Liputan6.com, Malang - Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat sepanjang 2021 lalu ada 5 ribu kasus terbuka tuberkulosis (TB). Penanganan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri itu tak bisa maksimal seiring situasi pandemi Covid-19 saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan sebanyak 5 ribu kasus terbuka itu merupakan warga dengan gejala mengarah ke TB. Dari seluruh kasus terbuka itu, baru sebagian kecil telah diperiksa dengan hasil 521 orang dipastikan positif TB.
Advertisement
Baca Juga
“Kami belum evaluasi lagi data terbaru dari kasus terbuka itu selama tri wulan awal tahun ini,” kata Husnul di Malang, Rabu, 23 Maret 2022.
Menurutnya, situasi pandemi Covid-19 turut mempengaruhi penanganan masalah TB. Sebab kondisi itu membuat masyarakat kurang aktif memeriksakan diri ke puskesmas meski sebenarnya memiliki gejala mengarah ke penyakit tersebut.
“Masa pandemi keaktifan masyarakat ke puskesmas berkurang, mungkin masyarakat tetap di rumah saja meski sebenarnya ada gejala,” ujar Husnul.
Dinas Kesehatan mengimbau warga agar tak panik bila memiliki gejala klinis mengarah ke TB. Gejala itu seperti batuk disertai dahak berdarah, lemas, nafsu makan menurun dan lainnya yang mirip gejala Covid-19.
“Jangan takut kalau ada gejala itu, lebih baik segera memeriksakan diri ke puskesmas,” tutur Husnul.
Ia mengatakan kasus Tuberkulosis di Kota Malang didominasi kelompok produktif usia antara 15-59 tahun. Tingkat kesembuhan mencapai 82 persen, lebih rendah dibanding target nasional 85 persen. Mayoritas penularan lewat saluran pernafasan, lewat udara ketika seseorang batuk.
“Ini sering kurang dipahami masyarakat, bakteri menular karena batuk. Karena itu ada etika ketika batuk,” ujar Husnul.
Mitigasi TB
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan pencegahan dan pengendalian TB jadi perhatian serius pemerintah kota. Membangun kesadaran masyarakat untuk memitigasi infeksi penyakit menular itu jadi pekerjaan besar.
“Kesadaran masayarakat akan pentingnya kesehatan serta mewaspadai penyakit menular perlu harus diperkuat,” kata Sutiaji di sela Sarasehan Tuberkulosis (TB) Day 2022.
Kampanye pola hidup sehat dan bersih sebagai salah satu cara mencegah penularan penyakit harus digencarkan. Bila hal itu bisa terealisasi, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat terpenuhi. Agar target Indonesia bisa mengeliminasi TB pada 2030 bisa tercapai.
“Pencegahan penyakit seperti TB adalah bagian dari langkah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas,” ucap Sutiaji.
Advertisement