Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan keterbukaan mengenai perubahan kepemilikan saham oleh pemegang saham tertentu.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8/2023), Direktur PT XL Axiata Tbk, Abhijit J. Navalekar dilaporkan melepas sejumlah saham perseroan senilai Rp 2,22 miliar. Transaksi tersebut berlangsung pada 23,28, dan 29 Agustus 2023 dengan harga yang bervariasi. Rinciannya, Abhijit menjual 171.800 lembar saham EXCL dengan harga Rp 2.400 per lembar atau senilai Rp 412,32 juta pada 23 Agustus 2023.
Baca Juga
Pada hari yang sama, dia kembali melepas 100.000 lembar saham EXCL dengan harga transaksi RP 2.410 per lembar atau senilai Rp 241 juta. Pada 28 Agustus 2023, Abhijit menjual 238.200 lembar saham EXCL senilai Rp 2.430 per lembar atau senilai Rp 578,83 juta. Terakhir, pada 29 Agustus 2023, Abhijit menjual 400.000 lembar saham EXCL dengan harga transaksi RP 2.480 per lembar atau senilai Rp 992 miliar.
Advertisement
Dengan demikian, Abhijit mengantongi sekitar Rp 2,22 miliar dari seluruh transaksi penjualan saham EXCL itu. Usai transaksi, Abhijit kini memiliki 3.426.021 lembar saham EXCL atau setara 0,026 persen. Sebelumnya, Abhijit memegang 4.336.021 lembar saham EXCL atau setara 0,033 persen.
Pada penutupan Rabu, 30 Agustus 2023, saham EXCL naik 2,81 persen ke posisi 2.560. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham EXCL tercatat sebanyak 4.929 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 42,6 juta lembar senilai Rp 107,75 miliar. Dalam sepekan, harga saham EXCL naik 6,67 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham EXCL terkoreksi 1,16 persen.
Â
Â
XL Axiata Bidik Pertumbuhan Pendapatan hingga 10 Persen pada 2023
Sebelumnya, emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) membidik pertumbuhan pendapatan high single digit alias di kisaran 6-10 persen.Â
Presiden Direktur & CEOÂ XL Axiata, Dian Siswarini menuturkan, pihaknya berhati-hati dalam membidik pertumbuhan kinerja. Sebab, pada semester II 2023 kemungkinan terjadi pergerakan makroekonomi.Â
"Full year high single digit, revenue ditargetkan di atas 5 persen atau tidak mencapai dua digit. Kami harus berhati-hati ya terhadap kemungkinan pergerakan di sisi makroekonomi dari beberapa analis ekonomi mungkin second half lebih soft," kata Dian dalam Media Update Kinerja XL Axiata Semester I 2023, Senin (31/7/2023).
Menurut ia, industri telekomunikasi sendiri terlihat mengalami pertumbuhan hingga semester I 2023. Ini mengingat, pertumbuhannya mencapai level sebelum pandemi Covid-19.
Dengan demikian, ia optimistis industri telekomunikasi akan tumbuh positif sehingga kepercayaan investor pun turut meningkat.
Sebagaimana diketahui, XL Axiata mencatat pertumbuhan positif hingga semester I 2023. Sebab, kinerja keuangan XL Axiata mengalami pertumbuhan double digit di tengah kompetisi industri.
XL Axiata meraih total pendapatan Rp 15,78 triliun. Angka tersebut meningkat 12 persen lebih tinggi daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari jumlah di atas, pendapatan data dan layanan digital menyumbang 91 persen dari total pendapatan, atau setara Rp 14,41 triliun. XL Axiata juga mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 658 miliar.
"Hal ini merupakan hasil dari upaya maksimal kami di semua aspek bisnis untuk merebut pasar. Pertumbuhan double digit kami raih pada pendapatan, EBITDA, dan NPAT," kata Dian.
Â
Advertisement
Perkuat Fondasi
Seiring fokusnya di layanan FMC, ia menyebut, XL Axiata pun terus memperkuat fondasi sebagai penyedia layanan konvergensi pertama di Indonesia, baik dari sisi produk, jaringan, IT, hingga distribusinya.
Selain itu, pada semester I 2023, XL Axiata memiliki 58 juta pelanggan, dengan blended average revenue per user (ARPU) naik dari 38 ribu dari periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 41 ribu.
Dia bilang, meningkatnya blended ARPU ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk mempertahankan dan meraih pelanggan produktif.
Di sisi lain, XL Axiata juga terus memperkuat eksekusi strategi konvergensi juga terus fokus pada layanan fixed mobile convergence (FMC) di semua area.
Â
Belanja Modal
Sebelumnya, emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 3,15 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut turun 13 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,61 miliar.Â
Direktur dan Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa menuturkan, belanja modal tersebut mayoritas dialokasikan untuk pengembangan jaringan dan juga IT untuk mendukung digitalisasi.
"Karena dari tahun ke tahun porsi network 70 sampai dengan 80 persen sudah sangat besar, sisanya untuk yang lain," kata I Gede Darmayusa dalam Media Update Kinerja XL Axiata Semester I 2023, Senin (31/7/2023).
Dengan demikian, XL Axiata terus fokus untuk menjadi operator konvergensi yang terdepan dengan melakukan konvergensi menyeluruh pada organisasi, jaringan dan arsitektur IT.Â
Pertama, transformasi menjadi organisasi konvergensi yang menyeluruh dengan menjadikan unit-unit yang berhadapan langsung dengan pelanggan dapat melayani semua produk atau lni bisnis mensentralisasi function support untuk mempercepat Go To Market.Â
Â
Advertisement
Optimalkan Investasi
Kedua, mengoptimalkan investasi dan membangun jaringan yang berbasis konvergensi. Ketiga, mempersiapkan IT yang konvergen, dengan melakukan konvergensi pada touchpoints, produk, dan billing untuk mencapai aspirasi terhadap personalisasi pada pengalaman digital, penjualan dan distribusi omnichannel.Â
 Sejak dua tahun terakhir, XL Axiata telah mencanangkan visi sebagai Operator Konvergensi Terdepan di Indonesia (Leading Converged Operator in Indonesia). Untuk mewujudkan visi tersebut XL Axiata juga terus berupaya keras membangun fondasi yang kuat melalui organisasi yang juga terkonvergensi, demikian juga pada IT, jaringan, hingga distribusi. Hasilnya, saat ini semua aspek tersebut sudah terkonvergensi, dan menempatkan XL Axiata terus menjadi yang terdepan di bisnis baru ini.
Pembangunan fondasi yang kuat tersebut juga diimplementasikan melalui pembentukan entitas Serve Co dan Fiber Co. XL Axiata akan menjalankan tugas sebagai Serve Co yang akan menangani semua layanan FMC dan FBB. Link Net akan menjalankan tugas Fiber Co dengan menyediakan jaringan fiber sebagai penopang kedua layanan tersebut. Â
Â