BAKTI Bangun Satelit HBS Senilai Rp 5,2 Triliun untuk Backup Satria 1

BAKTI berencana membangun satelit Hot Backup Satellite (HBS) yang akan menjadi backup bagi Satria 1. Pembangunan dilakukan di kuartal 1 2023 oleh Boeing. Nilai pembangunan satelit ini adalah Rp 5,2 triliun.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 11 Mar 2022, 17:09 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 17:09 WIB
Direktur Utama BAKTI Anang Latif
Direktur Utama BAKTI Anang Latif dalam konferensi pers Kemkominfo, Jumat (11/3/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo merealisasikan pembangunan satelit senilai Rp 5,2 triliun untuk mem-backup satelit Satria 1.

Diungkapkan oleh Direktur Utama BAKTI Anang Latif, satelit tersebut dinamakan Hot Backup Satellite (HBS) dan fungsinya sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat Satria 1 mengalami anomali ketika meluncur.

"Kemkominfo akan menjalankan satelit Satria 1 untuk menyediakan akses internet di 150 ribu titik layanan publik. Penyediaan Satria 1 perlu didukung satelit backup HBS, jika terjadi anomali selama masa peluncuran maupun gangguan selama masa operasional 15 tahun mendatang," kata Anang dalam konferensi pers di Kemkominfo yang disaksikan secara daring, Jumat (11/3/2022).

Anang menjelaskan, selain digunakan untuk menopang Satria 1, satelit HBS juga menjadi tambahan kapasitas internet sebesar 80Gbps. Biaya pembangunan satelit ini adalah Rp 5,2 triliun.

Anang pun menjelaskan, proses pengadaan satelit ini sudah dilakukan 19 Oktober 2021 hingga 24 Februari 2022. Hasil lelang tender proyek satelit HBS dimenangkan oleh Kemitraan Nusantara Jaya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pakai Pabrikan Boeing dan Diluncurkan dengan Roket SpaceX

Preskon Kominfo
Direktur Utama BAKTI Anang Latif (kiri) bersama Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi (tengah) mengumumkan progress pembangunan satelit backup Satria 1, HBS. (Screenshot: YouTube Kemkominfo TV).

Anang mengatakan, HBS akan menggunakan teknologi pabrikan Boeing dan bakal meluncur dengan roket launcher Falcon9 milik SpaceX.

Konstruksi satelit HBS akan dimulai pada kuartal 1 2022 dan dijadwalkan meluncur pada kuartal 1 2023. Sementara, operasional satelit backup ini diharapkan mulai pada kuartal 4 2023.

"Satelit ini akan ditempatkan di slot orbit 113 derajat Bujur Timur dan memiliki tujuh stasiun di Bumi yang letaknya di berbagai kota di Indonesia," kata Anang.

Sokong Pendidikan, Kesehatan, dan Administrasi

Mengenal Satria, Satelit Internet Milik Indonesia
Mengenal Satria, Satelit Internet Milik Indonesia

Adapun kota-kota tempat stasiun Bumi yang dimaksud akan ada di Banda Aceh, Bengkulu, Cikarang Jawa Barat, Gresik Jawa Timur, Banjarmasin Kalimantan Selatan, dan Kupang Nusa Tenggara Timur.

Anang lebih lanjut memberi penjelasan, potensi penerima manfaat satelit ini mencakup 93.000 titik sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, Madrasah, dan Pesantren. Selain itu sektor kesehatan di 3700 titik Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas lainnya.

Titik keamanan dan pelayanan publik di 3.900 pos TNI dan Polri. Terakhir, layanan internet cepat dari satelit HBS diharapkan bisa menyokong e-government di 47.900 kantor desa dan kelurahan. Dengan begitu, desa dan kelurahan bisa terhubung dengan pusat dengan baik dan cepat.

(Tin/Isk)

Infografis Tentang Satelit Indonesia

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya