Liputan6.com, Jakarta - Google belum lama ini melarang algoritma deepfake dari Google Colaboratory, sebuah layanan komputasi gratis dengan akses ke GPU.
Perlu diketahui, deepfake mengacu pada berbagai jenis media buatan komputer yang melibatkan orang-orang dan dibuat dengan neural network.
Baca Juga
Deepfake bisa berbentuk video, foto, hingga rekaman suara. Dalam pembuatannya, alih-alih memakai teknik pengeditan gambar tradisional, penggunaan deep learning menggeser kebutuhan akan keterampilan dan membuat gambar palsu yang meyakinkan.
Advertisement
Ilmuwan Data Utama di Kaspersky Vladislav Tuskanov mengatakan, deepfake merupakan contoh utama dari teknologi yang berkembang lebih cepat dari pemahaman manusia dan cara mengelola komplikasinya.
"Deepfake dianggap memiliki dua sudut pandang. Di satu sisi, sebagai instrumen tambahan bagi seniman, dan kedua, memberi celah untuk disinformasi yang dapat menjadi tantangan bagi masyarakat, mengenai apa yang kita percayai," kata Tuskanov.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini bukan satu-satunya perusahaan internet yang mengatur tentang deepfake. Sebelumnya beberapa negara bagian AS memiliki regulasi yang mengaturnya.
Selain itu, rancangan undang-undang Tiongkok memerlukan identifikasi media yang dihasilkan dari komputer. Sementara, peraturan AI Uni Eropa yang prospektif mungkin menyertakan klausul tentang teknologi khusus ini.
Mulanya, deepfake merujuk pada istilah software tertentu yang mendapatkan popularitas di Reddit. Software ini menanamkan wajah seseorang ke video yang menampilkan orang lain. Hampir seluruhnya dipakai untuk membuat pornografi non-konsensual dengan selebritas.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
96 Persen Deepfake adalah Pornografi
Menurut perkirakan, 96 persen dari semua deepfake adalah pornografi. Hal ini menyoroti kekhawatiran seputar deepfake yang digunakan untuk pelecehan, pemerasan, dan mempermalukan publik.
Teknologi ini juga membantu pelaku kejahatan siber. Dalam dua kasus, di Inggris dan Hong Kong, deepfake suara dipakai untuk mengelabui perusahaan agar mentransfer dana ke penipu online, dengan menyamar sebagai penjahat dari masing-masing perusahaan.
Penelitian terbaru memperlihatkan, algoritma deteksi liveness komersial yang dipakai oleh lembaga keuangan dalam prosedur KYC (know your customers) dapat ditipu oleh deepfake yang dibuat dari foto ID. Hal ini pun menciptakan vektor serangan baru, sehingga membuat kebocoran identitas menjadi masalah serius.
Masalah lainnya, deepfake bisa merusak kepercayaan terhadap konten audio dan video, karena bisa dipakai untuk tujuan berbahaya.
Kasus yang baru, wawancara palsu dengan Elon Musk dipakai untuk mempromosikan penipuan cryptocurrency. Berbagai pakar dan institusi seperti Europol pun memperingatkan, meningkatnya ketersediaan deepfake bisa menyebabkan disinformasi internet.
Advertisement
Cara Kenali Deepfake
Berikut adalah cara pengguna bisa mengenali deepfake, seperti dikutip dari keterangan Kaspersky, Kamis (9/6/2022).
- Deepfake yang meyakinkan, seperti yang menampilkan Tom Cruise masih membutuhkan banyak keahlian dan upaya, bahkan bagi peniru profesional sekalipun.
Deepfake yang dipakai untuk scam masih cenderung berkualitas rendah. Pengguna bisa memperhatikan gerakan bibir yang tidak wajar, rambut yang dibuat dengan buruk, bentuk wajah tidak selaras, sedikit atau tidak ada kedipan, warna kulit yang tidak cocok, dan lain-lain.
Kesalahan dalam rendering pakaian atau tangan yang melewati wadah juga bisa memperlihatkan betapa amatirnya sebuah deepfake.
Crosscheck Berbagai Hal
- Jika kamu melihat orang terkenal/ publik membuat klaim palsu atau penawaran yang terlalu baik, meski videonya meyakinkan, pastikan untuk meng-cross check informasi melalui sumber terpercaya.
Perhatikan bahwa penipu dapat sengaja membuat kode video untuk menyembunyikan kekurangan deepfake.
Jadi, strategi terbaik bukanlah menatap video untuk mencari petunjuk, tetapi memakai akal sehat dan keterampilan memeriksa fakta.
- Terapkan solusi keamanan terpercaya. Pasalnya, deepfake berkualitas tinggi meyakinkan pengguna untuk mengunduh file atau program berbahaya, atau mengunjungi situs web phishing mencurigakan.
- Jika pengguna jadi korban deepfake pornografi, pengguna bisa menghubungi kedua situs web untuk meminta video tersebut dihapus.
Pengguna juga bisa datang ke lembaga penegak hukum, karena dalam beberapa peraturan perundang-undangan, membuat deepfake adalah tindak pidana.
(Tin/Ysl)
Advertisement