Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Rilis Risalah Pertemuan Bank Sentral Australia

Pelaku pasar menanti rilis risalah pertemuan Bank Sentral Australia pada Selasa pekan ini. Bursa saham Asia Pasifik bervariasi dengan indeks acuan mayoritas melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Sep 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 09:00 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa (19/9/2023). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Selasa (19/9/2023). Pergerakan bursa saham Asia Pasifik itu terjadi di tengah pelaku pasar menanti rilis risalah rapat Bank Sentral Australia pada 5 September 2023.

Risalah rapat bank sentral Australia akan merinci bagaimana mempertahankan suku bunga acuan 4,1 persen selama tiga bulan berturut-turut. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,23 persen pada awal sesi perdagangan. Sementara, indeks Kospi dan Kosdaq Korea Selatan mendekati garis mendatar. Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,76 persen. Sedangkan indeks Topix tergelincir 0,16 persen.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 17.965, menunjukkan pembukaan positif dibandingkan penutupan perdagangan terakhir di 17.930,55.

Di wall street, tiga indeks acuan sedikit berubah seiring pelaku pasar menanti keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) pada Kamis pagi di Asia.

Pelaku pasar memberikan peluang 99 persen kalau bank sentral akan tetap bertahan saat merilis keputusan suku bunga, menurut alat FedWatch dari CME Group.

Indeks S&P 500 naik tipis 0,07 persen, sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,01 persen. Indeks Dow Jones menguat terbatas 0,02 persen.

Sementara itu, Goldman Sachs menilai, The Federal Reserve akan akhiri kenaikan suku bunga pada 2023, meski dot plot yang akan dirilis pekan ini menunjukkan satu kenaikan suku bunga lagi.

“Pada November, kami berpendapat penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja lebih lanjut, berita inflasi yang lebih baik, dan kemungkinan ada lubang pertumbuhan pada kuartal IV akan meyakinkan lebih banyak pelaku pasar kalau FOMC dapat membatalkan kenaikan suku bunga terakhir tahun ini, seperti yang kami perkirakan pada akhirnya akan terjadi,” ujar Ekonom Jan Hatzius.

“Tetapi kami memperkirakan dot plot akan menunjukkan mayoritas tipis 10-9 masih perkirakan satu kenaikan suku bunga lagi hanya untuk menjaga fleksibilitas saat ini,” Ia menambahkan.

Dot plot menunjukkan perkiraan masing-masing anggota the Fed untuk melihat tren suku bunga selama beberapa tahun ke depan. The Fed akhiri pertemuan kebijakan dua harinya pada Rabu waktu setempat.

Bursa Saham Asia Pasifik pada 18 September 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan Senin, 18 September 2023. Bursa saham Asia Pasifik tertekan seiring investor bersiap hadapi keputusan sejumlah bank sentral pekan ini.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,67 persen ke posisi 7.230,4. Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 1,02 persen ke posisi 2.574,74. Indeks Kosdaq terbenam 0,86 persen ke posisi 891,29. 

Di Hong Kong, indeks Hang Seng susut 1,4 persen. Sementara itu, bursa saham China menguat 0,51 persen ke posisi 3.727,71. Penguatan indeks CSI 300 ini pertama kali dalam empat hari. Sedangkan bursa saham Jepang libur.

Adapun pada pekan ini, sejumlah bank sentral gelar pertemuan. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan mengumumkan hasil keputusan pertemuan pada Kamis pekan ini waktu Asia. Sedangkan Bank Sentral Australia akan merilis ringkasan hasil pertemuan pada 5 September 2023. Demikian dikutip dari CNBC.

Pada Jumat pekan ini, Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang juga akan memutuskan kebijakan moneternya dan pelaku pasar akan mencermati kejelasan kapan Bank of Japan akan mulai mengalihkan ke kebijakan moneter sangat longgar atau ultra-easy monetary.

Penutupan Wall Street pada 18 September 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mendatar pada perdagangan Senin, 18 September 2023. Wall street yang mendatar ini seiring investor bersiap untuk pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dijadwalkan pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Selasa (19/9/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik tipis 0,07 persen ke posisi 4.453,53. Indeks Nasdaq bertambah 0,01 persen menjadi 13.710,24. Indeks Dow Jones menguat tipis 0,02 persen ke posisi 34.624,30.

Pertemuan bank sentral AS selama dua hari ini dimulai pada Selasa, 19 September 2023. Pelaku pasar beri peluang 99 persen kalau bank sentral AS mempertahankan suku bunganya, menurut alat FedWatch CME Group. The Fed juga akan merilis prediksinya pada Rabu pekan ini.

Terdapat sedikit kesepakatan mengenai apa yang akan dilakukan the Fed pada November, dengan pasar prediksi kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 31 persen. Ekonom Goldman Sachs menuturkan, kenaikan pada November tidak mungkin terjadi.

“Ada beberapa pertanyaan, semua orang tahu mereka akan tetap menunggu pertemuan ini, tapi apa pesan mereka selanjutnya?,” ujar CIO Homrich Berg, Stephanie Lang.

Ia menambahkan, ini momen menunggu untuk melihat panduan ke depan seperti apa yang didapatkan dari the Fed.

Di sisi lain, saham Apple naik 1,7 persen. Goldman Sachs dan Morgan Stanley memberikan pandangan optimistis terhadap permintaan iPhone yang baru.

Sementara itu, saham Ford turun lebih dari 2  persen seiring berlanjutnya pemogokan United Auto Workers. Saham Stellantis dan General Motors, produsen mobil lain yang berhadapan dengan serikat pekerja, masing-masing melemah lebih dari 1 persen.

Gerak Saham pada September 2023

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah pada  akhir perdagangan pekan lalu, menandai koreksi selama dua pekan berturut-turut. Indeks Dow Jones naik 0,1 persen pekan ini.

Saham bergerak di sektor jasa minyak, energi dan utilitas mengalami kinerja yang sangat baik sepanjang September 2023. Bahkan kenaikan pada jasa minyak dan energi pada kuartal III 2023 melonjak signifikan.

Sepanjang September 2023, saham jasa minyak seperti yang tercermin dalam the VanEck Oil Services ETF naik 5,2 persen. Sektor saham energi di S&P 500 menguat 4,2 persen. Sektor utilitas di S&P 500 tumbuh 3 persen. Sedangkan indeks S&P 500 merosot 1,1 persen pada September 2023.

Secara kuartalan, kesenjangan performa masih terlihat lebih besar. Saham jasa minyak bertambah 24,7 persen. Saham energi naik 13,2 persen. Sedangkan indeks S&P 500 naik kurang 0,2 persen dan utilitas susut 1,7 persen. Sektor saham energi di S&P 500 mencatat kinerja terbaik dengan naik 0,7 persen.

Di sisi lain, saham Nvidia merosot hampir 11 persen pada September 2023. Saham Taiwan Semiconductor tergelincir 12 persen pada kuartal III 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya