Sinyal Kuat Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Bagaimana Prospek Obligasi Indonesia?

Potensi penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) akan menjadi sentimen positif untuk imbal hasil investasi obligasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Sep 2024, 12:47 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 12:47 WIB
Sinyal Kuat Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Bagaimana Prospek Obligasi Indonesia?
PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) optimistis imbal hasil investasi di pasar obligasi Indonesia (NDOGB) 2024-2025 akan positif. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) optimistis imbal hasil investasi di pasar obligasi Indonesia (NDOGB) 2024-2025 akan positif sebesar 15% dengan asumsi yield SBN tenor 10 tahun akan terus turun ke 6% di 2025.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto mengatakan, optimisme tersebut berangkat dari tiga faktor utama. Pertama, kemungkinan yang lebih tinggi the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mulai memangkas suku bunga pada September 2024 dan diproyeksikan terus turun hingga tahun depan.

Secara historis, penurunan suku bunga Fed Fund Rate akan diikuti dengan penurunan US Treasury yield dan indeks dolar AS, sehingga akan terus mendorong aliran dana asing ke pasar obligasi.

Kedua, kejelasan lebih lanjut tentang pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk tahun ini dan prospek panduan fiskal 2025. Di mana pemerintahan yang baru masih tetap mempertahankan prudent fiscal. Ketiga, seiring dengan menguatnya mata uang rupiah terhadap USD, suku bunga SRBI juga menunjukkan tren yang menurun.

"Dengan terus turunnya suku bunga SRBI, kami perkirakan permintaan obligasi berpotensi akan terus meningkat," kata Handy dalam keterangan resmi, Rabu (11/9/2024).

Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), dukungan dari onshore investor ke pasar obligasi tetap kuat, terutama dari retail dan institusi non-bank. Aliran dana asing juga mulai masuk signifikan ke pasar obligasi sebulan terakhir, tetapi secara porsi kepemilikan asing terhadap total outstanding SBN relatif masih rendah.

"Secara valuasi, kami memperkirakan imbal hasil obligasi SBN tenor 10 tahun akan berpotensi turun ke level 6,2 persen atau kisaran di 6,0-6,4 persen," imbuh Handy.

Asumsinya, Federal Funds Rate (FFR) turun ke 4,75%, BI akan memangkas suku bunga menjadi 5,75%, yield US Treasury 10 tahun berada di 3,8%, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia berada di 70, dan rupiah akan diperdagangkan pada Rp 15.400 terhadap USD pada akhir 2024.

 

Diversifikasi Portofolio Investasi

20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Hendy, penurunan lebih lanjut pada US Treasury yield juga berpotensi memperkuat posisi valuasi obligasi Indonesia. Di tengah gejolak global yang signifikan pada tahun ini, mulai dari meningkatnya tensi geopolitik hingga masih tingginya tingkat suku bunga global, pasar obligasi Indonesia terbukti resilien.

Meski begitu, diversifikasi portofolio investasi menjadi sangat penting, dan obligasi hadir sebagai instrumen yang menarik karena memberikan cash flow kupon yang pasti dan stabil, dengan tingkat imbal hasil yang masin kompetitif, serta nilai pokok investasinya yang terjamin kembali lagi pada saat jatuh tempo.

Catatan saja, beberapa catatan risiko yang mungkin terjadi di pasar obligasi Indonesia adalah ditundanya pemangkasan suku bunga the Fed, ketegangan geopolitik yang meningkat, dan pelebaran defisit anggaran yang signifikan atau di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

 

Mandiri Sekuritas Tawarkan Investasi di Surat Berharga Negara Syariah SR021

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
IHSG menguat 24,13 poin atau 0,34 persen dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.196,75. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas/Perusahaan) menawarkan instrumen investasi Pemerintah Sukuk Negara Ritel (Sukuk Ritel) seri SR021 kepada masyarakat untuk berinvestasi sekaligus mendukung pembangunan negeri yang dapat dibeli dengan mudah melalui platform digital Mandiri Online Securities Trading (MOST) SBN atau sbn.most.co.id.

Penawaran SR021 dibuka mulai 23 Agustus hingga 18 September 2024. SR021 ditawarkan dalam 2 tenor atau jangka waktu investasi, yakni, SR021-T3 dengan tenor 3 tahun yang akan jatuh tempo pada 10 September 2027 dan SR021-T5 dengan tenor 5 tahun yang jatuh tempo pada 10 September 2029. Demikian mengutip dari keterangan resmi, ditulis Rabu (28/8/2024).

Dengan penawaran tingkat imbalan atau kupon SR021-T3 sebesar 6,35% per tahun, dan SR021-T5 sebesar 6,45% per tahun. Direktur Retail Mandiri Sekuritas, Theodora VN Manik mengatakan, Mandiri Sekuritas berkomitmen untuk senantiasa mendukung pertumbuhan perekonomian nasional, pengembangan pasar keuangan syariah, serta meningkatkan kinerja investasi para investor di pasar modal Indonesia.

Dengan SR021, nasabah dapat berinvestasi berbasis syariah dengan mudah melalui platform digital atau bagi nasabah Prioritas bisa dibantu oleh relationship Manager.

 

 

Bantu Jaga Nilai Aset

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Kami meyakini bahwa SR021 merupakan alternatif investasi yang aman, menguntungkan, dan likuid bagi masyarakat. Produk ini menawarkan keuntungan pasti, di mana pokok investasi dan imbalan dijamin oleh negara, serta dapat diperdagangkan di pasar sekunder,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan resmi.

Ia menambahkan, SR021 merupakan solusi investasi yang membantu menjaga nilai aset nasabah dan dapat menjadi pilihan diversifikasi aset investasi masyarakat.

Investor dapat membeli kedua jenis SR021 dengan mudah dan aman melalui platform MOST SBN, dengan investasi mulai dari Rp1 juta dan maksimum pemesanan sebesar Rp5 miliar untuk SR021-T3 dan Rp10 miliar untuk SR021-T5.

Nababah dapat memilih kedua opsi SBN ini, menyesuaikan dengan tujuan keuangan dan investasinya masing-masing. Melalui platform MOST SBN, masyarakat dapat berinvestasi di SR021 dengan empat langkah mudah, yaitu melalukan registrasi daring di register.most.co.id, melakukan pemesanan SBN, melakukan pembayaran melalui Bank Persepsi, dan monitor transaksinya.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya