Tak Mau <i>Move On</i> dari Windows XP? Ini Risikonya

Microsoft mengajak pengguna Windows XP untuk lebih memahami lagi resiko yang akan mereka hadapi jika tidak segera beralih dari Windows XP.

oleh Adhi Maulana diperbarui 06 Mar 2014, 16:44 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2014, 16:44 WIB
windows-140119b.jpg

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 8 April 2014 akan menjadi hari terakhir bagi eksistensi sistem operasi lawas Windows XP. Sistem operasi personal computer (PC) besutan Microsoft yang telah beroperasi sejak 2001 silam itu akan resmi dipensiunkan dalam 34 hari ke depan.

Bahkan menurut yang dilansir laman Softpedia, Microsoft juga sudah mempersiapkan ulitmatum terakhir untuk memperingatkan para pengguna yang masih menggunakan Windows XP. Peringatan ini akan dimunculkan oleh Microsoft sebagai notifikasi yang akan muncul secara terus menerus di layar komputer pengguna.

Melalui blog resminya pihak Microsoft mengungkapkan, "mulai 8 Maret 2014, pengguna Windows XP versi Home atau Professional akan menerima update via Windows Update berupa notifikasi ofisial di layar komputernya. Yang menginformasikan Windows XP akan berakahir pada 8 April 2014."

Selain menebar pesan terakhir, Microsoft juga mengajak para pengguna Windows XP untuk lebih memahami lagi resiko yang akan mereka hadapi jika tidak segera beralih ke sistem operasi modern, terutama bagi para pengguna dari segmen korporasi. Apa saja resikonya?

1. Sebuah sistem operasi yang tidak lagi menerima dukungan security update yang memadai akan lebih rentan terhadapa serangan cyber yang dapat membahayakan binis dan informasi Anda pribadi atau perusahaan.

2. Anda dapat menghadapi permasalahan software karena software yang Anda gunakan sudah tidak didukung.

3. Dukungan teknis tidak akan tersedia secara online ataupun melalui call centre jika terjadi kegagalan atau downtime karena Microsoft sudah tidak lagi bertanggung jawab atas Windows XP.

4. Biaya operasi dengan hardware dan software Windows XP untuk ke depannya mungkin akan memberatkan biaya perawatan perangkat Anda dan membatasi kinerja karyawan untuk konsumen segmen korporasi.

5. Ketika aplikasi binis yang Anda gunakan mengalami crash atau beroperasi secara abnormal, maka Anda tidak dapat mengajukan dan mendapatkan bantuan dari pihak Microsoft.

Selain itu, menurut pantauan pakar keamanan dari SANS Institute Jason Fossen, para peretas di seluruh dunia saat ini juga diduga sedang mengumpulkan berbagai informasi terkait celah-celah keamanan di Windows XP untuk segera dimanfaatkan ketika sistem operasi tersebut tidak lagi didukung oleh Microsoft.

Microsoft sejauh ini memang telah melakukan berbagai cara untuk mengajak para penggunanya beralih dari Windows XP. Namun sayang, menurut data riset terbaru yang dirilis oleh Net Applications, pengguna Windows XP terlihat justru terus bertumbuh per Januari hingga akhir Februari 2014 kemarin.

Di akhir tahun 2013 lalu pengguna Windows XP di seluruh dunia sebenarnya sudah menurun dengan market share 28,98% saja. Namun anehnya, pada Januari 2014 penggunanya justru kembali naik menjadi 29,30%. Bahkan jumlahnya kembali melonjak pada Februari 2014 menjadi 29,53 %.

Baca juga:
Tingkat Kejahatan Cyber di Indonesia Sudah Gawat
Kampanye Cermat, Microsoft Bukan Sekadar Jualan
Cermat, Cara Microsoft Menjangkau Guru dan Siswa
Windows 8 & 8.1 Bisa Cegah `Kepunahan` PC
Pengguna Belum Siap dengan Tampilan Antarmuka Windows 8
Payah, 95% ATM di Seluruh Dunia Masih Gunakan Windows XP
Microsoft Putuskan Tunda Waktu `Pensiun` Windows XP
Ternyata Korsel Juga Belum Bisa Move Ondari Windows XP 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya