Liputan6.com, Jakarta Dikenal lewat film Dilan 1990 dan Bebas, Zulfa Maharani makin eksis di industri sinema Tanah Air. Kini, ia membintangi film Pernikahan Arwah karya sineas Paul Agusta yang akan tayang di bioskop mulai 27 Februari 2025.
Dalam Pernikahan Arwah atau The Butterfly House, Zulfa Maharani sebagai Tasya, calon istri Salim yang diperankan Morgan Oey. Syutingnya sekitar tiga minggu di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Advertisement
“Pas ditawari kaget, kan saya bukan Tionghoa. Ternyata, memang ada cerita soal perbedaan ras. Justru itu menarik buat saya. Betul, ini tema langka. Meski sedikit, case-nya ada di masyarakat kita,” kata Zulfa Maharani.
Advertisement
Saat berkunjung ke kantor KLY, Jakarta, baru-baru ini, ia berbagi cerita soal serunya syuting film Pernikahan Arwah. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 catatan Zulfa Maharani dari lokasi syuting Pernikahan Arwah.
1. Berawal dari Juli 2024
“Kalau aku bulan Juli 2024 ditawari (peran Tasya). Aku dua tahunan enggak mengambil peran di film horor. Saking banyaknya tawaran horor, aku mencoba mengambil genre lain seperti drama belakangan ini,” ia membeberkan.
Kali pertama membaca naskah karya Ario Sasongko dan Aldo Swastia, Zulfa Maharani langsung suka. Ia mengaku sejak lama ingin bekerja sama dengan Paul Agusta. Kini, mimpinya terkabul di awal 2025.
Advertisement
2. Sekilas Tentang Tasya
Zulfa Maharani mengakui, tokoh Tasya beda 180 derajat dengan sifatnya sehari-hari. Saat membaca naskah, aktris kelahiran Jakarta, 10 Desember 1999, sempat berkali mempertanyakan keputusan Tasya dalam kemelut keluarga Salim yang terus menanjak.
“Jauh banget, aku tidak bucin. Aku selalu berpikir logis. Banyak bagian yang pas aku baca kayak: Aduh, Tasya kok begini amat? Tapi setelah membaca naskahnya sampai tuntas jadi masuk akal. Tapi, kalau ini Zulfa, aku enggak akan melakukan itu,” Zulfa Maharani menyambung.
3. Pernikahan Arwah Ada Benaran
Jelang syuting, Paul Agusta bikin sesi diskusi one on one dengan para pemain baru lalu ada reading dengan seluruh pemain. Zulfa Maharani mendapat penjelasan terkait latar belakang cerita hingga ritual pernikahan arwah yang betulan ada. Wawasannya pun bertambah.
“Bahkan aku tahu pernikahan arwah itu karena proyek ini. Aku sebenarnya enggak tahu bahwa dalam kultur Tionghoa itu ada pernikahan arwah. Setelah itu, aku meriset. Serasa kuliah 3 SKS, benar-benar menambah pengetahuan,” urai Zulfa Maharani.
Advertisement
4. Sore Syuting, Pagi Belanja Batik
Seperti Morgan Oey, Zulfa Maharani berbagi cerita soal serunya belanja batik Lasem sebelum syuting. Genre horor mengondisikan para pemain lebih banyak syuting sore ke malam. Karenanya pagi hari dimanfaatkan untuk cuci mata dan belanja batik.
“Wah bagus ini motifnya. Pas lihat harganya, wadaw! Habis banyak banget. Aku beli batik karena aku shio-nya kelinci. Karena syuting film horor, panggilan ke lokasi syutingnya sore. Kami dari pagi sudah hunting batik. Mumpung lagi di sana,” aku Zulfa Maharani.
5. Pendekatan Paul Agusta
Sineas Paul Agusta juga seorang aktor. Ia pernah membintangi film dari A Copy of My Mind, Gundala, hingga Preman. Karenanya, Paul Agusta punya pendekatan penuh empati kepada para bintang Pernikahan Arwah. Zulfa Maharani bahagia diarahkan Paul Agusta.
“Aku senang banget kerja sama dengan Paul Agusta. Dia sangat open sama pemain. Mungkin karena background-nya aktor, jadi pendekatan dia ke pemain benar-benar pas. Ia tahu yang dia mau sebagai sutradara. Dia terbuka atas apapun yang ingin kami sampaikan,” beri tahunya.
Advertisement
6. Disanjung Morgan Oey
Beberapa kali syuting bareng, Morgan Oey dan Zulfa Maharani tak kesulitan menyesuaikan diri. Morgan Oey bersyukur punya lawan main profesional seperti Zulfa Maharani.
“Zulfa sangat profesional, kolaboratif. Maka, dia partner yang asyik. Karena ada beberapa kali dia halangan, tapi tetap profesional di lokasi syuting,” Morgan Oey mengakhiri.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)