Liputan6.com, Jakarta - King Faaz baru saja berulang tahun yang ke-10. Di hari ulang tahunnya itu, Fairuz A. Rafiq dan Sonny Septian selaku ayah sambungnya memberikan kejutan dengan membuatkan pesta ulang tahun untuk Faaz.
Perayaan ulang tahun itu begitu meriah dan dipenuhi dengan kebahagiaan King Faaz dan semua yang hadir. Namun sayangnya, di tengah acara bahagia itu tidak tampak kehadiran Galih Ginanjar selaku ayah kandung King Faaz.
Memang diketahui bahwa hubungan Galih Ginanjar dengan Fairuz A. Rafiq saat ini menjadi kurang baik gara-gara kasus "ikan asin" beberapa tahun lalu. Hal itu berimbas pula dengan hubungan Galih Ginanjar dengan sang putra.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Marah dengan Diri Sendiri
Galih Ginanjar sendiri sangat menyadari bahwa kondisi seperti ini adalah karena kesalahannya sendiri. Bahkan Galih Ginanjar mengaku sangat marah kepada dirinya sendiri.
"Sebenarnya kalau itu (masalah ikan asin) nggak gue omongin, ya nggak akan kayak sekarang, gue udah capek sama diri gue sendiri. Kadang-kadang gue marah, ya tapi gimana gue harus menerima kenyataan itu," kata Galih Ginanjar beberapa waktu lalu dalam tayangan Best Kiss Indosiar yang viral diunggah ulang akun-akun gosip di Instagram.
Advertisement
Tak Berani Bertemu
Alhasil ketika rindu dengan sang putra, Galih Ginanjar hanya bisa menyampaikannya lewat media sosial. Pasalnya, Galih sendiri masih belum berani menemui langsung King Faaz dan Fairuz A. Rafiq karena khawatir kehadirannya tak diterima oleh putranya sendiri.
"Kayak kemarin, gue ngerasa di titik terendah banget, gue kangen sama anak gue. Tapi gue gak tahu harus gimana, mau dateng ke rumahnya Sonny ataupun Fairuz juga gue masih berpikir, berpikir, berpikir," aku Galih Ginanjar.
"Gue masih ketakutan dengan diri gue, bener gak sih Faaz masih mau menerima gue? Syok gak ya kalau dia dekat sama gue?" sambungnya.
Hukum Tanam-Tuai
Namun kembali lagi, ini adalah risiko dan konsekuensi yang harus ia terima. Ia percaya dengan hukum tanam-tuai.
"Sampai gue diem, melamun, ya Allah, ini sebenarnya hidup gue mau di kemanain sih arahnya. Penyesalan sangat luar biasa. Apa yang kau tanam ya itu yang kau tuai,” tutup Galih Ginanjar.
Advertisement