Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah mengumumkan kinerja keuangan hingga akhir Juni 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi rugi hingga semester I 2023.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/9/2023), pendapatan Merdeka Copper Gold tumbuh 52,32 persen year on year (YoY) menjadi USD 520,03 juta pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, emiten ini meraup pendapatan USD 341,40 juta.
Baca Juga
Merdeka Copper Gold mengalami lonjakan beban pokok pendapatan sebesar 99,96 persen dari USD 236,99 juta pada semester I 2022 menjadi USD 473,89 juta pada semester I 2023.
Advertisement
Beban usaha MDKA menurun 5,19 persen dari USD 29,24 juta pada semester I 2022 menjadi USD 27,72 juta pada semester I 2023.
Hingga akhir semester I 2023, MDKA mengantongi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD 49,21 juta. Sedangkan laba bersih MDKA pada semester I 2022 yakni USD 96,79 juta.
MDKA memiliki total aset sebanyak USD 4,59 miliar pada akhir semester I 2023 dibandingkan total aset perseroan pada akhir 2022 yakni senilai USD 3,87 miliar.
Hingga akhir semester I 2023, total liabilitas MDKA tercatat sebesar USD 2,03 miliar. Adapun total ekuitas emiten ini mencapai USD 2,56 miliar.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat (29/9/2023), saham MDKA melemah 3,6 persen ke posisi Rp 2.920 per saham. Saham MDKA dibuka turun 30 poin ke posisi Rp 3.000 per saham. Saham MDKA berada di level tertinggi Rp 3.000 dan terendah Rp 2.900 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.323 kali dengan volume perdagangan 258.583 saham. Nilai transaksi Rp 76,1 miliar.
Merdeka Copper Gold Siapkan Belanja Modal Setara Rp 11,5 Triliun, untuk Apa Saja?
Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun (kurs Rp 14.866,55 per USD) pada 2023.
CFO PT Merdeka Copper Gold Tbk David Fowler menjelaskan, perseroan memang memiliki banyak rencana investasi pada 2023 ini, sehingga diperlukan belanja modal yang besar pula untuk mendanainya.
"Kami memiliki investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini. Dan untuk tahun 2023, investasi modal keseluruhan kami sekitar 750 juta," kata David dalam paparan publik perseroan, Selasa (13/6/2023).
David merincikan, sekitar USD 218 juta belanja modal tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan pabrik Acid Iron (AIM) yang dikelola oleh entitas anak, PT Merdeka Battery Material Tbk (MBMA).
Kemudian sebesar USD 90 juta dialokasikan untuk mengembangkan bisnis pada tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Lalu sebesar USD 110 juta akan dialokasikan untuk proyek emas Pani. Dan sekitar USD 137 juta dialokasikan untuk proyek smelter. Adapun sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
"Jadi ketika kami memiliki Investasi yang cukup signifikan untuk dilakukan selama tahun ini, penting untuk dapat terus membiayai proyek kami. Itulah mengapa penting untuk melakukan IPO (anak usaha-MBMA). Dan untuk meningkatkan ekuitas awal itu, sebagai bagian dari IPO untuk membantu pendanaan Investasi tersebut ke depan," imbuh David.
Advertisement
Merdeka Copper Gold Bidik Produksi Tembaga hingga 20 Ribu Ton pada 2023
Sebelumnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik produksi katoda tembaga mencapai 16.000-20.000 ton pada 2023.
General Manager Corporate Communications Merdeka Copper Gold, Tom Malik menuturkan, pada 2022, produksi katoda tembaga mencapai 18.000 ton di tambang tembaga Wetar. “Target 16.000 sampai 20.000 ton (pada 2023),” ujar dia dikutip dari Antara, ditulis Kamis (18/5/2023).
Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi emas mencapai 120.000-140.000 ounce emas pada 2023 yang berasal dari tambang Tujuh Bukit. “Target produksi tahun ini 120.000-140.000 ounce, mirip-mirip dengan tahun lalu,” kata dia.
Tom mengatakan, produksi tembaga itu berasal dari tambang Wetar di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku yang dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai (BKP) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi dan produksi tembaga.
Selain itu, tambang tersebut juga dikelola oleh PT Batutua Tembaga Raya (BTR) sebagai pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian hasil tembaga menjadi katoda atau lempeng tembaga.
Hingga kuartal I 2023, tambang Wetar telah produksi 4.053 ton katoda tembaga dengan biaya berkelanjutan (AISC) sebesar USD 4,48 per lb.
Emiten dengan 7,36 persen kepemilikan saham oleh Garibaldi Thohir ini juga punya proyek tembaga Tujuh Bukit di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia yang belum dikembangkan.
Untuk mendorong proyek tambang itu, perseroan telah investasi lebih dari USD 156 juta sejak 2018, di antaranya untuk menjalankan eksplorasi, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, serta studi teknis yang sedang berlangsung.
“Hasil studi yang telah dilakukan menemukan usia tambang bisa bisa mencapai 40 tahun,” tutur Tom.