Berbekal Kartu ATM, Israel Curi Rp 4,7 Miliar dari Apple Store

Kasus pencurian yang telah merugikan sejumlah [Apple ](3209979 "")Store di Amerika Serikat akhirnya terbongkar.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Jan 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 07:30 WIB
Apple
Apple Store

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pencurian yang telah merugikan sejumlah Apple Store di Amerika Serikat akhirnya terbongkar. Kepolisian setempat dilaporkan telah membekuk seorang pria asal Sacramento, Amerika Serikat yang 'mencuri' ratusan ribu dollar dari Apple Store di negara tersebut.

Pria yang diketahui bernama Marcus Israel Butler ini melakukan aksinya selama beberapa bulan terakhir. Dikutip dari Cult of Mac, Jumat (5/1/2018), modus yang digunakan pria 33 tahun tersebut adalah fraud yang memanfaatkan kartu debet.

Jadi, ia sengaja memakai kartu debet yang tak valid untuk membeli sejumlah produk Apple, seperti iPhone dan iMac. Karena tak valid, transaksi pembelian pun tak dapat dilanjutkan dan terpaksa menghubungi bank bersangkutan. 

Pada saat itu, Israel akan memberi nomor bank pada staf toko untuk mengurus kegagalan transaksi. Namun yang tak diketahui staf tersebut, kontak yang mengaku sebagai perwakilan bank itu menjadi bagian dari aksi pencurian. 

Setelah itu, staf bank palsu itu akan memberi kode khusus yang memungkinkan proses pembayaran berlanjut. Meski tak diketahui cara kerja kode itu, nyatanya seluruh aksi pencurian itu berhasil.

Rata-rata pengeluaran yang dihabiskan dalam satu kali transaksi mencapai US$ 6 ribu atau sekitar Rp 8 juta. Israel pun berhasil mencuri perangkat Apple dengan total harga mencapai US$ 350 ribu atau sekitar Rp 4,7 miliar dalam waktu singkat.

Ia diketahui melakukan aksinya di beberapa toko Apple di Amerika Serikat, seperti Sacramento, Modesto, New York, Baltimore, Chicago, North Carolina, dan Alaska.

Namun pada Desember 2017, ia berhasil ditangkap kepolisian setempat dan mulai menjalani hukumannya.

 

Apple Jadi Target Pelaku Kriminal

Berdasarkan laporan, toko Apple memang kerap menjadi sasaran empuk para pelaku kriminal. Alasannya, banderol harga yang dijual cukup tinggi dan juga mudah dijual kembali ke orang lain, sehingga memungkinkan seseorang dapat memperoleh uang cepat dalam waktu singkat.

Aksi yang dilakukan Israel juga bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, ada sejumlah kasus pencurian dengan metode serupa yang dilakukan di toko Apple.

Libatkan Mantan Karyawan Apple

iPhone 8 Plus
Suasana iBox di mal Central Park, di Jakarta. Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Salah satunya terjadi pada 2015 dan melibatkan empat mantan karyawan Apple Store dan pegawai kantor dokter gigi. Mereka didakwa telah melakukan scamming memanfaatkan Apple gift card dengan nilai kerugian mencapai US$ 700 ribu atau sekitar Rp 9,3 miliar.

Tak hanya itu, aksi pembobolan Apple Store juga pernah terjadi di London pada akhir 2017. Para pelaku yang terdiri dari 10 orang mengancam penjaga keamanan dengan palu, lalu mengambil sejumlah produk, seperti iPhone, iPad, dan Apple Watch.

Aksi pencurian terbesar produk Apple juga pernah terjadi pada 2012. Ketika itu, pencurian dilakukan pada iPad Mini yang baru saja tiba di bandara John F. Kennedy, Amerika Serikat. Nilai pencurian produk itu mencapai US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 20,1 miliar.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya