Liputan6.com, Jakarta - Enam puluh satelit internet SpaceX, Starlink, meluncur pada Senin (11/11/2019) di Cape Canaveral, Florida.
Starlink merupakan proyek SpaceX dengan gagasan utama menghadirkan koneksi internet berkecepatan tinggi ke pengguna di mana pun. Koneksi internet ini bertumpu pada jaringan yang saling terhubung yang berbasis pada sekitar 30.000 satelit.
Misi ini merupakan misi kedua Starlink setelah misi pertama pada Mei lalu.
Advertisement
Baca Juga
"Kami selangkah lebih dekat untuk dapat menawarkan layanan internet Starlink kepada pelanggan di seluruh dunia, termasuk orang-orang di pedesaan dan tempat-tempat yang sulit dijangkau yang susah payah mengakses internet kecepatan tinggi," kata insinyur SpaceX Lauren Lyons dikutip dari CNBC, Selasa (12/11/2019).
Misi ini juga mewakili misi keempat perusahaan untuk roket pelontar SpaceX Falcon 9 yang telah berhasil meluncurkan dan mendaratkan kembali setelah tiga kali peluncuran sebelumnya.
Ini menjadi pencapaian perusahaan yang meluncurkan dan mendaratkan pendorong roket yang sama sebanyak empat kali.
Elon Musk: Perlu 1.000 Pesawat Antariksa untuk Bangun Kota di Mars
CEO SpaceX, Elon Musk, dikenal memiliki ambisi kuat untuk membuat koloni di Planet Mars. Rencananya ini sudah beberapa kali diungkap dalam beberapa tahun terakhir.
Terbaru, Musk ternyata sudah memperhitungkan rencana apabila manusia benar-benar ingin membangun koloni di Mars. Hal itu diutarakannya saat menjawab kicauan warganet di Twitter.
Musk memperhitungkan dibutuhkan setidaknya 1.000 pesawat antariksa untuk mendukung rencana tersebut. Adapun biaya yang dibutuhkan untuk sekali penerbangan ke Mars adalah USD 2 juta.
Dikutip dari Tech Crunch, Senin (11/11/2019), pesawat tersebut nantinya digunakan untuk membawa logistik, infrasktrur, maupun kru. Dengan demikian, manusia baru dapat membangun sebuah kota yang berkelanjutan.
Musk memperkirakan untuk membangun sebuah kota yang berkelanjutan butuh waktu setidaknya 20 tahun. Sebab, penerbangan ke Mars hanya dapat dilakukan sekali dalam dua tahun, mengingat adanya penyelerasan posisi planet.
Oleh sebab itu, dia mengatakan diperlukan pesawat Starship yang dibangun SpaceX akan dioptimalkan untuk penerbangan dari Bumi ke Mars. Selain itu, pesawat tersebut harus dapat melakukan penerbangan bolak-balik.
Kendati demikian, Musk belum benar-benar menyusun rencana penerbangan tersebut. Sebagai langkah awal, SpaceX sendiri baru rencana menerbangkan manusia ke Mars pada 2024.
(Why/Isk)
Advertisement