Liputan6.com, Jakarta - Ribuan siswa sekolah yang sedang magang di pabrik Foxconn di Tiongkok rupanya dipaksa lembur untuk membuat speaker Amazon, Echo dan Echo Dot yang terhubung ke Alexa.
Hal ini terungkap berdasarkan sejumlah dokumen yang dilihat oleh media Inggris The Guardian.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman The Guardian, Sabtu (10/8/2019), dalam dokumen itu ada informasi, Foxconn merekrut banyak anak SMA dan SMK di sekitar kota Hengyang untuk magang.
Para guru disebut-sebut telah dibayar pihak pabrik untuk memuluskan hal melanggar hukum ini.
Para anak magang ini diminta bekerja lebih dari dua bulan untuk menambah jumlah pegawai di pabrik, selama masa puncak produksi.
Mereka juga diharuskan bekerja lembur di malam hari. Anak magang tersebut diperbantukan untuk membuat perangkat Amazon Echo dan Echo Dot yang diaktifkan dengan Alexa.
Dokumen menyebut, ada 1.000 siswa yang diperkerjakan dengan usia 16 hingga 18 tahun.
Foxconn Mengakui
Foxconn yang juga memproduksi iPhone mengakui, para siswa telah dipekerjakan secara ilegal. Perusahaan segera mengambil langkah untuk memperbaiki situasi ini.
"Kami telah memperketat pengawasan dan memonitor program magang dengan mitra sekolah untuk memastikan tidak ada siswa magang yang bekerja lembur," tutur Foxconn dalam pernyataannya.
Foxconn mengakui, ada beberapa contoh di masa lalu terkait dengan lemahnya pengawasan tim manajemen yang memungkinkan pelanggaran ini terjadi.
"Ini tidak dapat diterima, kami mengambil langkah untuk memastikan hal itu tidak terulang," kata Foxconn.
Meski begitu, Foxconn tetap merekrut anak magang. Mereka berdalih, hal tersebut merupakan upaya untuk memberi siswa peluang mendapatkan pengalaman kerja praktis serta pelatihan di tempat kerja.
Foxconn menyebut, kerja magang bisa mempermudah upaya siswa mencari pekerjaan saat lulus sekolah.
Perusahaan pun menyebut, akan meningkatkan jumlah pekerja reguler dan meninjau gaji yang diberikan.
Advertisement
Amazon Ikut Ambil Tindakan
Juru bicara Amazon mengatakan, perusahaannya tidak mentoleransi pelanggaran yang dilakukan oleh pabrik tersebut. Mereka akan memakai auditor independen untuk mengawasi kepatuhan dari pabrik.
"Jika kami menemukan pelanggaran, kami akan mengambil langkah yang diperlukan. Misalnya meminta langkah perbaikan. Kami segera menyelidiki dugaan masalah dan menanganinya dengan pucuk pimpinan Foxconn," ujar juru bicara dari perusahaan milik Jeff Bezos itu.
Seorang siswa yang bicara tentang masalah paksaan kerja lembur ini mengatakan, pekerjaan pabrik tidak memiliki relevansi dengan ilmu mereka. Selain itu, mereka mengaku telah dipaksa lembur.
(Tin/Ysl)