Liputan6.com, Jakarta - Pernah kah Anda mendatangi kasir di restoran untuk menanyakan ketersediaan colokan? Atau Anda sering kali meminjam powerbank saat baterai ponsel Anda mulai 'sekarat'.Â
Jika betul, itu tandanya Anda terkena sindrom "Low Battery Anxiety" atau cemas saat baterai ponsel mulai meniris.Â
Sebagaimana dikutip Cellular-News, Sabtu (28/5/2016), baru-baru ini LG meriset ribuan orang terkait konsep kecemasan saat baterai ponsel habis.Â
Hasil riset mengungkap bahwa 9 dari 10 orang merasa panik saat baterai ponselnya hanya tersisa 20 persen atau di bawahnya.Â
Baca Juga
Selain itu, riset ini mengungkap bagaimana ponsel menjadi lebih penting daripada kesehatan. Satu dari tiga orang memilih untuk mengisi daya ponselnya ketimbang pergi ke gym
Â
Generasi milenial cenderung lebih buruk lagi, yakni sebanyak 42 persen memilih opsi di atas. Sekitar 32 persen pengguna smartphone akan membatalkan hal apapun demi sekadar pulang dan mengisi daya ponselnya.
Sindrom ini juga dapat merusak hubungan Anda dengan teman, keluarga, atau pasangan. Mereka cenderung dar menyalahkan ponsel saat tak mampu berkabar dengan orang-orang tercinta karena baterai habis.
Dan satu dari tiga orang akan beradu argumen dengan pasangan karena tak membalas SMS atau panggilan akibat ponsel mati.
Riset ini dilakukan untuk memberikan gambaran tingkah laku orang yang mulai mengubah hidup demi memastikan ponselnya tetap menyala.
(Cas/Why)
Advertisement