Tinggalkan Asia Tenggara, Uber Konsolidasi dengan Grab?

Menurut kabar yang beredar, Uber akan melakukan konsolidasi dengan bisnis serupa yang dimiliki oleh Softbank.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 21 Nov 2017, 18:55 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 18:55 WIB
Ojek Online Uber Mengaspal di Jakarta
uberMotor (uber.com)

Liputan6.com, Jakarta - Uber dikabarkan bakal bergabung dalam konsolidasi bisnis ride-sharing yang dimiliki Softbank di Asia, termasuk di Asia Tenggara. Hal ini menyusul kesepakatan pendanaan US$ 1,25 miliar dari konsorsium yang dipimpin oleh Softbank dan Dragoneer Investment Group. 

Perlu diketahui, Softbank merupakan investor untuk sejumlah layanan ride-sharing serupa Uber, seperti Grab di Asia Tenggara, Didi Chuxing di Tiongkok, dan Ola di India. 

Menurut sumber anonim, seperti dikutip Tekno Liputan6.com dari CNBC, Selasa (21/11/2017), Softbank akan memainkan peran dalam rencana konsolidasi ini.

"SoftBank masuk dalam jajaran direksi kedua perusahaan itu (Uber and Grab) bakal berperan terhadap pembicaraan rencana konsolidasi itu," ujar sumber yang tak mau disebutkan namanya ini. Dengan demikian, proses pembicaraan terkait konsilidasi bisa saja terjadi.

Kemudian, salah satu kemungkinan yang terjadi selepas investasi ini adalah Uber bakal menjual lini bisnisnya ke Grab. Apabila konsolidasi ini terjadi, Uber bakal meninggalkan pasar Asia Tenggara. 

Salah seorang sumber yang dekat dengan Grab pun menyebut rencana itu masuk akal. Alasannya, Uber pernah melakukan hal serupa di Tiongkok dengan Didi Chuxing tahun lalu.

Ketika itu, perusahaan memilih untuk menjual lini bisnisnya di Tiongkok ke Didi Chuxing. Langkah itu diambil karena Uber telah berinvestasi miliaran dolar di Tiongkok, dan belum mendapatkan keuntungan.

"Kesepakatan yang terjadi antara dua perusahaan di Asia Tenggara sangat masuk akal. CEO Uber dapat mengurangi kerugian dan memperoleh saham dari bisnis yang menurutnya tak sekadar ride-sharing," tutur sumber itu. 

Grab sendiri memang tengah berkembang untuk merambah ke bisnis lain, tak hanya layanan berbagi kendaraan termasuk pembayaran digital.

Akan tetapi, belum dapat dipastikan apakah Softbank sudah membicarakan soal ini dengan dewan direksi Uber. Terlebih, kesepakatan investasi ini belum sepenuhya selesai. Hingga berita ini diturunkan, baik pihak Grab dan Uber menolak berkomentar.

CEO Uber Sebut Pasar Asia Tenggara Terlalu Kompetitif

Sebelumnya, CEO Uber Dara Khosrowshahi memang menyebut pasar Asia Tenggara terbilang sangat kompetitif. Bahkan, ia menyebut pasar di wilayah ini sudah mencapai titik over-capitalized.

Sekadar informasi, over-capitalized merupakan istilah yang menggambarkan sebuah perusahaan mempunyai masalah dari sisi keuangan, yakni memiliki lebih banyak utang dan ekuitas ketimbang aset yang ada.

"Kami masuk, dan kami mempelajarinya (Asia Tenggara). Namun, saya tak terlalu optimistis pasar ini akan menguntungkan dalam waktu dekat," ujarnya awal bulan ini.

Terlebih, apabila Uber memilih untuk menghentikan operasinya di Asia Tenggara membuat perusahaan itu dapat mencetak lebih banyak uang. Salah seorang investor menyebut, langkah ini dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan IPO.

Langkah itu memang masuk akal mengingat tak ada perusahaan teknologi yang mulai go-public tanpa meraih untung. Akan tetapi, Uber telah kehilangan sekitar US$ 645 juta di kuartal kedua tahun ini dan dapat menjadi alarm bagi para investor.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya