Khofifah Minta Observasi 168 Orang Dinyatakan Reaktif Rapid Test di Bojonegoro

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sudah menyampaikan kepada Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, untuk observasi kepada warga yang reaktif rapid test.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Mei 2020, 23:04 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 23:03 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Minggu (10/5/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pedagang dari tiga pasar di Bojonegoro yang sudah jalani rapid test atau tes cepat, ada sebanyak 168 orang dinyatakan reaktif.

"Dari 168 orang, Pak dokter Kohar sudah mengirimkan tim untuk melakukan swab dan melakukan PCR 71 orang dan insya Allah besok akan datang lagi swab 74 orang," ujar Khofifah saat konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam (10/5/2020). 

Khofifah menuturkan, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, untuk observasi kepada warga yang reaktif rapid test.

"Dan kita sudah menyampaikan kepada bu Bupati Bojonegoro untuk menggunakan ruang BLK disnaker dan menggunakan UPT dinas sosial yang ada di Bojonegoro, jika masih dibutuhkan ruang observasi," ucap Khofifah.

"Bupati Bojonegoro juga minta disiapkan ruang observasi yang memungkinkan untuk bisa memberikan pelayanan kepada mereka terutama kepada mereka yang sudah terkonfirmasi reaktif rapid test. Jadi itu yang sedang kita lakukan di Bojonegoro," ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Muncul Klaster Baru di Bojonegoro, Berawal dari Pedagang Keliling

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Ketua Rumpun Tracing Pemprov Jatim, Kohar Hari Santoso menyatakan, klaster yang terjadi di Bojonegoro ini di awal dari terdeteksinya seorang pedagang rengkek atau pedagang keliling yang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit. 

Saat dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan rapid test, hasilnya, pedagang tersebut ternyata reaktif (positif). Namun, sayangnya, ia meninggal, sebelum hasil tes swab-nya keluar.

"Ada pedagang rengkek yang sakit dan dirawat. Rapid testnya reaktif. Sempat dilakukan swab, keluar belakangan setelah beliaunya meninggal. Lalu ada kasus lagi, dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif," ujar Kohar dalam konferensi pers melalui live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam, 8 Mei 2020.

Terkait dengan temuan itu, dilakukan rapid test terhadap 269 pedagang yang ada di pasar tersebut. Hasilnya, ternyata ada 86 orang yang dinyatakan reaktif atau (positif). Oleh karena itu, para pedagang tersebut akan dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan swab.

"Rencananya akan dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan swab. Hasilnya nanti akan di kirim ke Malang, karena RS Saiful Anwar Malang sudah bisa melakukan PCR," tutur dia.

Khofifah Minta Penutupan Pasar Sementara Selama 7 Hari

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta agar dilakukan penutupan terhadap pasar tersebut selama tujuh hari. Penutupan dilakukan, sembari menunggu hasil swab keluar.

"Pasar akan ditutup selama 7 hari, sampai selesai swab. Lalu, memberikan proteksi terhadap siapa saja yang ada di lingkaran pasar. Sebab yang bisa dirapid kan penjualnya, (sedangkan) pembelinya, pelanggan, ini kan harus dilakukan tracing," tegasnya.

Ia pun meminta pada dokter Kohar sebagai koordinator tracing agar melakukan tracing atau pelacakan ulang terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak dengan para pedagang di pasar tersebut.

"Yang reaktif cukup besar, lakukan tracing ulang terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya