Liputan6.com, Jakarta - Vendor smartphone asal Korea Selatan, Samsung, digadang-gadang akan segera merilis flagship smartphone terbarunya, Galaxy S23 series. Perangkat ini bakal menjadi penerus seri Galaxy S22 yang dirilis tahun lalu.
Meski jadi salah satu ponsel flagship populer, laporan pelacak pasar ponsel mengungkap, penjualan seri Galaxy S22 milik Samsung kemungkinan tidak akan mencapai 30 juta unit.
Baca Juga
Melihat hal tersebut, ada sejumlah laporan yang menyebut Samsung tidak akan menaikkan harga Galaxy S23 series. Padahal dalam kondisi normal, besar kemungkinan Samsung akan menaikkan harga Galaxy S23 series dari pendahulunya untuk memaksimalkan keuntungan.
Advertisement
Kini, mengutip Gizchina, Jumat (6/1/2022), perusahaan disebut-sebut memiliki kekhawatiran bahwa kenaikan harga justru akan membuat Galaxy S23 series jadi kurang kompetitif dari segi harga.
Kenaikan harga dianggap justru akan menihilkan keuntungan, jika hanya segelintir orang yang membeli perangkat.
Sekadar informasi, saat kehadirannya, Galaxy S22 dibanderol mulai dari Rp 11,9 juta untuk Galaxy S22 hingga Rp 20,9 juta untuk Galaxy S22 Ultra. Jika tahun ini Samsung tak menaikkan harga, kemungkinan Samsung Galaxy S23 series bakal dibanderol dengan rentang harga seperti di atas.
Menurut sebuah laporan dari Korea Selatan, pendapatan divisi MX Samsung meningkat dari USD 22,3 miliar pada kuartal kedua 2022 menjadi USD 25,3 miliar pada kuartal ketiga 2022. Terdapat peningkatan pendapatan sebesar 13,3 persen.
Kendati demikian, laba operasi perusahaan turun dari USD 2,6 miliar pada kuartal kedua tahun 2022 menjadi USD 2,5 miliar pada kuartal ketiga tahun 2022. Itu artinya, ada penurunan sebesar 3,6 persen dalam hal laba operasional.
Sesuaikan Strategi Penjualan Smartphone
Merujuk laporan-laporan sebelumnya, Samsung Electronics pun akan menyesuaikan strategi penjualan smartphone-nya tahun ini dengan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Itu artinya, Samsung akan fokus meningkatkan performansi chip untuk bersaing dengan iPhone milik Apple.
Model orientasi laba Samsung dalam beberapa tahun terakhir dianggap masih gagal mencapai hasil yang maksimal di pasaran, dibandingkan iPhone. Oleh karenanya, disebutkan Samsung kini tidak lagi fokus pada pengurangan biaya.
Advertisement
Fokus Bersaing dengan iPhone di Segmen Flagship
Perusahaan digadang-gadang akan fokus meningkatkan fungsi yang diinginkan pengguna dengan memastikan chipnya bekerja dengan lebih baik.
Beberapa analis pun menduga, manajemen Samsung ingin mempersempit jarak dengan Apple di pasar ponsel kelas atas dan mendapatkan lagi kepercayaan konsumen. Pada strategi sebelumnya, menurut analis, Samsung hanya memastikan keuntungan dengan mengurangi biaya.
Itu sebabnya Samsung punya seri Galaxy A untuk pasar menengah dan bawah. Kendati demikian, strategi ini tampaknya kurang sukses, apalagi dengan banyaknya model smartphone Tiongkok yang menawarkan perangkat murah dengan performa lumayan.
(Tin/Ysl)