Khofifah: Saat Ini Butuh Sistem Peringatan Dini bagi Warga di Lereng Gunung Semeru

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Doni Monardo tinjau dua lokasi terdampak Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Des 2020, 18:55 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 18:55 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak Gunung Semeru, Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok Istimewa)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak Gunung Semeru, Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Doni Monardo meninjau lokasi dampak bencana erupsi Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur Kamis (3/12/2020).

Ada dua lokasi yang dikunjungi antara lain Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Dusun Kajar, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Selain itu, kawasan jalur aliran lahar erupsi Gunung Semeru di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

"Kedatangan kami ingin update dari seluruh proses mulai terjadinya erupsi hingga mitigasi yang harus kita lakukan terkait upaya perlindungan masyarakat di area kondisi rawan becana (KRB), proses evakuasinya, dan detail mitigasi dan dampak erupsi Gunung Semeru dengan mengunjungi pos pantau ini,” ujar Khofifah, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Ia menuturkan, semua harus termitigasi secara detil terutama yang terkait potensi kebencanaannya sehingga dapat diantisipasi secara menyeluruh baik titik kumpul dan pengungsian, jalur evakuasi, saluran lahar sehingga masyarakat terlindungi.

Khofifah mengatakan, saat ini yang dibutuhkan sistem peringatan dini atau early warning system yang benar dan cepat bagi masyarakat kawasan lereng Gunung Semeru.

Khofifah menuturkan, dibutuhkan lebih banyak pihak yang mampu menyebarluaskan tentang peringatan dini erupsi. Akan tetapi, sumber informasi harus satu pintu agar tidak terjadi dispute.

Ia juga meminta agar radio komunitas dan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) turut berperan aktif dalam penyebaran informasi terkait erupsi Gunung Semeru.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perlu Pengerukan Jalur Aliran Lahar

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak Gunung Semeru, Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok Istimewa)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak Gunung Semeru, Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok Istimewa)

Pada saat rombongan meninjau kawasan jalur aliran lahar erupsi Gunung Semeru di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, tampak sedimentasi material luapan erupsi Gunung Semeru sudah sangat menebal. Bahkan timbunan material di jalur aliran lahar itu sudah mencapai lebih 15 meter dari kondisi sebelum erupsi.

Padahal saat ini, potensi erupsi masih belum berhenti dan guguran awan panas masih terus berlangsung. Khofifah menuturkan, butuh pengerukan di lokasi tersebut agar jalur tetap bisa menjadi jalur aman untuk aliran lahar sehingga tidak sampai meluber ke perkampungan rumah warga.

“Untuk jalur aliran lahar di dusun Curah Kobokan ini ketebalan sedimentasi sudah mencapai lebih 15 meter, jadi harus dikeruk. Agar jika ada material dari erupsi gunung, tidak ada yang meluber ke perkampungan warga,” ujar dia.

Khofifah menuturkan,  Kepala BNPB langsung berkoordinasi dengan Menteri PUPR dan tim TNI akan siap mendukung proses pengerukan. “Tetapi harus sangat waspada mengingat sedimentasi material gunung Semeru. Pengerukan ini penting supaya kanal saluran lahar tetap bisa mengalir," kata Khofifah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya