Liputan6.com, Jakarta - Berubah nama sepertinya tidak mempengaruhi citra Facebook sebagai perusahaan. Ya, pada akhir Oktober 2021, Facebook Inc berganti nama menjadi Meta.
Pergantian nama jadi Meta tak membuat citra perusahaan yang kini fokus pada metaverse jadi lebih baik. Berdasarkan sebuah survei, Meta bahkan mendapat gelar sebagai perusahaan perusahaan paling buruk di dunia per 2021.
Baca Juga
Mengutip 9to5Mac, Senin (20/12/2021), gelar ini berasal dari survei tahunan Yahoo!Finance yang memilih "Company of The Year" berdasarkan performa pasar dan capaian lainnya.
Advertisement
Yahoo! Finance juga memilih "Worst Company of The Year", di mana mereka melakukan polling pada audiens mengenai perusahaan mana yang paling membuat mereka kesal.
Meskipun ada berbagai metrik berbeda, banyak alasan mengapa Meta mendapatkan gelar sebagai perusahaan terburuk tahun ini. Yahoo! Finance mengatakan, selain Meta, perusahaan lain yang juga ada di daftar ini adalah Robinhood hingga Nikola.
Dari 1.541 responden, Facebook mendapat suara (sebagai perusahaan terburuk di dunia) sebesar 8 persen.
"Yang menarik dari perusahaan yang dulunya bernama Facebook ini adalah banyak dan beragamnya alasan orang-orang tidak menyukainya. Facebook menerima 50 persen suara lebih banyak dibandingkan raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba (di posisi kedua). (Facebook menerima suara) Bukan untuk satu pelanggaran tunggal, tetapi karena adanya serangkaian keluhan dari sekelompok orang yang mungkin tidak memiliki banyak hal lain untuk disepakati," kata pihak Yahoo! Finance mengenai surveinya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Percaya Pada Facebook Terkait Keamanan Anak
Salah satu alasan banyak orang memberi suara kepada Meta sebagai perusahaan terburuk, terkait ketidakpercayaan orang tentang efek Facebook terhadap anak-anak dan remaja.
Alasan ini memang jadi perhatian banyak orang setelah kontroversi Instagram yang dibuka oleh mantan karyawan Facebook, Frances Haugen.
Meski begitu, sebagian responden (sekitar 30 persen) mengatakan Facebook dapat menebus kesalahannya dengan permintaan maaf dan pengakuan.
Advertisement
Masih Ada yang Percaya Pada Facebook
"Seorang responden mengatakan, Facebook dapat menebus diri dengan mengakui dan meminta maaf, serta menyumbangkan sebagian dari keuntungan besarnya untuk membantu sebuah yayasan.
Beberapa orang melihat perubahan citra Meta sebagai upaya sinis untuk mengubah percakapan, mengikuti saran Don Draper dalam skandal. Sejumlah orang lainnya senang dengan potensi arah baru yakni sesuatu yang berbeda dari model media sosial lainnya.
Sejumlah besar tanggapan terfokus pada eksekutif, pendiri dan CEO Mark Zuckerberg," tulis Yahoo! Finance dalam hasil surveinya.
(Tin/Ysl)
Infografis Tentang Facebook
Advertisement