Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menceritakan kalau dirinya pernah gagal mengikuti tes menjadi pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal itu saat meninjau proses tes seleksi kompetensi dasar (SKD) penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan pemerintah provinsi Jawa Timur. Ia pun memotivasi ratusan peserta calon pegawai negeri sipil (CPNS) tersebut.
"Tetap semangat dalam mengerjakan dan jangan patah arang untuk berusaha," tutur dia di sela meninjau proses SKD, di Graha Universitas Surabaya, seperti dikutip dari Antara, Senin (10/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Khofifah yang didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono memasuki ruang SKD menjelang pukul 10.00 WIB dan menyalami sebagian peserta. Di hadapan peserta, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut pernah bercerita dirinya pernah gagal mengikuti tes menjadi pegawai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"Saya tidak terima waktu itu, tapi tujuh tahun kemudian saya diangkat sebagai kepala BKKBN, bahkan yang mengetes saya waktu itu masih ingat. Saya cerita ini agar semua peserta termotivasi serta tidak berkecil hati," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pelaksanan SKD 8-26 Februari 2020
Pelaksanaan SKD digelar pada 8-26 Februari 2020 di Graha Unesa di kawasan Lidah Wetan Surabaya dengan total peserta 54.600 orang.
Setiap harinya dilakukan lima kali sesi yang masing-masing berjumlah 600 peserta sehingga totalnya 3.000 orang mengikuti SKD perhari.
Dari jalur umum akan diambil sebanyak 1.745 orang, disabilitas 36 orang, dan peraih nilai cumlaude 36 orang sehingga total yang diterima yakni 1.817 orang.
"Peserta tes dari disabilitas ada 47 orang dan yang diterima nanti 36 orang, lalu jalur cumlaude pesertanya 260 orang dan yang diterima juga 36 orang. Lainnya dari jalur umum," kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Keseluruhan formasi tersebut untuk posisi sebagai tenaga guru sebanyak 1.133 lowongan, tenaga kesehatan sebanyak 322 lowongan dan teknisi 362 lowongan.
Di tempat sama, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Jawa Timur Nur Kholis mengimbau kepada seluruh peserta untuk hadir 90 menit sebelum tes dimulai.
"Jalan akses ke sini memang jadi kendala sehingga peserta harus benar-benar bisa mengatur waktunya. Kalau sampai terlambat, apalagi tidak hadir maka dipastikan gugur," ujar dia.
Advertisement