Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik dibuka bervariasi pada hari Jumat, karena investor menunggu data ekonomi utama dari Tiongkok dan menilai angka inflasi Jepang.
Dikutip dari CNBC, Jumat (18/10/2024), Nikkei 225 Jepang dibuka 0,5% lebih tinggi, sementara indeks saham Topix yang berbasis luas naik 0,34%.
Baca Juga
Indeks Kospi, saham unggulan Korea Selatan hampir datar. Sedangkan indeks Kosdaq, saham berkapitalisasi kecil, tergelincir 0,22%. Indeks saham Hang Seng Hong Kong berada pada level 19.974, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 20.079,1.
Advertisement
S&P/ASX 200 Australia memulai hari dengan penurunan 0,42%.
PDB Tiongkok pada kuartal ketiga diperkirakan mencapai 4,5%, sebagaimana diperkirakan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, dibandingkan dengan pertumbuhan 4,7% pada kuartal sebelumnya.
China akan merilis indeks harga rumah untuk bulan September pukul 9:30 waktu setempat.
Untuk bulan September, para ekonom memperkirakan gambaran beragam dalam ekonomi China, dengan investasi perkotaan diperkirakan tumbuh 3,3% tahun ke tahun, lebih lambat dari 3,4% pada bulan sebelumnya, sementara penjualan eceran dapat naik 2,5% tahun ke tahun, pertumbuhan yang lebih cepat dari 2,1% bulan lalu, menurut data dari LSEG.
Produksi industri diperkirakan tumbuh 4,5% pada bulan September dibandingkan tahun lalu.
Inflasi utama Jepang pada bulan September mencapai 2,5%, sementara CPI inti — yang mengecualikan harga makanan segar — naik 2,4% tahun ke tahun dibandingkan dengan estimasi Reuters sebesar 2,3%.
Wall Street AS
Di Wall Street AS, Dow Jones Industrial Average menguat ke rekor penutupan baru setelah data ekonomi yang kuat meredakan kekhawatiran akan potensi resesi. Indeks saham unggulan naik 161 poin, atau 0,37%, menjadi 43.239,05.
S&P 500 ditutup turun 0,02% dan ditutup pada 5.841,47 setelah mencapai rekor intraday di awal sesi. Nasdaq Composite naik tipis 0,04% seiring menguatnya saham produsen chip dan ditutup pada level 18.373,61.
Ketiga indeks saham tersebut mencatat minggu positif keenam berturut-turut.
IHSG Melambung ke Posisi 7.700, Saham DNAR Masuk Jajaran Top Gainers
Sebelumnya, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung signifikan pada perdagangan Kamis, 17 Oktober 2024. Penguatan IHSG didukung wall street dan rupiah yang melesat.
Berdasarkan data RTI, IHSG melonjak 1,13 persen ke posisi 7.735,03. Indeks saham LQ45 menguat 0,99 persen ke posisi 958,58. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.758,67 dan level terendah 7.657,72. Sebanyak 343 saham melambung dan 230 saham melemah. 224 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.343.029 kali dengan volume perdagangan 27,3 miliar saham. Tercatat transaksi saham mencapai Rp 11,9 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,2 triliun. Dengan demikian, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 44,23 triliun pada 2024. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.490.
Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham basic. Sektor saham basic melonjak 2,75 persen. Sektor saham energi mendaki 1,31 persen, sektor saham industri bertambah 0,72 persen. Selain itu, sektor saham keuangan bertambah 1,12 persen, sektor saham properti menguat 0,60 persen. Lalu sektor saham teknologi melompat 0,82 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,34 persen.
Advertisement
Sektor Saham Nonsiklikal
Sedangkan sektor saham nonsiklikal melemah 0,29 persen, sektor saham siklikal susut 0,62 persen, sektor saham kesehatan merosot 0,93 persen dan sektor saham infrastruktur terpangkas 0,31 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh penguatan bursa saham Amerika Serikat yang menguat ditambah dengan rupiah yang melesat pada Kamis pekan ini.Ke depan, Herditya melihat belum ada sentimen signifikan yang pengaruhi pasar.
“Ke depannya investor menantikan rilis data penjualan ritel AS, dimana juga ada ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di akhir tahun 2024. Kemudian investor juga menanti perkembangan ekonomi China yang diperkirakan relatif melambat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.