Ini Alasan Mesir Larang Layanan Internet Gratis Facebook

Sebelumnya, pelarangan Free Basics di Mesir disebut-sebut karena net neutrality, namun bukan itu penyebab aslinya. Ada apa?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 04 Apr 2016, 07:12 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2016, 07:12 WIB
Facebook
(ilustrasi/guim.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan internet gratis dari Facebook, beberapa waktu lalu dilarang oleh pemerintah Mesir. Dikutip dari laman The Verge, Minggu (3/4/2016), larangan Free Basics bukan terkait dengan net neutrality atau internet netral.

The Verge yang mengutip Reuters menyebutkan, jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu menolak memberikan izin kepada pemerintah Mesir untuk memata-matai pengguna internet Free Basics. Karena alasan itulah, Free Basics dilarang beroperasi di sana.

Ketika layanan ini ditutup pada Desember lalu, pemerintah Mesir menyebut bahwa izin untuk menyelenggarakan layanan internet gratis hanya diberikan kepada operator telepon Elisalat Egypt.

Sumber anonim Reuters tidak menyebutkan secara rinci tentang tuntutan pemerintah terhadap Facebook terkait dengan praktik-praktik keamanan berinternet.

Namun, disebutkan bahwa lebih dari 3 juta orang Mesir mendaftarkan diri untuk mengakses layanan Free Basics. Facebook mengklaim, dari jumlah tersebut, 1 juta orang di antaranya menggunakan internet untuk pertama kali dalam hidup mereka.

Tidak hanya di Mesir, layanan Free Basic juga menghadapi kecaman di negara-negara lain. Misalnya India yang melarang Facebook melanjutkan layanan internet gratis setelah regulator telekomunikasi nasional-nya memutuskan Free Basics melanggar internet netral.

Free Basics sendiri memberikan akses kepada pengguna untuk membuka laman web tertentu tanpa membayar data yang digunakan. Tidak hanya itu, laman internet yang dimaksud sebelumnya sudah dipilih oleh Facebook dengan masukan dari operator yang menawarkan layanan.

Perusahaan jejaring sosial berusia 14 tahun itu menganggap bahwa layanan Free Basics merupakan bagian upaya kemanusiaan. Sebab, banyak orang dapat mengakses informasi kesehatan hingga laporan cuaca penting.

Pada sisi lain, layanan tersebut juga dapat mengakses data penggunanya. Meski begitu, 37 negara lainnya masih mengizinkan Free Basics beroperasi.

(Tin/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya