Bahaya, Jangan Backup Pesan WhatsApp di Cloud!

Pengguna WhatsApp harus mengetahui bahaya mencadangkan pesan di layanan cloud.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Sep 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2019, 08:00 WIB
WhatsApp
WhatsApp. telegraph.co.uk

Liputan6.com, Jakarta - WhatsApp merupakan aplikasi chatting yang sudah menerapkan sistem enkripsi untuk pesan di layanannya. Karenanya, pesan yang ada di dalam aplikasi tersebut sulit untuk diretas atau diketahui pihak lain.

Namun, sebenarnya ada celah keamanan yang memungkinkan pihak lain untuk mengintip pesan di WhatsApp. Salah satunya saat melakukan pencadangan (backup) di cloud.

Perlu diketahui, pesan WhatsApp yang dicadangkan di cloud, baik di Google Drive atau iCloud, tidak dienkripsi. Oleh sebab itu, file tersebut dapat diakses oleh pihak lain.

Kendati demikian, seperti dikutip dari BBC, Minggu (8/9/2019) hal tersebut baru dapat dilakukan apabila ada pihak lain yang menerobos masuk akun cloud pengguna.

Untuk itu, pengguna yang kerap memanfaatkan layanan cloud untuk mencadangkan pesan di WhatsApp harus memastikan keamanan akun yang digunakannya. 

Meskipun terlihat membahayakan, pengguna WhatsApp sebenarnya masih dapat memakai aplikasi milik Facebook tersebut dengan tetap memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pakai Two-Step Verification untuk menjamin keamanan akun.

2. Tidak sembarang mengklik pesan di WhatsApp yang mencurigakan.

3. Selalu pakai aplikasi resmi WhatsApp.

Layanan Transaksi Mobile WhatsApp Segera Hadir di Indonesia

WhatsApp
WhatsApp. Dok: gadgetsnow.com

Sebelumnya, WhatsApp sempat dikabarkan berencana menghadirkan layanan transaksi mobile miliknya ke Indonesia.

Untuk melancarkan rencana tersebut, WhatsApp sedang melakukan diskusi dengan sejumlah perusahaan pembayaran di Tanah Air.

Pertumbuhan sektor e-Commerce yang pesat di Indonesia adalah salah satu alasan di balik rencana ini. Bila terealisasi, Indonesia bakal menjadi negara kedua di dunia yang memiliki WhatsApp Pay. 

Adapun India menjadi negara pertama yang bakal mengadopsi layanan tersebut, bilamana persetujuan regulasi penyimpanan data lokal sudah disetujui.

Berbeda dari India yang direncanakan bakal menawarkan layanan pembayaran peer-to-peer, WhatsApp hanya akan bertindak sebagai platform pendukung pembayaran melalui dompet digital lokal, sebagaimana informasi sumber anonim kepada Reuters, Selasa (20/8/2019).

"Indonesia bakal menjadi model bagi Whatsapp untuk mengadopsi konsep serupa di pasar negara berkembang lainnya," kata sumber tersebut. 

"Selain itu, ini bakal menjadi cara agar menyiasati peraturan lokal terkait pemain asing yang membuat dompet digital mereka sendiri." 

Indonesia Pengguna WhatsApp Terbesar di Dunia

WhatsApp
WhatsApp (AP Photo/Patrick Sison, File)

Lebih lanjut, dengan 260 juta penduduk dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia adalah salah satu dari lima pasar global terpenting bagi Whatsapp.

Saat ini, lebih dari 100 juta pengguna WhatsApp berasal dari Indonesia. Selain itu, industri e-Commerce Indonesia diprediksi bakal meningkat tiga kali lipat menjadi USD 100 miliar pada 2025.

Namun demikian, Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan peraturan pembayaran digital ketat di dunia.

(Dam/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya