Doni Monardo: Harus Dibangun Jalur Evakuasi Warga di Gunung Semeru

Kepala BNPB Doni Monardo sudah meminta Kementerian PUPR untuk mendukung pembangunan jalur evakuasi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 03 Des 2020, 19:36 WIB
Diterbitkan 03 Des 2020, 19:26 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok BNPB)
Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok BNPB)

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mendorong pembuatan jalur evakuasi bagi warga dan ternak. Ini sebagai mitigasi ancaman guguran lahar panas dari aktivitas Gunung Semeru.

Doni menuturkan hal itu saat meninjau lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru di Desa Supiturang, Dusun Curah Koboan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12/2020).

Doni sudah meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mendukung pembangunan jalur evakuasi sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana alam.

"Kami dari BNPB sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR," ujar Doni, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Selain jalur evakuasi bagi warga dan ternak di Gunung Semeru, Doni juga mendorong agar pembuatan jalur aliran lahar dapat dibangun kembali sehingga apabila terjadi guguran lahar tidak berdampak pada permukiman peduduk.

"Membangun sebuah jalur evakuasi yang bisa memudahkan masyarakat untuk menuju ke tempat yang aman, termasuk juga membangun kembali aliran lahar agar tidak mengarak ke permukiman penduduk," ujar dia.

Adapun jalur evakuasi tersebut menjadi penting, sebab hingga sejauh ini sudah ada rambu evakuasi, akan tetapi jalur evakuasi belum memadai.

Ā 

Ā 

Ā 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pengerukan Jalur Aliran Lahar

Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok BNPB)
Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur pada Kamis, (3/12/2020). (Foto: Dok BNPB)

Sebelumnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga melaporkan selain jalur evakuasi, pengerukan jalur aliran lahar juga harus menjadi prioritas.

Sebab, berdasarkan data yang dihimpun, ketebalan sedimentasi dari jalur aliran lahar sudah mencapai 15 meter sehingga pihaknya tidak ingin kemudian muncul permasalahan baru apabila terjadi aktivitas erupsi Gunung Semeru.

"Jalur evakuasinya harus dipastikan. Masyarakat harus terkonfirmasi. Tanda-tanda evakuasi harus dipasang di banyak titik,ā€ tutur Khofifah.

ā€œJalur aliran lahar. Ini sedimentasinya sudah sekitar 15 meter, jadi harus dikeruk. Sehingga kalau ada material gunung yang meluber, maka kita tidak berharap itu kemudian meluber ke permukiman penduduk,ā€ ia menambahkan.

Khofifah juga meminta agar layanan komunikasi terkait perkembangan informasi aktivitas Gunung Semeru dapat dilakukan dengan baik, agar kemudian tidak muncul ada kabar tidak benar yang dapat meresahkan warga.

"Ada komunikasi yang harus dipastikan sampai dengan benar dan cepat kepada masyarakat,ā€ kata Khofifah.

Gunung Semeru Keluarkan Guguran Lahar Panas

Gunung Semeru Erupsi, Lahan Pertanian di Lumajang Tertutup Debu
Seorang warga memeriksa lahan pertanian yang terdampak letusan Gunung Semeru di Lumajang, Provinsi Jawa Timur (3/12/2020). (AFP/Juni Kriswanto)

Gunung Semeru mengeluarkan guguran lahar panas dari aktivitas vulkanik pada Sabtu dini hari, 28 November 2020.

Peristiwa tersebut telah berdampak pada 1.298 warga yang tinggal di 5 desa, 2 kecamatan di Kabupaten Lumajang.

Guna memberikan dukungan untuk percepatan penanganan erupsi Gunung Semeru, BNPB menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai 500 juta.

Selain itu, BNPB juga memberikan dukungan lain untuk penanganan pengungsi berupa 3 unit tenda pengungsi, 1 unit flexibel tank, 5.000 swab tes antigen, 500 paket perlengkapan bayi, 1.200 tambahan gizi, 1.200 paket lauk pauk, 1.200 makanan siap saji, 4.000 masker kain, 950 matras, 1.480 selimut dan 12 unit lampu air garam.

Ā 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya