Liputan6.com, Jakarta - PT Charlie Hospital Semarang Tbk (RSCH), perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas rumah sakit swasta bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mengutip prospektus, Senin (21/8/2023), Perseroan melepas sebanyak 530.000.000 saham biasa atas nama. Angka tersebut mewakili sebesar 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Baca Juga
Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp115 per saham. Dengan demikian, dana segar yang bakal diraup Perseroan sebesar Rp 60,95 miliar.
Advertisement
Sementara itu, dana hasil lPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum akan digunakan 48,92 persen akan digunakan Charlie Hospital Semarang untuk penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Charlie Hospital Demak.
Kemudian, sebanyak 50,47 persen akan digunakan Perseroan untuk pembelian alat medis. Lalu, sisanya 0,61 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, modal operasional dan digunakan untuk pembelian persediaan Perseroan.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Indikasi Jadwal
Tanggal Efektif: 18 Agustus 2023
Masa Penawaran Umum: 22-24 Agustus 2023
Tanggal Penjatahan: 24 Agustus 2023
Tanggal Distribusi Saham: 25 Agustus 2023
Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 28 Agustus 2023
Penghimpunan Dana Melalui IPO Tembus Rp 49,2 Triliun
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun hingga 11 Agustus 2023, terdapat 63 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 63 emiten itu mencapai Rp 49,2 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan yang siap debut di Bursa melalui IPO. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.
"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Senin (14/8/2023).
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 7 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 2 Perusahaan dari sektor basic materials
• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 7 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 3 Perusahaan dari sektor healthcare
• 1 Perusahaan dari sektor industrials
• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 2 Perusahaan dari sektor teknologi
• 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Advertisement
OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Bisa Tembus Rp 200 Triliun Tahun Ini
Sebelumnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia ditargetkan bisa dapat mencapai sebesar Rp200 triliun pada 2023.
Sampai 9 Agustus 2023, pasar modal Indonesia telah berhasil menghimpun dana mencapai Rp165,22 triliun dari semua instrumen yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan upaya penghimpunan dana pada tahun ini akan lebih berat, apabila dibandingkan dengan tahun lalu yang mana BEI berhasil menghimpun dana mencapai Rp 233 triliun dari semua instrumen
Ii dia ungkapkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 46 pasar modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta melansir Antara, Jumat (11/8/2023).
Dikatakan, belum meredanya volatilitas di tingkat global, ditambah momentum menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan mempengaruhi penghimpunan dana.
“Dalam target kita, tahun ini Rp200 triliun. Itu melihat kondisi 2023 yang berbeda dengan 2022. Ketidakpastian global belum reda, lalu ada juga election (Pemilu 2024), itu akan mempengaruhi penghimpunan dana,” ujar Inarno.
Dari sisi pencatatan efek, sampai 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023.
Jumlah Investor
Sampai 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meningkat 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta Single Investor Identification (SID) investor saham, obligasi, dan reksa dana.
Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bertekad untuk terus memperkuat integritas pelaku pasar modal, sehingga akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Dia menyebut penguatan integritas pasar modal tersebut, salah satunya untuk meningkatkan perlindungan terhadap investor dan masyarakat.
“Kami terus tingkatkan integritas. Integritas pelaku pasar, integritas anggota bursa, integritas produk-produknya, integritas perusahaan- perusahaan emiten, lintas profesi pengendalian pasar modal, SRO, dan pengawas serta regulatornya,” ujar Mahendra
Advertisement