Liputan6.com, Jakarta - Induk Facebook dan Instagram, Meta, disebut-sebut akan mengumumkan nasib akun media sosial milik mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam waktu dekat.
Financial Times menyebut, sebuah sumber mengatakan, mereka akan memutuskan akhir bulan ini apakah akan mencabut larangan terhadap Trump dari platformnya atau tidak.
Baca Juga
Seperti diketahui, akun Donald Trump ditangguhkan di awal 2021 usai terjadi aksi dilakukan pendukungnya, yaitu penyerbuan US Capitol. Trump dinilai telah melakukan penghasutan kekerasan.
Advertisement
Di Juni 2021, larangan terhadap Donald Trump dikonfirmasi oleh tim yang dipimmpin Vice President for Global affairs and Communications kala itu, Nick Clegg.
"Tindakan Trump merupakan pelanggaran berat terhadap aturan kami yang pantas mendapatkan hukuman tertinggi," kata mantan wakil Perdana Menteri Inggris itu, dikutip dari Business Insider, Selasa (3/1/2023).
Dalam laporan terbaru dari FT, sumber dari publikasi itu juga menyebut, Clegg kemungkinan akan memutuskan apakah larangan Trump harus dicabut atau tidak.
Perusahaan induk Facebook pada Oktober 2021 mengganti namanya menjadi Meta, untuk berfokus kepada metaverse.
Clegg sendiri kemudian mendapatkan peran lebih luas, saat ia dipromosikan menjadi President of Global Affairs dari Meta bulan Februari tahun lalu.
FT juga melaporkan, mereka sebelumnya mau mengumumkan soal nasib akun Trump pada 7 Januari 2023. Namun tampaknya, keputusan itu ditunda sampai akhir Januari.
Pertimbangan soal izin kembalinya Donald Trump ke Facebook dan Instagram juga dikonfirmasi oleh juru bicara perusahaan kepada CNN.
CNN juga melaporkan, Meta bahkan sampai membentuk kelompok kerja internal khusus yang terdiri dari pimpinan berbagai bagian organisasi, untuk keputusan tersebut.
Akun Twitter Donald Trump Dipulihkan Elon Musk
Sebelumnya, Twitter juga melakukan pemulihan terhadap akun Donald Trump, setelah media sosial itu diambil alih oleh Elon Musk.
Selaku CEO di Twitter, Elon Musk pada 19 November 2022 yang lalu, membuka voting soal pemulihan akun Twitter milik Presiden Amerika Serikat ke-45 tersebut di akun pribadinya.
Per 20 November 2022 pukul 11.30 WIB, voting itu menghasilkan lebih dari 15 juta suara. Musk pun menuliskan kutipan bahasa latin Vox Populi, Vox Dei, yang berarti "Suara Rakyat, Suara Tuhan."
Selain itu, pendiri PayPal tersebut juga mengatakan bahwa voting yang dia gelar telah menjangkau sekitar 134 jtua pengguna Twitter.
Berdasarkan voting itu, 51,8 persen responden menyatakan persetujuannya atas pemulihan akun Twitter Donald Trump. 48,2 persen sisanya menyatakan tidak setuju.
Â
Advertisement
Bikin Media Sosial Sendiri
"Orang-orang telah berbicara. (Akun Twitter) Donald Trump akan dipulihkan. Suara Rakyat, Suara Tuhan," kata Elon Musk dalam sebuah cuitan lanjutan.
Trump juga diblokir permanen dari Twitter pada bulan Januari 2021. Cuitan terakhir darinya tercatat pada 8 Januari 2021. Kala itu, dia menyebut dia tidak akan menghadiri acara inagurasi 20 Januari 2021.
Trump juga diketahui sampai harus membuat media sosial sendiri gara-gara dilarang di berbagai platform media sosial arus utama. Ia bersama timnya pun meluncurkan Truth Social.
Namun, perilisan Truth Social bukan tanpa halangan. Aplikasi dari platform itu sempat kesulitan menembus Google Play Store, meski sudah tersedia di App Store sejak 21 Februari 2022.Â
Google saat itu menyebut, Truth Social ditolak karena tidak memiliki moderasi konten yang memadai.
Alasan Google Tangguhkan Truth Social
Google dalam pernyataannya mengatakan, pada tanggal 19 Agustus 2022, mereka memberitahu Truth Social tentang beberapa pelanggaran kebijakan standar dalam pengajuan aplikasi mereka.
Google juga menegaskan kembali bahwa memiliki sistem yang efektif untuk memoderasi konten buatan pengguna, adalah syarat dari persyaratan layanan Google untuk aplikasi apa pun di Play Store.
Aplikasi Truth Social baru dirilis di Play Store pada Februari 2022. Namun pengguna Android untuk sementara waktu harus menggunakan versi web dari layanan atau melakukan sideload aplikasi.
(Dio/Ysl)
Advertisement