Liputan6.com, Jakarta - PT Pulau Subur Tbk (PTPS), perusahaan bergerak di usaha perkebunan sawit bakal menggelar hajat di pasar modal melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Pulau Subur berdiri sejak 1980. Calon emiten yang akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini memiliki lahan perkebunan kelapa sawit pada dua lokasi, yakni Desa Gelebak Dalam, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin dan Desa Sukadarma, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Palembang, Sumatera Selatan.
Baca Juga
Pada 1981, Pulau Subur memulai usahanya di bidang perkebunan karet dan jagung serta peternakan dan perikanan. Sering semakin meningkatnya tren permintaan terhadap CPO, pada 2003, Perseroan memulai penanaman bibit kelapa sawit di lahan seluas 12,5 Ha.
Advertisement
Perseroan memutuskan untuk fokus pada pengembangan kelapa sawit hingga saat ini dengan total luas izin lokasi sebesar 1.180,39 Ha, total luas lahan 1.205,52 Ha terdiri dari lahan berstatus HGU 882,58 Ha dan APH 322,94 Ha.
Adapun, jumlah produksi Ha/tahun 2022 sebesar 30.059 ton Tandan Buah Segar (TBS). Dapat dijabarkan luas lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Perseroan adalah sebesar 94,89 Ha atau sebesar (8,70 persen) dan luas lahan Tanaman Menghasilkan (TM) 995,75 Ha (94,89 persen).
Di sisi lain, hingga 31 Maret 2023, PT Pulau Subur Tbk mencatat laba komprehensif tahun berjalan Rp 5,98 miliar. Laba tersebut naik 9,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,40 miliar. Penjualan perseroan tumbuh 12,36 persen menjadi Rp 13,8 miliar hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,32 miliar.
Perseroan mencatat total aset Rp 76,02 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 Rp 73,06 miliar. Perseroan mencatat liabilitas Rp 22,01 miliar hingga Maret 2023 dari Desember 2022 senilai Rp 19,04 miliar. Sedangkan ekuitas tercatat Rp 54 miliar hingga 31 Maret 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp54,01 miliar.
Lepas Saham ke Publik
Di samping itu, Pulau Subur akan melepas maksimal 450 juta saham dengan nominal Rp 20 per saham dalam rangka IPO. Jumlah saham IPO itu setara 20,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Pulau Subur menawarkan harga perdana di kisaran Rp 198-Rp 206 per saham. Dengan demikian, perseroan maksimal akan peroleh dana IPO Rp 92,70 miliar.
Selain itu, Pulau Subur juga menerbitkan waran maksimal 225 juta saham atau setara 13,10 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham tanggal penjatahan.
Adapun setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I.
Setiap satu waran seri I memberikan hak kepada kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan. Perseroan menawarkan waran Rp 218-Rp 226 yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak efek dimaksud diterbitkan yang berlaku mulai 9 April 2024-9 Oktober 2024.
Perseroan akan memakai dana IPO untuk belanja modal sebanyak 50 persen yang dipakai untuk membangun pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) berkapasitas 10 ton per jam. Lokasi pembangunan pabrik PKS berada di dalam kawasan HGU milik perseroan di Sumatera Selatan.
Sisanya sebanyak 50 persen digunakan untuk modal kerja seperti untuk pembelian tandan buah segar (TBS), pemeliharaan jalan, pembelian tractor dan peralatan produksi.
“Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I jika dilaksanakan oleh pemegang waran akan dipakai untuk modal kerja,” tulis perseroan.
Advertisement
Jadwal IPO
Terkait kebijakan dividen, PT Pulau Subur Tbk akan membagikan dividen maksimal 30 persen dari laba bersih tahun berjalan perseroan. Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan, prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi.
Adapun pemegang saham perseroan setelah IPO dan pelaksanaan waran antara lain PT Sekawan Kotrindo sebesar 71,16 persen, Efendi sebesar 0,32 persen, Burhan sebesar 0,32 persen, masyarakat sebesar 18,81 persen dan waran sebesar 9,4 persen.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Untuk jadwal penawaran IPO:
- Masa penawaran awal pada 20-22 September 2023
- Perkiraan tanggal efektif pada 29 September 2023
- Perkiraan masa penawaran umum perdana saham pada 3-5 Oktober 2023
- Perkiraan tanggal penjatahan pada 5 Oktober 2023
- Perkiraan tanggal distribusi pada 6 Oktober 2023
- Perkiraan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023
- Masa perdagangan waran seri I-pasar regular dan pasar negosiasi pada 9 Oktober 2023-4 Oktober 2024
- Masa perdagangan waran seri-Pasar tunai pada 9 Oktober 2023-8 Oktober 2024
- Periode pelaksanaan waran seri I pada 9 April 2024-9 Oktober 2024
- Akhir masa berlakunya waran seri I pada 9 Oktober 2024