi Rp 20,04 triliun dan sektor konsumer 5,77 persen you menjadi Rp 29,16 triliun.
Akses Pembiayaan
"Seperti diketahui sekarang secara makro ekonomi inflasi relatif rendah, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Kondisi makro itu mendorong demand pembiayaan tumbuh dengan baik, realitanya semester I 2023 kami tumbuh double digit. Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12-13 persen,” kata dia.
Menurut ia, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata dia.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I tahun 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
"Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Advertisement
Bank Jatim Catat Pertumbuhan Kredit Jadi Rp 49,21 Triliun hingga Semester I 2023
Sebelumnya, di tengah persaingan perbankan yang semakin ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Secara keseluruhan total kredit mencapai Rp 49,21 triliun hingga semester I 2023.
Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen yoy menjadi Rp 20,04 triliun dan sektor konsumer 5,77 persen you menjadi Rp 29,16 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, berhasil melewati semester 2023 dengan kinerja yang cukup baik. Selama semester I tahun ini, penyaluran kredit Bank Jatim mampu membukukan peningkatan yang signifikan di atas rata-rata yaitu 13,02 persen secara yoy.
"Seperti diketahui sekarang secara makro ekonomi inflasi relatif rendah, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Kondisi makro itu mendorong demand pembiayaan tumbuh dengan baik, realitanya semester I 2023 kami tumbuh double digit. Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12-13 persen," kata Busrul dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Menurut ia, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat," kata dia.
LDR Membaik
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
"Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Dia bilang, perseroan telah back to basic sebagai salah satu lembaga intermediasi yang dipercaya di Jawa Timur pada khususnya serta berusaha untuk terus menjadi salah satu motor penggerak perekonomian regional melalui penyaluran kredit di sektor produktif dan konsumtif yang semakin berimbang komposisinya.
Advertisement
Digital Banking
Di samping itu, kinerja digital banking Bank Jatim juga mengalami peningkatan. Untuk JConnect sepanjang semester I 2023 berhasil mencetak angka yang positif. Pengguna JConnect Mobile pada semester I tahun ini sudah mencapai 566 ribu user atau tumbuh 30 persen (YoY). Sementara untuk jumlah transaksinya berada di angka Rp 3,4 triliun, naik 35 persen dibanding semester I 2022 (YoY).
Selanjutnya, user JConnect IB Corporate berada di angka 7.550 atau naik 23 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 853 miliar. Kemudian, jumlah Agen Jatim sepanjang semester I 2023 sebesar 4.853 user atau tumbuh 30 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 7,2 miliar.
”Merchant QRIS kami sudah mencapai 90.403 atau tumbuh 61 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 56 miliar atau tumbuh 76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). JConnect Loan juga tumbuh positif dan telah digunakan untuk memproses 12.300 persetujuan kredit dari 16.500 permohonan kredit,” imbuhnya.
Transformasi Bank Jatim
Dia menegaskan, Bank Jatim saat ini tak henti-hentinya terus melakukan berbagai transformasi demi mencapai akselerasi bisnis. Ada lima transformasi yang telah dilakukan oleh emiten dengan kode BJTM tersebut. Antara lain transformasi organisasi untuk mendukung bisnis perseroan dengan cara agresif menambah jumlah Account Officer (AO), Funding Officer (FO), dan melakukan segmentasi nasabah.
”Pertumbuhan AO dan FO kami sangat masif. semester I 2022, jumlah AO kami hanya 90 orang saja, tapi pada semester I 2023 sudah melesat jadi 405 orang. Angka tersebut menunjukkan ada pertumbuhan 350 persen,” kata Busrul.
Kemudian untuk jumlah FO saat semester I 2022 berjumlah 556 orang, kemudian pada semester I 2023 mengalami kenaikan menjadi 968 orang. Sehingga ada pertumbuhan 74,10 persen.
Selain itu, Bank Jatim juga melakukan transformasi Human Capital dengan beberapa cara. Yaitu pemenuhan pegawai lewat program Jatim Internship Program (JIP), Office Development Program (ODP), General Banking, IT Staff, sampai Senior Executive Vice President (SEVP). Kemudian, Bank Jatim juga memberikan fasilitas dan benefit kepada karyawan melalui program tunjangan sepeda motor demi mendukung tingkat produktivitas.
Transformasi rule making rules tidak luput dari perhatian Bank Jatim. Perseroan telah melakukan update regulasi internal dan berbagai kebijakan.
”Kami juga telah melakukan transformasi IT & digital banking serta melaksanakan aksi korporasi yang ditandai dengan melakukan KUB bersama bank NTB Syariah,” pungkasnya.
Advertisement