Tanggapan BEI Terkait Harga Penawaran Tender Saham META

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, Nusantara Infrastructure sudah mulai untuk melakukan buyback saham.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 23 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2023, 15:58 WIB
Tanggapan BEI Terkait Harga Penawaran Tender Saham META
Bursa Efek Indonesia (BEI) angkat bicara mengenai harga penawaran tender dari saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai harga penawaran tender dari saham PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) tergolong premium. Ini mengingat, harga saham yang ditetapkan dalam penawaran tender tersebut sebesar Rp 250 per saham.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan, Nusantara Infrastructure sudah mulai untuk melakukan buyback saham. Artinya, baik di Bursa maupun di OJK, itu masih dalam proses.

Selain itu, ia menjelaskan, BEI juga memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan restrukturisasi internal yang dilakukan oleh META. 

"Restrukturisasi internal yang dilakukan juga. Jadi, itu dalam proses sebetulnya, ini akan berjalan kemungkinan sampai Januari," kata Nyoman saat ditemui di BEI, ditulis Sabtu (23/12/2023). 

Dia bilang, harga penawaran tender saham META juga telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), yaitu 90 hari kalender. Adapun harga rata-rata saham META selama 90 hari kalender adalah Rp 187 per saham. 

"Harganya itu setahu saya itu Rp187 rata-rata. Dibeli di harga berapa? Rp250. Itu artinya apa? Sudah di premium," kata dia. 

Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) bakal mengubah status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup (private). Alhasil, perusahaan Grup Salim ini akan delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai delisting yang dilakukan Nusantara Infrastructure merupakan hal yang wajar. Bahkan, Perseroan juga sudah memberikan alasan terkait delisting tersebut.

“Alasan kenapa delisting dilakukan perusahaannya sudah disampaikan dan wajar juga,” kata Arjun kepada Liputan6.com, Senin, 18 Desember 2023. 

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat sejumlah alasan mengapa META memutuskan untuk melakukan delisting. Pertama, setelah penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2010 dan 2018, perseroan tidak melakukan penggalangan dana atau capital raising dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukan pada masa depan.

Pertimbangan Delisting

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua, kinerja keuangan per 30 Juni 2023 dan 30 September 2023, perseroan rugi. Ketiga, Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang saham setelah tahun buku 2018.

Keempat, terdapat rencana pengembangan di anak usaha sektor jalan tol yang membutuhkan pendanaan besar atau capital intensive dan karakteristik usaha tersebut membutuhkan periode yang lama untuk menghasilkan imbal balik investasi atau return on investment dan sebagai akibatnya dapat menambah jangka waktu lebih panjang untuk memberikan dividen kepada pemegang sahamnya.

Di samping itu, Arjun mengatakan, saham META bukanlah saham yang memiliki kapitalisasi besar. Alhasil, delisting ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pasar maupun sektor infrastruktur. 

“Ini juga bukan saham big caps dengan pengaruh besar market capnya juga cukup kecil yakni di bawah Rp 5 triliun. Jadi emiten ini paling tidak bisa dianggap mid-cap, pencabutan atau delisting ini tidak akan pengaruh pasar maupun sektor infrastruktur,” kata dia. 

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Wahyu Tri Laksono mengatakan, delisting merupakan salah satu strategi atau aksi korporasi dari perusahaan. Keputusan perusahaan terbuka untuk menjadi perusahaan tertutup bisa terjadi karena beberapa kemungkinan. Misalnya, karena tuntutan keadaan atau strategi keuangan sementara atau jangka menengah. 

“Namun, dengan segala keterbatasannya bentuk tertutup bisa jadi karena tuntutan keadaan atau strategi keuangan sementara atau jangka menengah,” kata Wahyu.

 

 

Penawaran Tender

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) akan melakukan penawaran tender terkait rencana go private META. Harga saham yang ditetapkan dalam penawaran tender tersebut sebesar Rp 250 per saham.

Menurut ia, investor bisa saja memilih untuk menjual saham META bila diyakini masih menguntungkan. Sebab, jika tidak menjual saham tersebut biayanya akan lebih mahal kecuali percaya dengan saham itu secara jangka panjang. 

Meski demikian, Wahyu melihat potensi bisnis dari META ini masih prospektif pada masa mendatang. Hanya saja, potensial bagi perusahaan bukan untuk publik dikarenakan publik tidak bisa lagi melakukan transaksi saham tersebut. 

Ia melanjutkan, jika META sudah menjadi perusahaan tertutup, maka mereka memiliki keleluasaan untuk tidak berkewajiban membayar dividen kepada pemegang saham publik.

Nusantara Infrastructure Bakal Tetap Fokus pada Bisnis Jalan Tol Jika Jadi Delisting

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memastikan akan tetap fokus pada bisnis jalan tol sekalipun nanti emiten tersebut jadi delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Utama Nusantara Infrastructure M. Ramdani Basri menuturkan, jalan tol sudah menjadi tulang punggung bagi kinerja META selama bertahun-tahun. Kontribusi bisnis jalan tol mencapai hampir 65 persen dari total pendapatan perusahaan.

"Komitmen kami terhadap bisnis ini dibuktikan pada tahun lalu, di mana kami mengakuisisi 40 persen saham Jalan Tol MBZ atau Jakarta-Cikampek Elevated," ujar dia dalam paparan publik, Kamis (23/11/2023).

Dia melanjutkan, META juga bakal segera menggarap proyek JORR Elevated yang terbentang dari Cikunir sampai Ulujami dengan nilai investasi jumbo yakni Rp 21 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Nusantara Infrastructure Omar Danni Hasan menyatakan, prospek bisnis jalan tol tergolong menjanjikan. META telah mengelola jalan tol hampir 15 tahun. Ruas jalan tol kelolaan META ada yang sudah mature atau menghasilkan pendapatan, ada yang berada dalam fase pembangunan, hingga ada yang masih tahap pengembangan. 

Bisnis jalan tol pun dinilai bisa memberikan kontribusi pendapatan yang positif bagi META secara jangka panjang. 

“Kalau dikelola dengan baik, jalan tol ini bisa menghasilkan return investasi yang menarik,” kata Danni.

Manajemen META pun memastikan akan terus mengeksplorasi berbagai peluang untuk pengembangan bisnis jalan tol pada masa depan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya