Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (24/6/2024). IHSG akan menguji posisi 6.450-6.562.
IHSG naik 0,89 persen ke posisi 6.879 pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024 dan disertai oleh munculnya peningkatan volume pembelian. Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama masih mampu berada di atas 6.698 sebagai level support, posisi IHSG saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave 1 dari wave (3) pada label hitam.
Baca Juga
“Namun waspadai, apabila IHSG kembali terkoreksi agresif dan menembus 6.639, IHSG akan menguji 6.450-6.562 pada label merah,” ujar Herditya dalam catatannya.
Advertisement
Herditya menuturkan, laju IHSG akan bergerak di level support 6.698,6.639 dan level resistance 6.959,7.023 pada awal pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dari support garis MA dengan kicking candle disertai volume. Selama di atas garis moving average (MA)5 berpeluang untuk breakout resistance garis MA20 dan menguji resistance garis MA50.
“Namun, jika tidak mampu breakout garis MA20 berpeluang untuk kembali menguji support garis MA5,” ujar dia.
Wafi mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.750-7.000 pada Senin pekan ini.
Selain itu,Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, IHSG berpotensi koreksi terbatas pada Senin, 24 Juni 2024 karena masih sepi katalis. “Level support IHSG di 6.780-6.820, sedangkan level resist berada di 6.920-6.980,” ujar dia.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Buy on Weakness
Saham BMRI menguat 2,94% ke 6.125 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi menimbulkan gap pada rentang 5.950-6.025.
"Saat ini, posisi BMRI diperkirakan sedang berada di awal wave [iii] dari wave 1 pada label hitam," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 5.850-6.075
Target Price: 6.350, 6.525
Stoploss: below 5.650
2.PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MAHA) - Buy on Weakness
Saham MAHA menguat 2,91% ke 212 dan masih didominasi oleh volume pembelian, namun penguatan MAHA masih tertahan oleh MA60. Herditya menuturkan, saat ini, posisi MAHA diperkirakan berada di awal wave [b] dari wave 2 pada label hitam.
Buy on Weakness: 202-208
Target Price: 222, 238
Stoploss: below 197
3.PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) - Buy on Weakness
MBMA menguat 4,50% ke 580 dan disertai peningkatan volume pembelian. "Selama MBMA masih mampu berada dia tas 540 sebagai stoplossnya, posisi MBMA saat ini diperkirakan berada di awal wave [iii] dari wave 3," tutur Herditya.
Buy on Weakness: 560-580
Target Price: 620, 675
Stoploss: below 540
4.PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) - Buy on Weakness
Saham SIDO bergerak flat ke 740 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, selama SIDO masih mampu berada di atas 705 sebagai stoplossnya, posisi SIDO saat ini diperkirakan berada di awal wave v dari wave (v) dari wave [c].
Buy on Weakness: 725-740
Target Price: 770, 800
Stoploss: below 705
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 21 Juni 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada perdagangan saham Jumat (21/6/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,89 persen ke posisi 6.879,97. Indeks LQ45 melonjak 1,45 persen ke posisi 867,19. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.945,83 dan level terendah 6.823,06. Sebanyak 355 saham menguat sehingga angkat IHSG. 192 saham melemah dan 234 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 918.992 kali dengan volume perdagangan 22,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 18,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.441. Investor asing beli saham Rp 1,14 triliun. Sepanjang 2024, investor asing jual saham Rp 8,22 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham energi turun 0,04 persen. Sektor saham infrastruktur melonjak 2,84 persen, dan pimpin penguatan terbesar. Sektor saham basic menguat 0,45 persen, sektor saham industri melesat 0,56 persen, dan sektor saham nonsiklikal melambung 0,71 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal bertambah 0,86 persen, sektor saham kesehatan meroket 1,41 persen, sektor saham keuangan mendaki 1,78 persen, sektor saham properti naik 0,75 persen. Selanjutnya sektor saham teknologi melesat 0,65 persen, dan sektor saham transportasi mendaki 1,73 persen.
Saham GOTO stagnan di posisi Rp 50 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 51 dan terendah Rp 50 per saham. Total frekuensi perdagangan 48.924 kali dengan volume perdagangan 8.248.864 saham. Nilai transaksi Rp 408,4 miliar.
Kata Analis
Saham BBRI melesat 3,98 persen ke posisi Rp 4.440 per saham. Harga saham BBRI dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 4.280 per saham. Harga saham BBRI berada di level tertinggi Rp 4.490 dan terendah Rp 4.260 per saham. Total frekuensi perdagangan 55.070 kali. Total volume perdagangan 5.850.201 saham. Nilai transaksi Rp 2,6 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, penguatan IHSG didorong saham perbankan kapitalisasi besar. Selain itu, saham BREN yang juga lepas dari periode full call auction (FCA) juga angkat IHSG.
“Penguatan IHSG ini juga terjadi di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah setelah adanya rilis data BI rate kemarin yang tetap berada di level 6,25, namun demikian adanya juga optimisme pelaku pasar akan potensi cut rate The Fed ynag secara probabilitas terjadi di bulan September dan November 2024,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement