Bursa Saham Asia Melemah, Ekonomi Korea Selatan Tumbuh 2,2% pada Kuartal IV

Bursa saham Asia Pasifik cenderung melemah pada perdagangan saham Kamis, 25 Januari 2024. Indeks ASX 200 dan indeks Hang Seng menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jan 2024, 09:27 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2024, 09:27 WIB
Bursa Saham Asia Melemah, Ekonomi Korea Selatan Tumbuh 2,2% pada Kuartal IV
Sebagian besar bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis (25/1/2024). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar bursa saham  Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis (25/1/2024). Hal ini seiring investor mengkaji produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan dan respons pasar terhadap pemotongan persyaratan cadangan bank sentral China untuk pemberi pinjaman.

Dikutip dari CNBC, PDB Korea Selatan tumbuh 2,2 persen YoY pada kuartal IV dan 0,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, mengalahkan ekspektasi jajak pendapat Reuters yang masing-masing sebesar 2,1 persen dan 0,5 persen.

Sementara itu, Bank Sentral China atau the People’s Bank of China mengumumkan akan mengurangi jumlah dana yang wajib disimpan oleh bank-banknya sebagai cadangan awal bulan depan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi yang sedang kesulitan.

Persyaratan rasio cadangan untuk bank akan dipangkas sebesar 50 basis poin mulai 5 Februari yang akan sediakan modal jangka panjang sebesar 1 triliun yuan atau USD 139,8 miliar, menurut Gubernur PBOC Pan Gongsheng.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 16.090, lebih tinggi dari penutupan perdagangan terakhir di kisaran 15.899,87.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,39 persen. Indeks Nikkei 225 melemah 0,14 persen dan indeks Topix melemah tipis. Indeks Kospi Korea Selatan susut 0,42 persen dan indeks Kosdaq melemah 0,8 persen.

Di wall street, indeks S&P 500 menguat didorong kenaikan saham Netflix yang memimpin kenaikan di antara perusahaan teknologi. Saham Netflix melonjak lebih dari 10 persen setelah layanan streaming itu mencapai total pelanggan mencapai 260,8 juta.

Indeks S&P 500 menguat 0,08 persen dan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Indeks Nasdaq bertambah 0,36 persen. Indeks Dow Jones turun 0,26 persen menjadi 37.806,39 yang didorong saham Verizon dan 3M.

Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 24 Januari 2024

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong melonjak lebih dari 3 persen pada Rabu, 24 Januari 2024. Kenaikan indeks Hang Seng didukung saham teknologi.

Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng teknologi bertambah lebih dari 4 persen karena lonjakan saham Alibaba. Saham raksasa teknologi ini melonjak 6,57 persen setelah pendirinya Jack Ma dilaporkan membeli USD 50 juta saham Alibaba yang tercatat di Hong Kong.

Indeks CSI 300 menguat 1,4 persen ke posisi 3.277,1. Setelah pasar tutup, Gubernur Bank Sentral China mengatakan, bank sentral akan memangkas rasio persyaratan cadangan untuk lembaga keuangan sebesar 50 basis poin.

Di sisi lain, ekspor Jepang pada bulan Desember mengalahkan ekspektasi, dengan neraca perdagangannya mengalami surplus sebesar USD 62,1 miliar dibandingkan dengan defisit USD 122,1 miliar yang diperkirakan berdasarkan jajak pendapat para ekonom Reuters. Data tersebut muncul sehari setelah Bank Sentral Jepang mempertahankan kebijakan moneter.

Survei PMI Australia dari Juno Bank menunjukkan ekspansi aktivitas manufaktur pada Januari setelah kontraksi selama 11 bulan berturut-turut. Aktivitas bisnis di negara ini juga mengalami kontraksi yang lebih kecil pada Januari dibandingkan Desember.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat ke posisi 7.519,2. Indeks Nikkei di Jepang tergelincir 0,8 persen ke posisi 36.226,48. Indeks Topix terpangkas 0,51 persen ke posisi 2.529,22.

Indeks Kospi merosot 0,36 persen ke posisi 2.469 usai saham Samsung Electronics dan SK Hynix catat koreksi besar. Indeks Kosdaq melemah 0,46 persen ke posisi 836,21.

 

Penutupan Wall Street pada 24 Januari 2024

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham, Rabu, 24 Januari 2023. Indeks S&P 500 menguat yang didorong saham Netflix.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,08 persen ke posisi 4.868,55, dan mencatat rekor penutupan baru sepanjang masa.

Indeks Nasdaq bertambah 0,36 persen ke posisi 15.481,92, yang dibantu oleh reli saham teknologi. Indeks yang menguat menandai kemenangan hari kelima berturut-turut.

Indeks Dow Jones tergelincir 99,06 poin atau 0,26 persen ke posisi 37.806,39. Koreksi indeks Dow Jones terjadi seiring saham Verizon dan 3M merosot lebih dari 2 persen. Pergerakan saham itu setelah laporan laba.

Saham Netflix melonjak lebih dari 10 persen setelah layanan streaming itu mengatakan, jumlah total pelanggannya mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 260,8 juta. Pendapatan juga melampaui perkiraan analis, begitu pula panduan laba tersebut.

“Laporan laba adalah penarik yang cukup baik,” ujar Senior Strategist Allianz Investment Management, Charlie Ripley.

Ia menuturkan, orang-orang berpikir kalau segala sesuatunya cukup seimbang atau bahkan mungkin menghadapi risiko-risiko negatif yang lebih besar karena pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi yang menurun. “Namun, apa yang kami lihat adalah keadaan menjadi lebih tangguh,” ujar dia.

Di sisi lain, saham Microsoft naik hampir 1 persen membuat valuasi pasarnya lebih tinggi dari USD 3 triliun untuk pertama kalinya. Saham Meta naik 1,4 persen menjadikan kapitalisasi pasar induk Facebook di atas USD 1 triliun.

Dua saham yang menguat tersebut menambah kinerja kuat perusahaan teknologi kapitalisasi besar pada 2024 yang telah mendorong indeks S&P 500 ke rekor tertinggi dan mengonfirmasi pasar bullish baru.

Saham jasa komunikasi dan informasi teknologi masing-masing menguat 1,2 persen dan 0,8 persen sehingga mendorong kenaikan indeks acuan.

Menanti Laporan Keuangan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Selain teknologi, saham AT&T turun sekitar 3 persen seiring laba lebih rendah dari perkiraan. Saham DuPont De Nemours anjlok 14 persen setelah mengumumkan hasil laporan keuangan kuartal IV yang lemah dan mengeluarkan panduan kuartal I yang mengecewakan.

Laporan laba perusahaan akan tetap menjadi fokus pelaku pasar. Sejumlah laporan keuangan yang dicermati antara lain Tesla, Las Vegas Sands, dan IBM.

Lebih dari 16 persen perusahaan di indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan. Lebih dari 71 persen telah melampaui harapan wall street, menurut FactSet.

“Pasar sangat bullish. Hal utama saat ini adalah reaksi terhadap laba,” ujar dia.

Di sisi lain, Barclays menyebutkan aktivitas kesepakatan akan berlanjut pada 2024 seiring pelaku pasar mengantisipasi dimulainya penurunan suku bunga pada 2024.

“Kami melihat pemulihan dalam M&A dan aktivitas pasar modal sebagai tema penting untuk 2024,” ujar Emmanuel Cau dari Barclays.

Dalam laporan berjudul M&A/capital market activity on the way up, Cau menyebutkan, kondisi keuangan mulai membaik dengan suku bunga lebih rendah, pasar kredit yang penuh, fundamental perusahaan solid dan dolar Amerika Serikat yang menguat dapat mendorong lebih banyak transaksi lintas kawasan.

Cau merekomendasikan perusahaan-perusahaan kapitalisasi kecil dan menengah serta bank menjelang pemulihan.

 

 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya