Liputan6.com, Surabaya - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Malang, menyiapkan dana Rp4,69 triliun untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran 2024, baik untuk penukaran uang baru maupun kebutuhan lainnya.
Kepala BI Malang Febriana mengemukakan, dana yang disiapkan untuk kebutuhan Lebaran 2024 sebesar Rp4,69 triliun tersebut, naik sekitar 1,79 persen persen dibanding 2023 sebesar Rp4,6 triliun lebih.
"Kenaikan sekitar 1,79 persen tersebut berkaca pada realisasi penukaran tahun lalu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Malang Raya juga cukup bagus, yakni 5,7 persen pada 2023," kata Febriana, Selasa (19/3/2024).
Advertisement
Febriana mengemukakan, rencana layanan penukaran uang yang disiapkan oleh Bank Indonesia Malang pada tahun ini terdiri atas layanan kas keliling, layanan penukaran bersama perbankan dan layanan penukaran uang di gerai perbankan atau outlet resmi.
Jadwal kas keliling ritel dan wholesale akan dipublikasikan melalui media sosial Bank Indonesia Malang. Masyarakat yang akan melakukan penukaran melalui kas keliling diimbau melakukan pemesanan melalui aplikasi PINTAR.
Layanan penukaran bersama perbankan, yakni BI bersama dengan 42 bank di 63 titik penukaran di wilayah Malang Raya, Pasuruan dan Probolinggo.
Penukaran akan menggunakan scan KTP, dimana selama periode penukaran satu KTP hanya diperbolehkan melakukan penukaran satu kali dengan nominal maksimal sebesar Rp3,8 juta.
Sedangkan layanan penukaran di gerai perbankan dilayani oleh 42 bank dengan jumlah titik layanan sebanyak 63 gerai. Penukaran dilayani sejak 15 Maret hingga 7 April mendatang.
Waspada Uang Palsu
Pada kesempatan itu, Febriana mengingatkan masyarakat untuk menukarkan uang pecahan baru di gerai resmi agar terhindar dari uang palsu, sebab selama 2023 hingga Februari 2024, ada sekitar 400 lembar uang palsu yang berhasil diamankan BI Malang.
Warga yang menukarkan uang pecahan baru dibatasi senilai Rp3,8 juta (per paket) terdiri atas pecahan Rp20 ribu satu pak (Rp2 juta), Rp10 ribu satu pak (Rp1 juta), pecahan Rp5 ribu satu pak (Rp500 ribu), pecahan Rp2 ribu satu pak (Rp200 ribu), dan pecahan seribu satu pak (Rp100 ribu).
Pembatasan tersebut, kata Febriana, untuk pemerataan dan keadilan bagi masyarakat.
"Tahun ini warga tidak perlu repot mengambil uang untuk ditukarkan dengan yang baru, cukup dengan scan QRIS sudah bisa tukar agar lebih mudah dan efesien," ujarnya,
Dalam rangka kelancaran sistem pembayaran, BI juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non-tunai, di antaranya penggunaan QRIS, memperluas kepesertaan BI-FAST, serta mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Advertisement