Deddy Mizwar dan PPFI Desak Penerbitan Protokol Kesehatan di Sektor Perfilman

Deddy Mizwar khawatir dengan adanya aktivitas syuting yang tidak mengikuti protokol kesehatan khusus di masa PSBB.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 17 Jun 2020, 14:43 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2020, 07:30 WIB
Deddy Mizwar
Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar tiba untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (12/12). Deddy diperiksa dalam penyidikan kasus dugaan suap pengurusan izin proyek pembangunan Meikarta. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran pengurus PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) yang dipelopori Deddy Mizwar, mendesak pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, agar segera menerbitkan protokol kesehatan khusus untuk industri perfilman.

Desakan itu disampaikan langsung oleh ketua umum PPFI, Deddy Mizwar, pada Selasa (16/6/2020) di Jakarta. Saat itu, tengah digelar konferensi pers daring terkait berlangsungnya aktivitas syuting film dan sinetron tanpa protokol kesehatan khusus untuk perfilman.

Apalagi, syuting film dan sinetron di Jakarta itu terjadi di masa pemberlakuan PSBB transisi di Ibukota. Deddy Mizwar mengkhawatirkan, aktivitas syuting yang tidak mengikuti protokol kesehatan khusus di masa PSBB, akan menciptakan kluster baru penyebaran virus Corona.

Seperti Masa Normal

Ilustrasi proses syuting (iStock)
Ilustrasi proses syuting (iStock)

Dari laporan yang diterimanya, suasana di beberapa lokasi aktivitas syuting seperti pada masa normal.

“Mengerikan. Ini jelas bisa mengorbankan insan film yang terlibat syuting dan secara umum dunia perfilman Indonesia,” kata pemeran Nagabonar itu dikutip dari siaran pers yang diterima redaksi Liputan6.com, Selasa (16/6/2020).

Mengenai syuting film dan sinetron yang dilakukan beberapa produser, Deddy mengaku PPFI tidak mempunyai kewenangan untuk melarang. PPFI hanya bisa mengimbau dan mengingatkan insan film agar menaati protokol kesehatan.

Meminta Tanggung Jawab

Ilustrasi proses syuting (iStock)
Ilustrasi proses syuting (iStock)

Paling jauh, PPFI mengingatkan agar ada pihak yang bisa dimintai tanggung jawab kalau sampai terjadi penularan akibat aktivitas itu. Apalagi, di wilayah DKI ada Pergub yang mengatur sanksi bagi pelanggaran PSBB.

“PPFI juga tidak bisa serta merta mengiyakan atau memberi dukungan kepada produser anggota PPFI yang mendesak mau syuting. Wewenang itu PPFI tidak punya. Itu urusan pemerintah juga,“ kata Deddy Mizwar.

Tampak juga ia sedang didampingi oleh Zairin Zain, Manoj Punjabi, Wina Armada, dan Adisurya Abdy ketika memberi keterangan pers.

Belum Ada Tanggapan

Ilustrasi proses syuting (iStock)
Ilustrasi proses syuting (iStock)

Dalam kesempatan itu Sekjen PPFI, Zairin Zain, menambahkan perihal dibutuhkannya protokol kesehatan sektor perfilman. Pihaknya sudah berupaya untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak berwenang. Namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan.

Deddy Mizwar sepakat PSBB telah membuat dunia film Indonesia kolaps. Ribuan insan film terdampak nafkahnya akibat Covid. Ia juga setuju upaya untuk kembali membangkitkan ekonomi perfilman. Namun, Deddy mengingatkan juga pentingnya memperhatikan keselamatan jiwa para insan film.

“Tidak ada juga gunanya ekonomi film bangkit tapi tidak bisa dinikmati pekerjanya jika menjadi terpapar virus Corona,” terangnya.

Tak Melarang

Kongkritnya, Ketum PPFI mempersilakan masyarakat perfilman kembali beraktivitas. Namun hendaknya, itu sudah satu kesatuan dengan menaati protokol kesehatan yang berlaku dan pada momen pemerintah sudah membolehkan beraktivitas.

“Jadi, ini dua hal yang menjadi concern PPFI. Pertama, protokol kesehatan. Hal kedua, momen yang memang sudah dibolehkan oleh pemerintah untuk beraktivitas. Apakah itu syuting film dan pemutaran film di bioskop, dan lain-lain,“ ujarnya.

Mendesak Adanya Protokol untuk Film

Atas dasar itulah pemain dan produser sinetron Para Pencari Tuhan di SCTV ini mendesak pemerintah segera turun tangan menangani sektor perfilman ini. Sebelum nantinya, jatuh banyak korban akibat Covid-19.

"Segerakan protokol kesehatan khusus untuk produksi dan pertunjukan film. Dan berilah petunjuk kapan waktu yang tepat aktivitas insan film dapat dimulai," desaknya.

Masih Mengkhawatirkan

Deddy memahami pandangan ahli epidemi bahwa di Indonesia penyebaran virus Corona masih sangat mengkhawatirkan. Selain kurva yang belum turun, juga sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap pembatasan demi menghindari terjangkit virus ganas yang belum ada obatnya.

Pada saat bersamaan, ia juga merasakan kegundahan masyarakat film yang bisa dikatakan sudah tiga bulan tinggal di rumah. Bagi sebagian kecil kalangan, keadaan itu tidak membuat terlalu sengsara. Namun sebagian besar sudah merasakan kesengsaraan.

Lepas dari itu, memang harus ada inisiatif membangkitan ekonomi dunia perfilman, karena bidang itu menjadi bagian dari ekonomi nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya