Liputan6.com, Jakarta - Kini pengguna Facebook dapat mentransfer foto dan video ke Dropbox dan Koofr.
"Kami telah lama percaya bahwa jika Anda berbagi data dengan satu layanan, Anda seharusnya dapat memindahkannya dengan aman dan terjamin ke layanan lain," ujar Steve Satterfield, Director of Privacy and Public Policy dikutip dari keterangan perusahaan.
Memang, selama sepuluh tahun terakhir perusahaan telah mengupayakan supaya pengguna dapat mengunduh informasi mereka dari Facebook. Awal tahun ini, misalnya, perusahaan juga telah merilis fitur yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer foto dan video dengan Google Photos.
Advertisement
Baca Juga
"Dan berdasarkan masukan dari pengguna dan pakar, kami mulai memudahkan pengguna untuk mentransfer ke platform lain," tutur Steve.
Steve menyebut alat transfer foto dan video yang mereka kembangkan didasarkan pada kode yang dikembangkan melalui proyek open source bertajuk Data Transfer Project. Pengguna dapat mengakses alat ini di Pengaturan/Settings.
Selain itu, kata Steve, Facebook merancang alat ini untuk mengoptimalkan privasi, keamanan, dan utilitas.
"Kami akan meminta Anda untuk memasukkan kembali kata sandi Anda sebelum transfer dimulai dan mengenkripsi data Anda saat berpindah antarlayanan, sehingga Anda dapat yakin bahwa data Anda akan ditransfer dengan aman," tutur Steve.
Facebook Batasi Forward Pesan di Messenger untuk Tekan Peredaran Hoaks
Setelah WhatsApp, kini Facebook juga membatasi jumlah pesan yang bisa diteruskan (forward) di Messenger. Langkah ini dinilai merupakan cara efektif untuk menekan peredaran misinformasi, hoaks, dan konten lainnya yang dinilai berbahaya.
Dikutip dari keterangan resmi perusahaan, pengguna Facebook Messenger kini hanya bisa meneruskan pesan kepada lima orang atau grup dalam satu waktu.
"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk memberikan pengalaman pesan yang lebih aman dari pribadi, kami memperkenalkan batasan forward di Messenger," ungkap Director of Product Management Messenger Privacy and Safety Facebook, Jay Sullivan.
Batasan forward dinilai sangat penting terutama karena sedang terjadi pandemi Covid-19, ditambah akan ada pemilihan besar di Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, dan negara-negara lain.
"Kami telah mengambil berbagai langkah untuk memberikan informasi yang akurat dan transparan kepada orang-orang," sambung Sullivan.
Advertisement
Mencegah Hoaks
Sullivan mengungkapkan, batasan penerusan pesan di Messenger ini untuk membantu menghentikan upaya orang-orang yang ingin menyebabkan kekacauan, menyebarkan ketidakpastiaan atau secara tidak sengaja merusak informasi yang akurat.
"Kami ingin Messenger menjadi platform yang aman dan terpercaya untuk menghubungkan teman-teman dan keluarga," tuturnya.
Facebook pada awal tahun ini merilis sejumlah fitur baru seperti notifikasi keamanan, autentikasi dua faktor, dan laporan pesan yang tidak diinginkan.
Kehadiran fitur batasan pesan ini akan memberikan lapisan keamanan tambahan, karena bisa membatasi penyebaran informasi yang salah atau berbahaya.
"Kami yakin fitur ini akan membantu membuat orang-orang lebih aman saat di internet," jelas Sullivan.
(Din/Why)